NovelToon NovelToon
Cintailah Aku

Cintailah Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Anma Wijaya

Silla gadis muda yang terpaksa harus menikah muda di harus kan menjalani berbagai macam cobaan hidup yang begitu berat demi mendapatkan cinta,,akankah Silla bisa bertahan atau menyerah dengan keadaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anma Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Sekitar lima belas menit kemudian kondisi Wulan sudah membaik,dia sudah sadar dan sudah bisa dimintai keterangan.

"Aku kenapa kak??".tanya Wulan begitu dia sadar.

"Nggak apa kamu tadi pingsan,ni minum dulu biar lebih enakan". Jawab Sita sambil menyerahkan segelas air putih.

Wulan menerima gelas itu dan meminumnya sampai habis tak tersisa.Dia seperti orang yang habis lari mengelilingi lapangan sepakbola sebayak lima putaran,dia benar-benar kehausan.

Melihat cara minum Wulan,Sita dan Lisa hanya tersenyum saja.

"Mau nambah minumnya??",tawar Sita.

Wulan hanya menganggukkan kepala saja.Sita mengambil gelas itu dan mengisi air lagi lalu diberikan nya kepada Wulan.Tanpa rasa malu Wulan menerima gelas itu dan meminumnya lagi.

"Terimakasih kak".

"Sama-sama".

"Gimana??apa yang kamu rasakan??". tanya Lisa setelah Wulan menghabiskan air dan memberikan gelasnya kepada Sita.

"Badan aku kak,,sakit semua seperti habis jatuh".

"Nggak apa apa nanti juga enakan lagi".

Wulan cuma menganggukkan kepala saja dia seperti kehilangan tenaga.Dia merasakan badannya sangat sakit seolah habis dihajar.

"Agus".panggil Sita.

"Ya,,Sit gimana??".Agus yang menunggu di luar tenda akhirnya masuk kedalam tenda.

"Ini Wulan nya sudah sadar dan kondisinya sudah membaik tolong kamu panggilkan bapak kepala sekolah ya".

"Ok".

Tanpa banyak tanya Agus berlari menuju ketempat bapak kepala sekolah dan bapak juru kunci berada.

"Maaf permisi pak,, saya di suruh Sita memberi kabar kalau Wulan sudah sadar dan kondisinya sudah membaik,,bapak diminta datang ke tenda pembina".Agus menyampaikan informasi tentang kondisi Wulan.

"Baik ,, terimakasih Atas".kata bapak kepala sekolah.

"Sama-sama pak".

"Mari pak kita menuju ke tenda pembina".bapak kepala sekolah mengajak dan mempersilahkan bapak juru kunci menuju tenda pembina.

Bapak juru kunci menganggukkan kapala lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh bapak kepala sekolah.

Sampai di depan tenda pembina bapak kepala sekolah dan bapak juru kunci sudah di tunggu oleh Lisa.

Melihat kedatangan bapak kepala sekolah dan bapak juru kunci Lisa menundukkan kepala dan mempersilakan masuk.

"Permisi pak silakan masuk".

"Terimakasih Lisa".

Bapak kepala sekolah dan bapak juru kunci masuk ke dalam tenda pembina.Melihat kedatangan beliau berdua Sita langsung berdiri dari duduknya dan mundur memberi ruang bagi beliau berdua.

Melihat kedatangan bapak kepala sekolah dan bapak juru kunci Wulan berniat mau duduk tapi badannya tidak kuat dan dia kesusahan.

"Tak apa tetaplah berbaring, pasti badan kamu masih lemas kan". bapak juru kunci mencegah Wulan bangun.

Wulan yang masih merasa heran dengan kedatangan beliau berdua hanya menganggukkan kepala saja.

"Bagaimana keadaanmu Wulan??". tanya bapak kepala sekolah.

"Alhamdulillah sudah lebih baik pak,,tapi semua badan saya sakit ".

"Nggak apa besok juga sudah sembuh". kata bapak juru kunci.

"Apa yang kamu rasakan sebelum kamu pingsan".tanya bapak juru kunci.

Wulan tengah memikirkan kejadian sebelum dia pingsan.Dia merasa tidak ada hal yang aneh tapi tidak beberapa lama dia ingat sesuatu hal.

"Saya seperti menggendong sesuatu yang berat,,tapi pas saya mau melihat diatas punggung saya.Saya melihat asap hitam menerpa wajah saya setelah itu saya tidak tahu,,yang saya tahu saya sudah ada disini". Wulan menjelaskan kejadian yang dia ingat sebelum pingsan.

Mendengar cerita Wulan, bapak juru kunci hanya manggut-manggut saja.Beliau sudah paham dengan apa yang terjadi.

