NovelToon NovelToon
Radiant Dawn

Radiant Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: chubby Lion

Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.

Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.

"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi 5

Kemampuan Kael melambangkan kehancuran, setiap pukulan yang dilakukan oleh Kael menyebabkan ledakan dasyat layaknya sebuah bomb terpasang tepat ditangannya.

Pukulan Kael menghancurkan apapun menjadi serpihan debu, namun bukan hanya kekuatan yang besar, kondisi tangan Kael juga semakin memburuk.

Tidak hanya melukai musuh, dampak dari ledakan itu juga melukai diri Kael sendiri.

Kondisinya juga terluka cukup parah, kemampuannya ini seperti senjata makan tuan, kekuatannya dasyat namun timbal balik terhadap penggunanya juga dasyat

Dengan kekuatan barunya, ia tidak lagi bisa membedakan teman dan lawan.

Lira dan Kai akhirnya sampai, "Deren? Elen? apa yang terjadi"tanya Lira.

"Itu...mereka"Deren menujuk keatas, Kael sedang bertarung dengan mutasi tingkat 4.

"Apa-apaan itu"

"Mutasinya berada disini? Kael dalam bahaya"

"Kita harus mengambil tindakan"ujar Lira segera mengambil ancang-ancang untuk melompat.

"Kael! Kendalikan dirimu!" teriak Kai dari kejauhan, Kael terus mengamuk, tubuhnya memancarkan aura gelap kemerahan yang semakin intens.

Saat Lira ingin melakukan lompatan dengan bear formnya, energinya tiba-tiba mencapai batas karena telah digunakan selama berjam-jam, bear formnya ter nonaktif begitu saja.

"Sial, kenapa harus sekarang"ucap Lira, Kai pun hanya bisa menggertakkan giginya karena ia juga menahan rasa sakit yang kini terakumulasi sebagai dampak penggunaan Pain Resistance.

Sulit untuk Kai menggerakkan anggota tubuhnya.

Sementara itu, Kael dengan kekuatan barunya terus melancarkan serangan dan menghindar, walau perlahan darah mulai memenuhi seluruh lengan Kael.

Bukan hanya darah mutasi itu namun darahnya sendiri, gerakan Kael sangat presisi dalam menghindar dan menyerang, layaknya seorang ahli perang yang sedang bertarung.

Namun akibat dari kekuatan destruktif yang terus mengoyak tubuhnya, perlahan Kael akan segera mencapai ambang batasnya.

"Cih, apa-apaan tubuh ini, bukankah hanya pikiranmu yang hilang, kenapa tubuhmu menjadi lemah begini"ucap Makhluk merah tersebut.

"Jika ini terus berlanjut kamu akan kalah Kael"ucapnya.

Mutasi tingkat 4, serigala setengah kalajengking itu, akhirnya mengibaskan ekornya untuk menyerang.

Saat serangan ekor beracun monster itu hampir menusuk Kael, suara keras mengguncang udara.

Seseorang jatuh dari langit.

“Boom!”

"....., oh aku bersyukur tubuh ini tidak kupaksakan hingga hancur"

"Nampaknya Dewi keberuntungan ada di pihak mu Kael, kalau begitu sampai berjumpa dipertemuan kita berikutnya"ucap makhluk merah tersebut

"Tunggu, apakah aku akan baik-baik saja monsternya masih d..."

"Tenanglah, buka matamu lebar-lebar tidak bisakah kamu melihat, bala bantuan sudah tiba"bersamaan dengan selesainya dialog tersebut, kesadaran Kael langsung menghilang, Kael terjatuh pingsan.

Pukulan berat dari atas menghantam kepala monster itu, membuatnya terhuyung ke belakang. Lira tertegun melihat sosok yang muncul dengan tangan besinya yang kokoh. “Itu... Komandan Revar?!” gumam Lira segera berlari memasuki gedung untuk membawa Kael keluar.

Komandan Revar berdiri dengan tenang, aura nya begitu kuat meski terlihat sudah cukup berumur. Dengan sekali gerakan, ia mendekat kearah Kael dan memeriksa dirinya.

"Kemampuan dan fenomena yang menarik, ledakan dan Synchrosoul ya"

"Harus diteliti lebih jauh"

Lira tiba diatap dan segera mendekat “Lira, jangan buang waktu! Bawa anak ini pergi sekarang! Tim bantuan sedang dalam perjalanan. Mutasi tingkat 4 ini serahkan pada ku!” tegas Revar dengan suara yang tidak bisa dibantah.

Lira tidak berdebat. Dengan segera, ia mengangkat tubuh Kael dan bergerak mundur, meninggalkan medan pertempuran.

Sementara itu, Revar melangkah maju, menghadapi monster tingkat 4 dengan ekspresi percaya diri. Serigala mutasi itu menggeram, menggertakkan taringnya.

"Seekor serigala yang belum matang menggerakkan giginya? berani sekali"

"Hanya mutasi tingkat 4 cacat yang belum sempurna"ucap komandan Revar.

