"Ihh... Panas Mas!"
"Sebentar lagi juga dingin, nikmatin aja."
Adelia mengalami insiden yang hampir merenggut nyawanya karena kecerobohan seseorang, bukannya mendapatkan ganti rugi Adelia malah mendapatkan calon suami.
"Kamu enggak perlu khawatir, aku akan bertanggungjawab. Bapakku Penghulu kamu tenang saja."
Maksudnya apa, memangnya kenapa kalau bapaknya pria ini seorang penghulu? kan Adelia hanya butuh ganti rugi bukan calon suami.
"Kenapa, ada yang aneh ya sama saya? Kenapa ngeliatin terus?"
"Kenapa, emangnya gak boleh dilihat gitu?"
"Ck, kalau kamu ngeliatin kayak gitu 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨, 𝙠𝙪𝙢𝙖𝙝𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙪𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙗𝙤𝙜𝙤𝙝, 𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙣𝙪 𝙧𝙚𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CABE Bab 17
"Makan yang banyak ya, jangan malu-malu anggap rumah sendiri, asal jangan dijual." Cetus Bunda Cia seraya tersenyum pada Adelia yang sedang menikmati makan siang buatannya. Kebetulan sekali dirin masak banyak hari ini, ada daging gepuk balado dan ayam goreng lengkuas makanan kesukaan suaminya.
Karena Alkan sedang berada di pesta pernikahan dan belum pulang hingga siang Bunda Cia mengeluarkan semua menu masakannya, beruntung Azkha pulang dan membawa seorang gadis cantik yang katanya akan menjadi menantunya makanan buatannya tidak sia-sia.
Adelia sendiri yang mendengar ucapan calon ibu mertuanya hanya tersenyum canggung, dia tahu itu hanya candaan tapi dirinya yang belum terlalu mengenal perempuan berhijab ini sedikit hati-hati saat menanggapinya.
Adelia dengan cepat menghabiskan makanannya, dia tidak mau dianggap lelet oleh Ibu dari kekasihnya ini.
"Bunda bikin baladonya banyak loh, jangan cuma dikit ngambilnya. Makan yang banyak, nanti bungkus juga buat makan makan ya Bang, Ayah enggak bakalan mau ngabisin. Adek kamu juga engga kesini hari ini mertuanya mau ke Jepang jadi dia nginep disana sama Harumi. Ck, keponakan kamu juga enggak kesini kata Ais lagi camping, padahal Bunda udah kangen sama mulut lemesnya." Bunda Cia terus saja berbicara, dia berusaha untuk menyingkirkan rasa canggung, sebisa mungkin rileks agar tidak tegang.
Bunda Cia pernah menjadi seorang calon menantu terlebih dulu mertuanya cukup ekhem, nyebelin kan jadi dia tahu gimana rasanya jadi Adelia.
"Bun, Abang boleh minta tolong enggak," Ujar Azkha dengan mata sudah menatap pada Bundanya, raut wajahnya yang tadinya terlihat tenang berubah sedikit serius membuat senyuman Bunda Cia sedikit pudar.
Dia membalas tatapan Putranya dengan lembut, tangannya menumpu dagunya seraya menatap Azkha yang terlihat melirik ke arah Adelia.
"Apa hm, Abang mau bantuan apa dari Bunda?" Cia bersuara dengan lembut, dia sangat tahu sifat putranya yang satu ini.
Walaupun memang wajahnya sedikit sangar karena jambang dan tubuh besarnya tapi Azkha itu laki-laki lembut, dia tidak pernah menaikkan nada suaranya pada siapapun tidak seperti adiknya yang bar-bar, kalau sama Aisya adik bungsunya sebelas dua belas.
"Abang boleh titip Adelia malam ini aja, karena belum dapat kos-kosan jadi Abang-,"
"Eh, enggak usah Mas! A-aku, aku nyari kos-kosan disekitar sini aja. Terimakasih sebelumnya, tapi aku lebih baik-,"
"Boleh, kenapa enggak boleh. Sebetahnya juga enggak apa-apa Bunda malah seneng, akhirnya Bunda ada temennya kalau Ayah lagi tugas. Harumi udah dikuasain sama Shaka, keponakan kamu udah enggak sering kesini, Bunda kesepian. Kalau Adelia mau tinggal disini sama Bunda, Bunda seneng banget beneran!" Bunda Cia menyela ucapan Adelia, dia tidak membiarkan perempuan muda itu menolak ide putranya.
