NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Kesepakatan Berdarah di Sekte Pembunuh

Di taman bunga rahasia Sekte Bahagia, Tetua Xing dan muridnya, Yue Li, sedang menikmati teh di pondok kayu. Pemandangan bunga yang indah seperti biasa, dihiasi awan putih yang memesona. Angin sepoi-sepoi menerbangkan serbuk bunga ke udara.

Tiba-tiba, formasi pelindung taman bergetar dan retak. Sebuah gumpalan api merah pekat menerobos masuk dan meledak, menampakkan seekor burung Phoenix yang gagah. Di atasnya, seorang wanita cantik dengan gaun merah, Liu Yan, ketua Sekte Api Phoenix, turun dengan anggun.

Melihat kedatangan itu, Tetua Xing tersenyum tipis. "Sepertinya tamu kita sudah tiba," gumamnya.

Liu Yan berjalan ke pondok kayu dengan aura panas yang khas. Setelah duduk, Tetua Xing berbicara dengan tenang, "Apa setiap kedatangan Master Sekte Api Phoenix harus selalu membakar area sekitar?"

Liu Yan mengerutkan kening. "Aku sedang kesal oleh seorang kultivator pengembara yang tidak diketahui asal-usulnya."

"Oh?" Tetua Xing penasaran. "Memangnya siapa yang bisa membuat Master Sekte Api Phoenix terlihat begitu kesal?"

"Namanya Zhong Li," jawab Liu Yan. "Sebulan lalu, dia melukai murid kelimaku. Aku sudah mencari tahu asal-usulnya sampai ke cabang Sekte Pengumpul Awan, tapi tidak ada informasi apa pun tentangnya. Hanya diketahui dia seorang pengembara."

Mendengar itu, Tetua Xing tertawa kecil sambil menutupi mulutnya dengan tangan. "Sepertinya orang bernama Zhong Li itu adalah orang yang pernah minum teh di taman bunga ini," ucapnya sambil melirik ke arah Yue Li.

Wajah Liu Yan memerah karena marah, dan ia memukul meja. "Apa?! Kau pernah minum teh dengannya?"

Tetua Xing mengangguk. "Ya."

Karena penasaran, Liu Yan bertanya, "Dia orang seperti apa?"

"Orang itu memiliki aura yang sangat agung dan berwibawa," jawab Tetua Xing. "Ia tenang seperti air di danau. Meskipun aku tidak bisa merasakan energi spiritualnya, aku merasa dia bukan orang biasa. Kami bahkan bertukar pikiran tentang filsafat dan alam semesta, pengetahuannya sangat luas."

Liu Yan melunak. "Sepertinya dugaanku benar, pria bernama Zhong Li ini tidak sederhana." Ia mengingat kembali pertemuannya dengan Zhong Li. "Aku pernah mengintimidasi dia di Kota Api Merah karena marah. Tapi dia tetap tenang dan tidak terpengaruh. Lalu, dia mengeluarkan tujuh sosok api yang sangat kuat. Aku merasa setiap sosok itu memiliki pancaran energi spiritual setara denganku."

Tetua Xing terkejut. "Lalu, apa yang terjadi?"

"Aku menarik kembali jurus Mata Api Merah-ku dan dia juga menarik kembali ketujuh sosok berwarna api kuning emas itu. Aku memerintahkan dia untuk segera pergi dari Kota Api Merah," jelas Liu Yan. Ia mengepalkan tangannya di atas meja. "Jika aku bertarung dengannya di sana, Kota Api Merah bisa hancur menjadi debu. Sebenarnya orang seperti apa yang diusik oleh murid kelimaku ini?"

"Master Sekte sangat bijaksana tidak bertarung di dalam kota," ucap Tetua Xing. "Sebaiknya kita perhatikan dulu pria bernama Zhong Li itu, karena aku merasa dia bukan berasal dari Alam Atas."

Liu Yan berbicara dengan nada pelan dan penuh rasa ingin tahu, "Tidak mungkin dia dari alam rendah. Apakah dia berasal dari Alam Ilahi?"

Tetua Xing tersenyum. "Kita hanya bisa menebaknya. Mungkin nanti akan terungkap."

Setelah percakapan itu, angin kencang berhembus di seluruh taman bunga, seolah-olah mengisyaratkan sebuah kejadian besar yang akan datang.

°°°

Di sisi lain, Lin Hao, murid kelima Master Sekte Api Phoenix, tiba di depan gerbang Sekte Pembunuh, salah satu sekte terkuat di Alam Atas yang bersembunyi di balik bayangan. Ia tiba dengan perahu terbang berwarna merah berukiran api, ditemani oleh beberapa murid Sekte Api Phoenix.

Kedatangan mereka disambut oleh beberapa murid Sekte Pembunuh. Salah satu murid bertanya, "Ada apa murid-murid dari sekte tertinggi, Sekte Api Phoenix, datang kemari?"

Lin Hao berjalan ke dek depan perahu. "Aku ingin bertemu dengan Master Sekte kalian," jawabnya.

Mendengar itu, para murid Sekte Pembunuh saling melirik. "Tunggu sebentar," kata mereka. "Kami akan lapor ke tetua sekte kami." Seorang murid segera masuk ke dalam sekte.