Ekor kalajengkingnya segera meluncur cepat, mencoba menyerang Revar, tetapi tangan besi sang komandan menangkisnya dengan mudah.

"Nampaknya serigala ini tidak dapat mengukur kekuatan lawannya,” gumam Revar dengan nada bosan.

Dengan satu gerakan cepat, tangan besinya menghantam kepala dari mutasi tersebut, ia menahan kepala mutasi itu dan mencengkram nya, kekuatannya cengkramannya sangat kuat hingga membuat serigala itu tak berkutik. “Kau tidak lebih dari mainan kecil bagiku.”

Serigala itu berusaha melepaskan diri dan mengayunkan ekor nya untuk menusuk komandan Revar, namun Revar segera membanting kepala serigala tersebut ke lantai.

"Bangunan ini akan segera rubuh."

Ekor kalajengking itu segera menusuk kearah atas, menuju komandan Revar, namun berhasil ditahan dan ditangkap oleh komandan Revar.

"Sebelum bangunan ini rubug kita harus pindah kebawah"ucapnya melempar serigala tersebut kebawah dengan memegang ekornya.

Pertarungan mereka terus berlanjut, sementara Lira, Kael, Kai, Deren dan Elen telah menjaga jarak cukup jauh.

“Bagaimana keadaan Kael?” tanya Kai, matanya menatap pada Kael.

“Dia butuh perawatan cepat,” jawab Lira melihat kondisi tangannya, meletakkan Kael di atas tanah. “Elen, tolong pulihkan dia. Gunakan kemampuanmu.”

Elen tidak membuang waktu. Tangannya memancarkan cahaya biru lembut, menutupi tubuh Kael yang terluka. Perlahan, napas Kael menjadi lebih stabil, dan rona di wajahnya kembali.

"kh...!"Elen sedikit memuntahkan darah

"Kau tidak apa-apa?"tanya Lira

"Ini mungkin yang terakhir untuk hari ini, manaku sudah tidak mencukupi"ucap Elen

“Beristirahat lah dan Kai, aku butuh kau bersamaku,” kata Lira, mengalihkan perhatiannya.

"Eh bersamamu? Ma...maksudnya?" lanjut Kai salah mengerti apa yang Lira ucapkan

“Kita harus kembali ke lokasi pertempuran, komandan Revar mungkin masih menghadapi mutant tingkat empat itu. Jika dia terluka atau butuh bantuan, kita harus ada di sana.”

Kai menyipitkan matanya dan menghela nafas, "Kurasa kita tidak perlu khawatir, komandan Revar tidak selemah itu, dia kan setara mutasi tingkat 5, dia cukup kuat."

"ya tapi memastikan kondisinya tidak buruk juga"pikir Kai

"Baiklah ayo, kodisiku juga sedikit membaik"ucap Kai

"Aku hanya khawatir tulang pinggangnya encok, melihat usianya yang sudah cukup tua, apa salahnya antisipasi"ucap Lira

Tanpa membuang waktu, Lira dan Kai bergegas menuju lokasi secara perlahan.

Jejak pertempuran terlihat jelas, dengan bekas cakaran dan bangunan yang hancur berserakan, pemandangan yang mereka lihat membuat mereka tertegun.

Komandan Revar berdiri di tengah area pertempuran, dengan tubuh mutasi tingkat 4 tergeletak mati di bawah kakinya. Tangan besi besarnya mencengkram kepala mutant tersebut di tanah, sementara darah hitam mutant mengalir membentuk genangan gelap.

"Nampaknya walaupun dia telah tua, kemampuannya masih belum berkarat"ucap Kai.

“Komandan,” panggil Lira sembari mendekat. “Apakah Anda baik-baik saja?”

Revar menoleh, ekspresi wajahnya tenang meski ada sedikit keringat di pelipisnya. “Aku baik-baik saja. Mutant ini… tidak terlalu sulit. Sudah lama aku tidak bergerak sebanyak ini.” Ia berusaha tersenyum tipis, tapi Lira menangkap sekilas rasa lelah yang ia sembunyikan.

“Kalian urus sisanya,” lanjut Revar sambil meregangkan tubuhnya. “Ambil organ mutasi yang berharga dan bersihkan area ini. Aku akan kembali ke Radovile untuk membuat laporan. Kalian tahu apa yang harus dilakukan bukan?"

"Setelahnya sisanya tinggalkan saja, tim pengangkut yang akan mengurusnya."

Tanpa menunggu jawaban, Revar memutar tubuh dan mulai berjalan menjauh. Dari cara ia berjalan, Kai bisa melihat sedikit ketegangan di punggungnya. Kai tahu komandan itu sebenarnya ingin mengeluh soal rasa sakitnya, tetapi sebagai pemimpin, ia tetap menjaga wibawa di depan mereka.

"Lucu melihat komandan Revar, berpura pura kuat dengan usianya yang sudah tua itu"gumam Kai mengangkat alisnya

Lira hanya mengangguk, lalu berbalik pada Kai. “Kita selesaikan ini secepatnya, ayoo!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!