Walaupun Bunda Cia belum tahu ada masalah apa yang sedang dihadapi oleh Adelia, karena Bunda Cia cukup peka hanya dengan melihat koper yang dibawa calon menantunya ini.
Pasti Adelia sedang memiliki masalah hingga mencari kos-kosan.
"Bunda enggak keberatan kalau kamu nemenin malam ini, besok kita cari kos-kosan yang dekat dari tempat kamu kerja. Buat hari ini temenin Bunda dulu ya, mau kan?" Azkha masih berusaha untuk membujuk Adelia, dia tahu kalau perempuan muda ini tidak akan semudah itu menerima ajakannya.
Adelia tipe wanita sedikit keras kepala, teguh pada pendiriannya, juga mandiri, kalau dilihat-lihat sifatnya kenapa mirip dengan Sang Bunda ya.
Adelia menghela napas pelan, dia akhirnya menganggukkan kepalanya pelan. Terlihat ragu tapi dia juga tidak bisa menolaknya, mungkin untuk setengah hari dan malam ini dia memang harus tinggal di rumah ini.
"Kamu juga nginap disini kan Bang?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bunda Cia ditanggapi gelengan oleh Azkha.
Laki-laki itu tersenyum pada Adelia lalu beralih pada Bunda Cia, dia meneguk airnya sebelum menjawab pertanyaan perempuan berhijab tersebut.
"Aku malam ini harus ke perkebunan Bun, hasil panen diangkut malam ini jadi aku yang ngawasin soalnya anak-anak lagi libur, Tiger sama yang lainnya izin kemarin enggak bisa nungguin dia tempat." Ucap Azkha dengan sedikit rasa sesal karena harus meninggalkan Adelia disini bersama Bundanya.
Dia tahu kalau perempuan muda ini masih canggung, tapi demi kelangsungan hubungannya kedepannya tidak masalah kan kalau Azkha sedikit egois kali ini saja.
"Oh ya udah enggak apa-apa, Adelia sama Bunda dulu ya disini, Azkha mau nyari nafkah buat kamu. Pokoknya kalian enggak boleh lama-lama harus cepat nikah!" Ucapan Bunda Cia yang bersemangat dan antusias sontak saja membuat Adelia menghela napas pelan dengan senyuman meringis.
"Assalamualaikum!" Suara seseorang yang terdengar mengucapkan salam membuat atensi Bunda Cia dan yang lainnya teralihkan termasuk Adelia.
"𝘞𝘢𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮!"
Kedua matanya mengerjap kala melihat seorang laki-laki berwajah teduh dan tampan dengan l𝘦sung pipi terbentuk saat dia tersenyum, walaupun kerutan di wajahnya tidak bisa dihindari tapi tetap saja laki-laki itu begitu tampan.
Siapa dia?
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘢𝘥𝘦𝘮 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘶𝘣𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘫𝘪𝘥!"
"Ayah, alhamdulillah Ayah udah pulang! lihat siapa yang Abang bawa, Abang bawa calon mantu Bunda! Asyiik Bunda punya temen sekarang!" Pekik Bunda Cia seraya menyongsong kedatangan laki-laki tampan yang menjadi pujaan hatinya, Pak Penghulu ber lesung pipi yang membuat Bunda Cia mabok kepayang.
bener ga tuh bahasa sundanya, kak def zeyeeennnnnkkk?
wong solo ajar basa Sunda gegara novel kakak nih /Grin//Grin//Grin/
MasyaaAllah... bang azkha bener² bkin neng adel klepek² n bkin kita yg baca jadi pgn diklepekin juga /Drool//Drool//Drool//Drool/
hadeeuuuuhhhh, si ameledung. jadi orang kok isinya cuman iriiii mulu ama orang lain /Hammer//Hammer//Hammer/
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪🏃🏃🏃
trs jd artis deh....
wahhh... Ais bakalan jd Mama Artis donk..
🤭🤭🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃🏃
hati hati loh...tidur jadi gk nyenyak..hidup jadi GK tentram nnti klu dengki 😁