bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 26
Sedangkan di perjalanan menuju Sanda wanita,tempat prostitusi itu,selama di perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan.
Axel yang tidak suka bicara ditambah dengan Ananda yang tidak terlalu suka ber basa-basi,hal itu yang semakin membuat suasana di mobil itu makin canggung.
Saat Ananda sedang melamun,tiba-tiba ponselnya berdering.
"Halo" jawab Ananda dengan suara yang sedikit pelan.
"Apakah kau ada waktu" tanya Jessy.
"Aku sedang diluar,ada pekerjaan yang harus ku kerjakan" kata Ananda menjawab.
"Apa kau sedang menangani kasus besar lagi" tanya Jessy
"Entahlah,tapi ini sedikit berbeda,mungkin lain waktu aku ceritakan" kata Ananda lemah.
"Kuharap kau tidak terlalu memaksakan dirimu" kata Jessy memberi saran.
"Terima kasih atas kepedulian mu" kata Ananda merasa senang.
"Santai saja,siapa lagi yang kita harapkan untuk bisa peduli pada kita,kalau buka kita yang saling mendukung" kata Jessy pada Ananda.
Memang Ananda dan Jessy sudah sahabatan selama empat tahun,hubungan mereka selalu saja baik,bahkan banyak yang iri melihat persahabatan mereka.
Ananda jadi mengingat bagaimana dulu mereka di pertemukan di kantor kejaksaan tempat mereka bekerja saat ini.
Dulu saat Ananda baru bekerja di kantor kejaksaan,dia tidak pernah di hargai oleh orang-orang,banyak yang memandang dirinya rendah,setiap hari Ananda merasa bahwa tempat kerja adalah neraka.
Setiap ada kasus,Ananda menangani sendiri,tidak ada yang mau membantunya atau mengajari dirinya,tapi Ananda berkomitmen besar,bahwa di bisa dan dia mampu melakukan semua nya walaupun dia sendirian.
Tak terasa satu tahun Ananda bekerja di kantor kejaksaan itu,kemampuan Ananda dalam menangani kasus sudah sangat ahli,bahkan kalau ada kasus-kasus yang sulit di tangani,pasti kasus itu akan berakhir di tangan Ananda.
Ananda sangat ingat sekali,saat-saat kedatangan Jessy ke kantor itu,sama hal nya dengan dirinya,tidak ada yang memandang Jessy,dia tidak di anggap dan di kucilkan.
Sebagai seorang yang sudah pernah mengalami hal yang sama,Ananda langsung mengajak Jessy sebagai temannya,mereka berdua selalu berusaha menuntaskan kasus-kasus yang diberikan pada mereka.
"Tidak perlu bersedih hati karena tidak di pandang,aku juga mengalami apa yang kau alami,aku diremehkan,tapi saat ada kasus yang sulit,mereka menyerahkan kasus itu padaku,setelah aku memenangkan sidang,mereka tidak mengatakan sepatah kata pun padaku,tapi aku sadari,saat aku berkomitmen bisa bekerja di kantor kejaksaan pusat,berarti aku harus siap dengan konsekuensi yang aku hadapi,apapun itu" kata Ananda mengingat percakapan mereka di empat tahun lalu.
Saat Ananda mengingat itu semua,dia meneteskan air matanya,mengingat bagaimana dia setiap hari nya hanya tidur tiga jam saja selama sehari,karena dia selalu belajar dan belajar,karena Ananda selalu berusaha sendiri,agar dia tidak perlu bantuan orang lain.
Dan sekarang,berkat kegigihan Ananda di masa lalu,kini Ananda sudah sangat handal dalam kasus,bahkan kasus besar pun Ananda sudah sangat handal.
Tapi nasib baik tidak berpihak padannya,padahal Ananda sudah sering memenangkan persidangan,tapi pangkatnya masih saja rendah,bahkan dia sudah memenuhi syarat untuk naik pangkat,tapi tetap saja pangkatnya tidak pernah naik,hal itulah yang membuat Ananda lama kelamaan jadi malas untuk ujian naik pangkat,karena pada kenyataannya hasilnya pasti akan sama,jadi Ananda tidak peduli lagi dengan pangkatnya,yang dia pedulikan adalah,bagaimana caranya dia bisa menuntaskan setiap kasus yang ada,hal itulah yang membuat Ananda selalu berkomitmen,bahwa setiap kasus yang dia tangani harus tuntas sampai ke akar-akarnya.
