NovelToon NovelToon
Empat Mata Jatuh Cinta

Empat Mata Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Tamat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Achmad Aditya Avery

Valda yang saat itu masih SD, jatuh cinta kepada teman dari perumahan seberang yang bernama Dera. Valda, dibantu teman-temannya, menyatakan perasaan kepada Dera di depan rumah Dera. Pernyataan cinta Valda ditolak mentah-mentah, hubungan antara mereka berdua pun menjadi renggang dan canggung. Kisah pun berlanjut, mengantarkan pada episode lain hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achmad Aditya Avery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Pertama

Matahari menyinari, air memulihkan, tanah mempertahankan, angin menyebarkan, api menghangatkan. Malam menenangkan, dedaunan melambai, awan mengikuti, langit membungkus semua yang ada di dunia ini. Itu adalah alam.

Aku pikir apa yang dirasakan alam dapat dirasakan juga oleh manusia. Mengapa orang merelakan dirinya hancur demi orang yang disayangi? Mengapa orang selalu ingin mengatakan cinta di saat hati selalu membayangkan seseorang yang amat berharga dalam hidupnya? Apa pula semua itu, benar-benar membingungkan.

Saat sang pujaan hati menyentuh perasaan. Keinginan besar serta ambisi untuk memiliki akan meracuni. Mengapa aku tidak tahu dengan siapa akan hidup kelak?

Merenung kembali di pipa saluran air dekat rumah seorang perempuan bernama Dera. Perempuan pertama yang menciptakan perasaan aneh ini. Bersama temanku, Rey dan juga adikku, yang masih tenang bermain di saluran air.

Kami biasa mencari ikan kecil di sana, bahkan jika mujur bisa mendapatkan kepiting kecil, ikan sepat, dan kadang ikan gabus. Ada juga yang pernah melihat kura-kura di sini. Saluran air yang terletak di antara perumahan Cana dan Oka,di sanalah tempat kami sering menghabiskan waktu.

Hari sudah sore, kami rasa cukup perburuan makhluk saluran air ini. Aku naik ke permukaan dengan badan diselimuti bau khas saluran air. Berhias lelah aku duduk di rerumputan yang dipenuhi tanaman putri malu.

Bokong terasa sakit, duri-duri ini menusuk. Bodohnya kenapa tetap saja duduk di tanaman berduri itu? Kami masih sibuk memuji-muji botol plastik yang berisi lima ikan cere dan dua ikan sepat hasil buruan tadi.

Sosok perempuan yang aku bayangkan di dalam saluran air beserta teman-temannya datang menghampiri kami. Begitu girangnya mereka, sementara aku galau seperti biasa.

“Hai Nelayan, dapat apa saja hari ini?”

“Dua sepat, lumayan!” jawab Rey antusias.

Aku sengaja mengalihkan pandangan agar perasaan aneh pada perempuan itu lenyap, menyibukkan diri dengan menyentuh belasan tanaman putri malu yang ada di bawah kaki tapi apa daya dengan santainya perempuan itu menyapa.

“Valda!”

“Iya?” jawabku seolah tidak ada yang salah.

Sejenak terdiam, lagi-lagi aku melihat wajahnya. Perasaan ini kembali lepas dan menggerogoti seluruh tubuh hingga tidak bisa berkata apa pun. Bingung ingin mengatakan apa lagi.

Dia tertawa kecil. Dia begitu indah dengan senyumnya. Sial, aku membayangkannya lagi. Mencoba tenang dan kembali memalingkan wajah kepada putri malu yang tadi kumainkan.

“Sedang apa Val?” Aku diam.

“Uh, sedang sibuk yah?”

“Tidak kok,” jawabku.

“Sedang apa kok tumben diam begitu?”

“Haha! Tidak apa-apa kok!” Rasanya gelisah. Harus bagaimana?

“Woi, Val! Jalan-jalan yuk, naik sepeda.” Rey berteriak dari kejauhan. Aku langsung berlari ke arahnya. Akhirnya, pikiran ini dialihkan secara tidak langsung oleh Rey.

Aku meninggalkan Dera di sana dengan teman-temannya. Mungkin dia merasa bingung dengan tingkahku kali ini, tapi maaf, diri sendiri pun tidak paham akan perasaan tidak jelas ini.

Saat bermain sepeda, benar saja, tidak bisa fokus dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Aneh, dia teman baikku, kami selalu bermain bersama. Tertawa sampai kami lelah itu hal biasa tapi sekarang rasanya tidak mungkin tertawa di hadapan dia lagi.

“Valda! Awas!”

“….”

Dtaaar!

“Ugh, sakit!”

Sepeda ini menabrak trotoar dan aku terpental membentur aspal. Untung saja bukan kepala yang terbentur, hanya tangan dan punggung saja. Tapi, apa-apaan ini tangan kanan tidak bisa gerak? Ngilu, bengkak, memar, dan dengan darah yang sedikit keluar di tengahnya. Seperti puding bluberi yang di atasnya diberikan saus stroberi.

Harus segera pulang ke rumah, dengan air mata tidak berhenti keluar, serta tangan kanan yang sudah tidak aku pikirkan lagi bentuknya. Sambil mengendarai sepeda dengan tangan kiri dan tetap menahan rasa sakit, aku masih sempat memikirkan perempuan itu. Melelahkan, sepertinya aku ingin sekali mencuci otak ini.

