NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen Killer

Menikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: santi puspita

Naya, gadis kaya raya yang terkenal dengan sikap bar-bar dan pembangkangnya, selalu berhasil membuat para dosen di kampus kewalahan. Hidupnya nyaris sempurna—dikelilingi kemewahan, teman-teman yang mendukung, dan kebebasan yang nyaris tak terbatas. Namun segalanya berubah ketika satu nama baru muncul di daftar dosennya: Alvan Pratama, M.Pd—dosen killer yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti kompromi.

Alvan baru beberapa minggu mengajar di kampus, namun reputasinya langsung menjulang: tidak bisa disogok nilai, galak, dan terkenal dengan prinsip ketat. Sayangnya, bagi Naya, Alvan lebih dari sekadar dosen killer. Ia adalah pria yang tiba-tiba dijodohkan dengannya oleh orang tua mereka karna sebuah kesepakatan masa lalu yang dibuat oleh kedua orang tua mereka.

Naya menolak. Alvan pun tak sudi. Tapi demi menjaga nama baik keluarga dan hutang budi masa lalu, keduanya dipaksa menikah dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar. Naya yang sedang duduk di pinggir ranjang langsung berdiri kaku.

“Itu… kayaknya Ibu,” bisik Naya panik.

Alvan mengangkat alis, lalu melanjutkan dengan jemari yang sibuk mengetik dilaptop

 “Ya bukain, masa saya?”

**Dengan cepat, Naya membenarkan rambutnya yang tergerai, lalu membuka pintu. Benar saja Bu Rina, ibu mertua mereka, sudah berdiri dengan senyum lebar dan aura cerah secerah matahari.

“Apa kalian sibuk?” tanyanya dengan senyum lembut, matanya menatap penuh harap.

Naya langsung menjawab dengan sopan.

“Tidak, Bu. Ada apa ya?”

Bu Rina masuk ke dalam tanpa basa-basi, membawa selembar amplop besar berwarna krem yang ia kepit di tangan.

“Ahhh begini Alvan, Naya,” ujarnya sambil duduk di ujung ranjang.

“Ayah dan Ibu sudah mempersiapkan tiket bulan madu kalian ke Bali. Dua malam tiga hari. Menginap di resort yang dekat pantai, kamar suite pula!”

Naya dan Alvan saling pandang kaget, lalu sama-sama langsung berdiri lebih tegak.

Alvan terbatuk kecil.

“Ibu, kenapa nggak bilang dulu sebelumnya?”

 “Surprise, dong,” jawab Bu Rina sambil terkikik.

Naya tersenyum canggung, pipinya memanas.

“Ehm… kalau boleh tahu, kapan kami berangkatnya, Bu?”

 “Besok pagi jam sembilan. Tiketnya sudah Ibu atur semua. Koper tinggal kalian kemas malam ini. Bik Imah akan bantu.”

Alvan tampak ingin bicara, tapi Ibu Rina menepuk tangan sambil berdiri.

 “Sudah ya, jangan protes. Kalian butuh waktu berdua. Jangan cuma debat pelajaran dan nilai terus.”

Lalu sebelum keluar kamar, Bu Rina menoleh sambil mengedipkan mata.

“Siapa tahu… pulangnya bawa kabar gembira.”

Pintu baru saja tertutup. Suara langkah Bu Rina perlahan menjauh di lorong.

Di kamar, keheningan aneh sempat menyelimuti.

Naya masih berdiri mematung di dekat pintu, sementara Alvan menatap ke jendela dengan ekspresi antara bingung dan geli.

 “Kamu sepertinya sangat bersemangat untuk pergi bulan madu ya?” tanya Alvan.

Naya langsung menoleh cepat, wajahnya memerah.

 “Siapa juga yang bersemangat?”

“Saya bahkan belum sempat... mental saya tuh belum siap!”

Alvan menyandarkan tubuh ke sofa dan menyilangkan tangan.

“Oh, jadi kamu nggak mau pergi ke Bali?”

Naya berpikir sejenak. Lalu menggeleng pelan.

 “Bukan nggak mau, cuma… ya... kamu ngerti kan? Situasinya... absurd.”

Alvan mengangguk, lalu dengan nada yang datar

“Saya ngerti. Tenang aja, saya bukan tipe yang maksa. Kita anggap aja ini... liburan sambil cari udara segar. Siapa tahu, kamu bisa lebih tenang hadapi skripsi.”

Naya menghela napas panjang "Tapi pak dosen jangan berharap kita akan benar-benar melakukan bulan madu yang romantis seperti pasangan pada umumnya"

Naya menghela napas panjang, Bersandar di sisi ranjang

 “Tapi, Pak Dosen,” ucapnya sambil melipat tangan di dada,

“Jangan berharap kita akan benar-benar melakukan bulan madu yang romantis seperti pasangan pada umumnya.”