Tak lama kemudian, murid itu kembali dengan seorang tetua sekte. Mengetahui bahwa Lin Hao adalah murid kelima Master Sekte Api Phoenix, tetua itu segera memberi hormat. "Ada keperluan apa, Tuan Muda Lin Hao, datang ke Sekte Pembunuh?" tanyanya.

"Aku punya sebuah permintaan," jawab Lin Hao. "Bawa aku menghadap Master Sekte Pembunuh."

"Baiklah, Tuan Muda," jawab tetua itu. "Silakan ikuti saya."

Lin Hao dan para muridnya mengikuti tetua itu ke dalam Sekte Pembunuh, menuju aula utama. Di sana, Master Sekte Pembunuh, Ye Chen, sudah duduk menunggu di singgasananya.

Ye Chen, Master Sekte Pembunuh, duduk di singgasananya. Pakaian serba hitam dan topeng yang menutupi wajahnya menambah kesan misterius. Aura hitam pekat terpancar dari tubuhnya, dan ukiran di singgasananya terlihat seperti lautan darah dan kegelapan.

Lin Hao berjalan masuk. Begitu ia mendekat, Ye Chen berbicara, "Sungguh momen yang tidak disangka, murid kelima Master Sekte Api Phoenix datang ke sekte pembunuhku. Ada keperluan apa, Tuan Muda Lin Hao, datang kemari?"

Tanpa basa-basi, Lin Hao langsung menjawab, "Aku punya permintaan. Bunuh seseorang."

Ye Chen terkejut. "Oh? Memangnya siapa yang ingin dibunuh sampai Tuan Muda datang sendiri ke sini?"

"Namanya Zhong Li," jawab Lin Hao. "Dia sedang menuju Benua Selatan. Bunuh dia dan bawa kepalanya ke hadapanku."

Ye Chen tersenyum dingin. "Jika ini adalah permintaan dari murid kelima Master Sekte Api Phoenix, berarti orang ini tidak sederhana. Tuan Muda harus memberikan harga yang pantas untuk kepalanya."

Lin Hao mengeluarkan sebuah kotak dari cincin penyimpanan dan membukanya. Cahaya biru terang bersinar. Di dalamnya, ada bola seukuran tangan, memancarkan cahaya biru terang.

"Ini adalah Mutiara Laut dari Sekte Tujuh Mata Air," ucap Lin Hao.

Seorang tetua di sebelah Ye Chen mendekat dengan wajah terkejut. "Ini benar-benar Mutiara Laut dari Sekte Tujuh Mata Air!" serunya. "Mutiara ini, jika dikultivasi, bisa memberikan kemampuan untuk mengendalikan ombak lautan. Ini adalah harta langka, bahkan jurus rahasia dari Sekte Tujuh Mata Air!"

Ye Chen kembali berbicara dengan nada dinginnya. "Meskipun Mutiara Laut ini tidak berguna bagi Sekte Pembunuh, tapi ini adalah harta yang sangat berharga. Baiklah, aku akan mengirimkan 10 kultivator ranah Spiritual dan 5 ranah Transformasi."

"Tambahkan satu kultivator ranah Jiwa," tawar Lin Hao.

"Baiklah, aku akan tambahkan sesuai permintaan," jawab Ye Chen.

Lin Hao mengangguk. "Bawa kepalanya secepatnya." Ia langsung berbalik dan pergi.

Melihat Lin Hao berjalan keluar dari aula, Ye Chen tertawa jahat dengan suara serak yang memecah keheningan. Sebuah senyum dingin terukir di balik topengnya.

"Menarik," gumamnya, suaranya dipenuhi niat jahat. "Ini benar-benar menarik. Tetua, segera persiapkan kultivator pembunuh sesuai permintaannya."

Ye Chen bangkit dari singgasananya, tatapan matanya terpaku pada pintu aula yang ditinggalkan Lin Hao. "Sepertinya, akan ada banyak darah lagi di Alam Atas ini." Ia tertawa lagi, tawa yang bergema di seluruh aula, penuh dengan kejahatan dan kegelapan.

1
Iwa Kakap
xue wei sdh lulus ujian kesetiaan
Iwa Kakap
serasa baca kisah Wang Lin
Iwa Kakap
Naga Keling aja thor nama nya🤣
Iwa Kakap
masih nyimax
ancha
masa dewa masa bodoh tidak ada empatinya
FAdrawartstyl: Wah terima kasih atas komentarnya, semoga terus mengikuti cerita author dan bisa mengubah pandangan dalam beberapa chapter kedepan
total 1 replies
Nanik S
Lanjut Dan Gas Poooool
Nanik S
Mengapa Yufei dan Zhong Li tidak membantu
ancha: karna author nya memang begitu sebab di kehidupan nyata masa bodoh dengan sekitarnya
total 2 replies
Nanik S
Lanjutkan Tor
aleena
perasaan dikit bangeet
aleena: up nya masih kurang /Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
aleena
pergi kearah hutan supaya tidak melibatkan warga , yg Akan menjadi korban
aleena
kapan konflik ini selesai
ya ya seperti itulah
rasanya gak sabar zao li ikut perang melawan penegak hakim yg rakus uang korupsi
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Xue Wei... cepat keluar dari Kota
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Kemana Zhong Li
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Tumben Zhong Li tertegun melihan Xiao Yu
aleena
kirain sedang diawasi Xiao Wei
eehh malahan mati semua
Nanik S
Laaaanjut
Nanik S
Zhong Li... adalah barang yang akan dibeli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!