Sesampainya di rumah, Mama yang melihat keadaanku, langsung marah-marah, tapi apa boleh buat ini memang salahku yang melamun saat mengendarai sepeda. Mama langsung bergegas mengambil obat memar dan memanggil tukang urut untuk memulihkan tangan kanan ini. Tukang urut pun datang, perasaanku sedikit tidak enak kali ini. Beliau sih bilangnya, salah urat.

“Apa itu berarti tanganku sudah tidak bisa digerakkan selamanya?” tanyaku khawatir.

“Haha, bicara apa kamu, Nak? Tenang saja ini masih bisa diluruskan kembali kok, tapi untung saja langsung segera diurut. Jika tidak, mungkin sembuhnya cukup lama dan pasti lebih sakit,” ucap tukang urut itu meyakinkanku.

“Makanya lain kali jangan bengong kalau lagi naik sepeda. Bikin panik saja kamu Val,” ucap Mama.

“Baik, Ma,” kataku.

“Iyaaaaaawwwww, sakit!” Aku berteriak.

“Sabar, sabar, sabar Val, tahan sedikit lagi.” Mama mencoba menenangkan.

Seminggu sudah aku berhenti bermain karena sibuk memulihkan tangan. Sekarang sedikit demi sedikit mulai mencoba bermain keluar kembali. Teman-teman menyambut dengan hangat.

Lagi-lagi dia datang, perempuan yang menghalangi pikiran selama ini. Dia mendekat, lagi-lagi bingung harus seperti apa aku menghadapinya? Perasaan gelisah kembali. Sepertinya bakal salah tingkah lagi.

“Dari mana saja kamu seminggu ini?” tanyanya.

“Di rumah saja,” jawabku sambil tertawa kecil.

“Ayo main lagi!” ajaknya sambil memberikan bola sepak. Aneh padahal dia itu perempuan tapi menyukai sepak bola.

Akhirnya, kami bermain bola bersama, tapi di tengah permainan, Rey mendorongku. Kami berdua bertengkar. Dia memang sedikit keras kepala. Ini kesalahannya kenapa jadi aku yang kena?

“Rey, minta maaf sekarang ke Valda!” Terdengar teriakan Dera yang mengalihkan perhatian kami.

“Diam saja! Ini urusan laki-laki!” bentak Rey.

“Oh, apa kamu menantangku? Maju sini!” Dera menantang Rey.

Rey pun beralih dan mulai mengarahkan amarahnya pada Dera. Dia mulai mengepalkan tangan. Seakan-akan tangannya siap diluncurkan ke wajah Dera.

Dia tidak terlihat takut sedikit pun, padahal di sini aku sudah gemetaran. Apa mungkin aku lemah? Padahal Rey dua tahun lebih muda, tapi kenapa aku tidak punya keberanian untuk melawannya?

“Rei! Cepat minta maaf ke Valda!” bentak Dera. Pertikaian antara Rey dan Dera masih berlanjut.

“Apa urusanmu? Jangan ikut campur!” balas Rey.

Rey yang kesal, segera berlari ke arah Dera dan meluncurkan pukulan. Dengan gesit, Dera menendang kaki Rey hingga terjatuh, sebelum Rey mengenai wajahnya. Aku tidak menyangka dia mampu melakukan itu. Jika berada di posisinya mungkin wajah ini sudah bonyok kena pukulan.

“Cepat minta maaf!” ucap Dera.

“Uh, menyebalkan!” Rey bangkit dan berjalan ke arahku.

“Val, aku minta maaf telah mendorongmu,” ucap Rey.

“Iya, tidak apa-apa,” balasku.

Lihat? Aku baru saja diselamatkan oleh seorang perempuan. Parahnya perempuan itu adalah orang yang mungkin aku suka. Lucu juga, seharusnya laki-laki yang melindungi perempuan, ini sebaliknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
halofloela
cerita yang bagus
Achmad Aditya Avery: terima kasih /Smile/
total 1 replies
Zyureˋslowrest.
Hi ka, aku mampir. semangat ya!
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
dari semua lagu kenapa yg dipilih spongebobs?
Osmond Silalahi: wkwk ...
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq mampir bro
Osmond Silalahi: sama²
total 2 replies
Y. Kasanova
Baru mampir
Achmad Aditya Avery: thank you /Smile/
total 1 replies
Osmond Silalahi
sakit kepala kalau langsung dibangunin model gitu
Osmond Silalahi: betul kan
total 2 replies
Osmond Silalahi
hayo ... salah sapa
Osmond Silalahi: wkwk ... setuju
total 2 replies
Osmond Silalahi
kali 2 weh
Achmad Aditya Avery: wkwkwkwkwk
total 1 replies
Osmond Silalahi
wah keren arti avery
Osmond Silalahi: tapi keren
total 2 replies
Osmond Silalahi
kunti jenis apa ini? wkwk
Osmond Silalahi: wkwkwk
total 2 replies
Osmond Silalahi
padahal rame matematika
Osmond Silalahi: begh ... rame lo
total 2 replies
Osmond Silalahi
mantap ini
Osmond Silalahi: sama²
total 2 replies
Osmond Silalahi
aq banget dlu
Osmond Silalahi: wkwk ....
total 2 replies
Osmond Silalahi
Dera ky nya unmood
Osmond Silalahi: nah kan
total 2 replies
Osmond Silalahi
weh ... up bab.
Achmad Aditya Avery: yoaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!