Alvan menoleh pelan, satu alisnya terangkat.

“Kamu pikir saya ini pria desperate yang langsung berharap candle light dinner dan pelukan di pantai?”

Naya mendelik.

“Wah, anda ngomong gitu kayak udah sering aja.”

 "Sudah lah saya tidak ingin berdebat, siapkan dari sekarang. Ini sudah sore, dan jangan bawa barang-barang yang tidak perlu. Kita di sana hanya tiga hari—ingat, tiga hari," ucap Alvan tegas, lalu kembali fokus pada laptopnya.

Naya mendengus pelan, bibirnya mengerucut seperti anak kecil yang habis dimarahi.

 “Tiga hari kayak mau wajib militer aja…”

Tapi kemudian, matanya berbinar. Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalanya.

Dengan sigap, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp. Jempolnya cepat mengetik dan mencari satu nama.

📲 Sarah✨🌻

> Naya: Haloo… Sar, lo sibuk nggak tiga hari ke depan?

Naya: Kalau nggak, ikut gue yuk liburan ke Bali. Serius! Ajak Arya juga ya

Dikirim.

Naya menyeringai puas. Dalam hatinya, “Kalau dia ikut, siapa tahu suasana jadi nggak canggung. Kan seru liburan rame-rame.”

Tak lama kemudian, Sarah langsung membalas:

📲 Sarah: WHATTT??? Ke Bali?? Bareng lo?? GRATIS?? GILA, GUE IKUT!

📲 Sarah: Arya juga pasti mau, tinggal gue paksa 😆

📲 Sarah: Tunggu, liburan apaan ini? Kok dadakan?

Dan dengan cepat, ia kembali mengetik ke Sarah:

📲 Naya: Fix ya. Kita ketemu langsung di bandara besok. Biar perjalanan ini nggak terlalu... privat.

📲 Naya: Siap siap ya,karna besok jam 9 pagi kita berangkat ketemu nya kita dibandara"

"Kenapa kamu senyum senyum?"

Suara berat Alvan membuat Naya sedikit tersentak.

Ia langsung mematikan layar ponselnya dan menoleh pelan.

Dengan wajah datar tapi tajam, Naya menjawab:

“Bukan urusan kamu.”

Nada sarkas keluar begitu saja, lalu ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi tanpa memberi kesempatan Alvan bertanya lebih jauh.

Alvan memicingkan mata, menatap punggung Naya yang menghilang di balik pintu kamar mandi.

___

Kostan Sarah – Malam Sebelum Keberangkatan

Kostan mungil di pojok gang kampus itu sedang penuh kekacauan kecil.

Sarah berdiri di tengah kamarnya dengan koper terbuka dan baju berserakan di kasur.

“Liburan mendadak ke Bali? Sama Naya? Dan ada Arya juga? Astaga... ini kejutan semester ini!”

Tangannya cekatan memasukkan baju pantai, skincare, dan beberapa outfit yang menurutnya ‘Instagrammable’.

Ia bahkan sempat mencoba topi bundar dan kacamata hitam di depan cermin sambil senyum-senyum sendiri.

“Gila. Tiga hari di Bali bareng sahabat dan... orang yang aku suka?”

Ia melirik ponselnya sesaat, terpikirkan Arya, lalu buru-buru mengalihkan pikiran.

“Bukan. Dia sahabat. Sahabat. Titik.”

📱Pesan masuk dari Naya:

Naya: Sar, jangan lupa bawa baju renang yang lucu ya. Kita bakal bikin cowok-cowok di Bali patah leher 😆

Sarah membalas cepat:

Sarah: Fix! Ini aku sampe bawa dress cadangan 3! Tapi... serius deh, Nay. Suami lo tau nggak sih kalo gue sama Arya ikut?

📱Naya: Enggak. Justru itu, surprise...

Sarah langsung menutup mulutnya sambil ngakak kecil.

“Astaga... Naya. Gila. Ini bakal seru banget atau... jadi drama kolosal.”

Ia duduk di atas koper yang hampir nggak bisa ditutup, lalu menghela napas panjang—antara tegang dan excited.

Dan entah kenapa, saat membayangkan esok pagi... wajah Arya sempat melintas lagi.

Ia cepat-cepat berdiri.

 “Udahlah, Sar. Ini liburan. Jangan baper duluan. Fokus ke pantai dan sunset"

🍒🍒🍒

1
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya doubel up thor
sanpus: heheh iya
total 1 replies
Reni Anjarwani
buat naya jatuh cinta pak dosen dan buat dia bahagia
sanpus: copy 😀
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
sanpus: siap🙏😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!