"Jangan membuatku bersedih,tapi tumben kamu menelpon ku" tanya Ananda,setelah pikirannya dikondisikan kembali.
"Entahlah,membahas kasus tentang aset negara ini sangatlah menguras pikiran" kata Jessy curhat.
"Mau bagaimana lagi,sudah resiko kan" kata Ananda menjawab dengan candaan.
"Tapi aku ingin bertemu,apakah kau ada waktu besok" tanya Jessy pada Ananda.
"Apakah ada masalah yang serius" tanya ananda berta nya.
"Mungkin ini sangat penting bagimu" kata Jessy ,hal itu membuat Ananda sedikit tertarik.
"Tentang apa" tanya Ananda penasaran.
"Besok saja kita bicara,sudah dulu aku masih ada kerjaan" kata Jessy dan langsung mematikan ponselnya.
"Membuat penasaran saja" kata Ananda pada dirinya sendiri.
"Siapa" setelah terdiam lama,akhirnya Axel bicara juga.
"Hanya teman" jawab Ananda singkat.
Axel hanya mengiyakan saja,tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ayo turun" kata Axel setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu.
Saat Ananda turun dari mobil,Ananda langsung memperhatikan kawasan tersebut,tempat itu di kelilingi oleh hutan gelap,bahkan tempat itu di tembok tinggi.
Axel langsung berjalan ke arah pintu masuk,Samuel sudah lebih dahulu meminta izin pada penjaga gerbang.
Tidak sembarang orang boleh masuk ke tempat itu,bahkan untuk seorang Axel saja,yang sudah dikenal di dunia bawah tanah,masih harus di periksa dengan ketat.
Ada beberapa gerbang yang harus di lalui agar bisa masuk ke dalam tempat itu.
Di setiap perjalanan yang mereka lalui,Ananda tidak pernah berhenti mengamati keadaan,dia selalu waspada dengan situasi dan kondisi.
Entah sudah berapa gerbang yang mereka lalui,akhirnya mereka pun sampai di pertengahan tempat itu,di dalamnya banyak sekali bangunan,dan tempat itu sangat banyak penjaga nya,bahkan orang-orang yang di bawa kesana pun tidak sembarangan berkeliaran,mereka di kurung di setiap ruangan.
Saat Ananda sedang fokus mengamati tempat itu,tiba-tiba suara berat seorang pria terdengar dan hal itu langsung mengalihkan fokus Ananda.
"Akhirnya kau sudah sampai" kata pria itu dengan wajah yang datar.
Axel tidak menjawab pria tersebut,tapi dia hanya menundukkan sedikit kepalanya.
"Ayo kita bicara disana" kata pria itu sambil mengarahkan Axel ke sebuah tempat.
Setelah mereka sampai di tempat yang di tuju,mereka pun duduk di kursi yang sudah di persiapkan.
"Aku agak sedikit salah fokus dengan wanita itu,siapa dia" tanya pria itu pada Axel.
"Dia wanitaku" jawab Axel santai.
Saat Axel mengatakan hal itu,Ananda langsung melebarkan matanya,Ananda ingin menendang mulut Axel,tapi Ananda langsung ingat bahwa mereka datang kesini,karena dia ingin menyelidiki tempat ini.
"Kurasa ini adalah kali pertama bagiku,melihat mu pergi ke suatu tempat dengan wanita di sekitarmu" kata pria itu pada Axel.
"Itu tidak penting,aku pun datang ke sini bukan untuk membahas tentang aku membawa wanita atau tidak,tapi aku ingin melihat tempat ini" kata Axel langsung pada intinya,karena memang Axel tidak suka membahas hal-hal yang tidak penting.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys jangan pernah bosa-bosan baca karya aku yah.
Jangan lupa like,komen dan subscribe yah guys😊
Happy reading All 💜