Apa Salah Ku.?

Reza tiba di Austria langsung menuju ke apartment ya g di sewanya untuk beberapa hari disana, terlihat cool semu mata menatapnya yang pembawaannya sangat tenang, sesampai di apartemen diri nya meletakan bawanya dan mandi.

Tok... Tok....

"Iya tunggu..." ucap Yunita.

"Kamu sudah datang.? Kamu sendiri.?" ucap Yunita melihat Reza yang berdiri di hadapannya.

"Iya aku sendiri." ucap Reza.

"Apa ada yang tahu kamu kesini.?" ucap Yunita.

"Sesuai yang kamu suruh..." ucap Reza.

Wajah Yunita sangat pucat, tapi Reza tidak bertanya Yunita mengajak Reza ke kamarnya awalnya Reza menolak tapi akhirnya Reza menurut mengikuti Yunita sampai di kamarnya berapa kaget Reza melihat yang ada di kamar Yunita.

"Ini anak..." ucap Reza langsung di hentikan oleh Yunita.

"Namanya Putri dan aku harap kamu mau memberi nama belakang kamu." ucap Yunita.

"Kamu gila, mana mungkin aku tidak bisa melakukan itu." ucap Reza.

"Aku mohon Za... Aku yakin putri bisa kamu rawat." ucap Yunita menangis.

"Aku tidak bisa melakukan ini semua, kamu tahu kondisi ku bagaimana bisa aku merawat seorang bayi.?" ucap Reza.

"Aku mohon Za, kali ini aku mohon hanya kamu yang bisa membantu ku..." ucap Yunita yang menangis.

"Bagaimana caranya aku bisa membantu mu.? Apa kata orang tua ku.?" ucap Reza.

Yunita menangis lalu batuk batuk mengeluarkan darah Reza kaget dan tiba tiba Yunita jatuh pingsan Reza segera mengangkat Yunita seorang pelayan datang dan menyarankan Reza membawa Yunita ke rumah sakit...

"Apa yang terjadi.?" ucap Reza ke pelayan tersebut.

"Nanti akan saya jelaskan, sekarang anda bawa nyonya kerumah sakit.. " ucap Pelayan...

Reza membawa Yunita kerumah sakit wajah Yunita yang pucat, akhirnya Yunita dan Reza sampai di rumah sakit sementara pelayan tadi menjaga anak Yunita yang bernama Putri bayi yang baru berusia 8 bulan..

"Apa anda suami Yunita.?" tanya seorang dokter.

"Bukan saya..." ucap Reza terhenti karena seorang suster memanggil.

"Dokter tolong Yunita kejang kejang..." ucap Suster tersebut.

Dengan cepat dokter berlari ke ruangan Yunita kondisi Yunita yang makin parah... Reza hanya diam dan bingung dirinya hanya bisa mengikuti dokter tersebut namun di tahan suster Reza yang hanya memperhatikan setiap gerakan dokter memasang selang ke tubuh Yunita.

"Bagaimana dok...?" tanya Reza saat dokter keluar ruangan ICU..

"Kita berdoa yang terbaik untuk nya." ucap Sang dokter sambil menepuk pundak Reza.

"Kenapa bisa seperti ini.?" ucap Reza menatap Yunita yang berbaring di luar jendela.

"Kamu bangun... Bukannya kamu mau menikah dengan ku.?" ucap Reza yang sudah masuk keruangan Yunita dengan baju ijo, masker dan penutup kepala hijau rumah sakit.

"Cepat kamu bangun kita akan menikah dan membesarkan Putri bersama..." ucap Reza sambil memegang tangan Yunita yang diam saja hanya suara monitor dan tubuh penuh selang Yunita koma.

Reza pulang ke apartemen Yunita di sambut oleh bibi yang tinggal di apartemen Yunita... Reza di persilakan duduk dan di siapkan minum pelayan wanita setengah baya itu juga menawarkan makan ke Reza dirinya yakin pasti Reza belum makan apa apa setelah sampai disini.

"Bagaimana tuan ke adaan nona Yunita.?" ucap pelayan wanita tersebut.

"Dia koma Bi..." ucap Reza sambil memijit keningnya.

"Ya tuhan semoga baik baik saja." ucap Bibi pelayan tersebut dirinya berdoa terus...

"Bi, emang sakit apa Yunita kenapa bisa seperti ini.?" ucap Reza bangkit kepalanya.

"Nona sakit kanker dan sudah ada komplikasi lambung juga tuan." ucap Bibi pelayan.

Yunita mengidap asam lambung dan kanker otak semua sudah menjalar Yunita tau kapanpun dia akan pergi tapi anaknya dengan mantan ke kasih nya itu membuatnya bertahan hidup dan mendekati Reza.

"Ini tuan..." ucap pelayan itu menyerahkan sebuah buku dan amplop ke pelayan.

"Apa ini bi.?" ucap Reza.

Bersambung...