"Trus,,apa sebelumnya kamu melakukan hal apa gitu??".tanya bapak juru kunci lagi.

Dekk

Mendengar pertanyaan bapak juru kunci Wulan langsung kaget.Terlihat jelas, wajahnya langsung pucat.

Melihat reaksi dari Wulan,bapak juru kunci langsung tersenyum.Beliau sudah menduga,setan itu tidak berbohong.

Beliau paham sekali kalau makhluk alam lain penghuni area perkemahan ini tidak akan mengganggu terlebih dahulu kalau mereka tidak terusik.

Wulan tidak tahu harus berbuat apa,dia hanya menundukkan kepala.

"Tidak apa,,katakan semua dengan jujur bapak pasti akan membantumu".

Tahu Wulan tengah ketakutan,bapak juru kunci mencoba membujuk Wulan berkata jujur dengan berbicara lembut sambil tangannya mengelus pundak Wulan.

Mendapat perlakuan yang lembut dan tidak memojokkan Wulan memberanikan diri menatap bapak juru kunci.

Melihat Wulan yang sudah berani menatap,bapak juru kunci tersenyum dan menganggukkan kepalanya seolah memberi isyarat bahwa semua akan baik-baik saja.

Kemudian Wulan melihat ke arah bapak kepala sekolah dan beliau juga menganggukkan kepalanya.

Akhirnya Wulan menceritakan semua kejadian dari awal.

Kejadian itu dimulai saat penjelajahan pas di pos dua tepatnya saat berada di sungai.Karena regu Wulan tidak bisa menjawab pertanyaan dari kakak pembina,regu Wulan mendapatkan hukuman.

Hukumannya semua regu Wulan disuruh masuk kedalam sungai kecuali yang berhalangan dan berendam selama lima menit.

Selama berendam itu Wulan melihat sesuatu yang berkilau di balik batu besar yang ada disampingnya.

Melihat kakak pembina sedang sibuk dan teman satu regunya malah asik bermain air Wulan memutuskan untuk melihat benda apa yang berkilau itu.

Saat mendekat Wulan melihat sebuah cincin terus dia ambil dan dilihatnya sebentar.Merasa jatuh hati terhadap cincin itu Wulan mengantonginya di saku baju pramukanya.

Selesai menjalani hukuman berendam di dalam sungai.Wulan beserta anggota regunya melanjutkan perjalanan menuju ke pos tiga.

Pas perjalanan itu Wulan memilih berjalan di barisan paling belakang.Dia sengaja berada di barisan paling belakang karena ingin melihat cincin yang dia temukan.

Di jalan melihat cincin yang dia temukan sangat indah membuat dia tersenyum bahagia.Kemudian dia menyimpannya di dalam kantong kecil yg sebelumnya dia bungkus dengan tissu baru setelah itu dia taruh di dalam tas ranselnya.

"Jadi sekarang dimana cincin itu berada??". tanya bapak juru kunci.

"Ada di dalam tas ransel saya pak".

Mendengar jawaban Wulan bapak kepala sekolah memanggil Agus untuk mengambil tas ransel Wulan.

"Agus !!".

"Iya pak".

""Tolong ambil tas ransel Wulan dan bawa kesini". perintah bapak kepala sekolah kepada Agus.

"Iya,,siap pak". jawab Agus sambil hormat seperti seorang tentara.

Tingkah lucu Agus membuat yang melihat jadi tersenyum.

Tanpa menunggu lama Agus langsung berlari menuju ke tenda Wulan dan bertanya sama anggota regu Wulan dimana letak tas Wulan.

Setelah menemukan tas Wulan, Agus berniat membawanya ke tenda pembina.Dimana kedatangannya sudah ditunggu disana (bukan Agus sih yang ditunggu tapi tas nya 🤭 ).

Keanehan pun terjadi.Tas ransel Wulan isinya tidak terlalu banyak hanya handphone , charger,dompet,alat mandi,alat makeup dua kue satu camilan sisa di perjalanan penjelajahan dan sebotol air mineral tetapi rasa beratnya seperti memikul beban berat dan dia kesusahan saat membawanya.

Dengan susah payah akhirnya dia sampai di tenda pembina.Keringat sudah membasahi wajah Agus.Dia merasa benar-benar lelah.

"Kenapa kamu Gus??". tanya bapak kepala sekolah yang heran melihat Agus datang dengan keringat membasahi wajahnya.

Sedangkan bapak juru kunci cuma tersenyum melihat keadaan Agus.Beliau yakin kalau cincin itu pasti berada dalam tas Wulan.

1
Mala Mala
keren
Dzakwan Dzakwan
Ngga nyangka sebagus ini!
Mala Mala: Terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!