NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Pada saat itu, Sima Annchi memastikan bahwa teman-temannya sudah berada jauh dari kawasan pertarungannya dengan beruang beast tersebut. Ini adalah pertarungannya yang pertama kali sesudah reinkarnasi. Meskipun di kehidupan sebelumnya dia hanyalah gadis biasa pada umumnya, ia sudah mahir bertarung berkat ingatan dan pengalaman dari tubuh ini.

Serangan demi serangan terus dilayangkan oleh sang lawan, sampai stamina Sima Annchi menipis terkuras karena sang lawan susah dibuat terluka. Karena merasa tidak ada peluang untuk menang, Sima Annchi mencari celah untuk kabur melarikan diri. Namun sayangnya, beast tersebut tidak memberikan Sima Annchi peluang itu dengan mudah. Beast tersebut terus menghalangi Sima Annchi untuk lari dan membuatnya sampai kelelahan.

Cakaran, raungan, gigitan, dan semua kemampuan Beast tersebut telah di layangkan terus menerus. Sima Annchi yang tadinya sangat lincah memberi serangan balik, kini sedang terengah-engah, seluruh tubuhnya gemetar bukan kerena takut, tapi karena sangat lelah hingga tak kuat lagi untuk menggenggam belatinya. Melihat Sima Annchi yang sudah seperti itu, Beast tersebut dengan cerdiknya memberi serangan yang sama pada Tang Yuxuan terakhir kali, yaitu berupa sebuah serudukan mautnya, tapi sepertinya ini lebih keras ketimbang yang dialami Tang Yuxuan.

"AHKKK...! "

Sima Annchi terpental jauh hingga menabrak pohon hingga pohon tersebut tumbang. Sima Annchi batuk darah, dengan tenaga yang tersisa , Sima Annchi berusaha meraih senjata belatinya yang terlepas dari genggamannya. Tidak berniat untuk membiarkannya mengambil senjata Sima Annchi, Beast tersebut menginjak senjatanya hingga hancur. Beast itu seperti tersenyum seperti mengejek Sima Annchi, ia perlahan mendekati Sima Annchi dengan perasaan yang puas.

Sima Annchi yang tak bisa menggerakkan tubuhnya dan meringis kesakitan menahan luka yang di alaminya. Dengan pandangan yang mulai buram, ia melihat Beast tersebut sudah ada di atasnya dengan disertai bau mulut sang Beast yang menyengat.

"Apa ini akhirnya? " Pikir Sima Annchi yang sudah pasrah dan putus asa.

Sima Annchi menutup matanya dan tak sadarkan diri. Beast tersebut mengendus-endus tubuh Sima Annchi yang tergeletak di tanah bersamaan dengan air liurnya yang menetesi Sima Annchi, siap untuk menyantapnya.

disaat-saat itu Sima Annchi membuka matanya secara tiba-tiba. Dia langsung memberikan tinjuan yang sangat keras kepada Beast tersebut. Hingga Beast itu terpental agak jauh darinya, sepertinya tinjuan nya mengandung Qi hingga membuat Beast itu terpental.

Sima Annchi perlahan bangkit berdiri dan berusaha menyeimbangi tubuhnya yang sudah lemas. Beast tersebut terdiam setelah mendapatkan tinjuan Sima Annchi, ia terkejut rupanya mangsanya masih memiliki tenaga dan kekuatan yang sebesar itu. Beast itu menggeram marah, ia memandang Sima Annchi dengan bencinya. Namun Sima Annchi tiba-tiba menghilang dari pandangannya, ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan mangsanya, tapi ia tak menemukannya.

Tiba-tiba Beast itu merasakan sesuatu yang mengarah padanya dengan cepat di atasnya. ia mendongak, ia terkejut saat melihat Sima Annchi yang siap melayangkan tendangan kakinya dari atas langit. Kemudian, sura dentuman keras muncul, tendangan Sima Annchi mendarat tepat di kepala Beast tersebut yang membuat kepala Beast itu terjatuh ke tanah hingga tanahnya retak.

Beast terebut bangkit kembali dan menggeleng-gelengkan kepalanya karena pusing. Kemudian dengan kesalnya ia bersiap untuk membalas balik serangan dari Sima Annchi. Tanpa aba-aba apa pun, Sima Annchi melanjutkan serangannya tanpa memberi kesempatan Beast itu untuk menyerang balik.

Beast itu lagi-lagi tidak sempat menangkis atau menahan serangan dari Sima Annchi. dia mendapatkan serangan tendangan lagi di kepalanya. Tendangan ini bukan cuma tendangan biasa, tendangan ini mengandung Qi yang sangat kuat yang mengalir di kaki Sima Annchi, sehingga Beast tersebut merasa kesakitan. Sima Annchi dengan cepat dan brutalnya terus-menerus menendang kepala Beast itu di satu titik yang sama.

Hingga beberapa menit kemudian, Kepala Beast tersebut hancur dengan parah dan darahnya muncrat kemana-mana hingga terkena Sima Annchi. Beast itu akhirnya tidak bergerak, artinya dia sudah mati. Sima Annchi pun menghentikan serangannya sambil terengah-engah dan kemudian tubuhnya pun tubuh tak bertenaga dan pingsan

Beberapa menit kemudian Sima Annchi mengerutkan keningnya karena mendengar sesuatu yang memanggilnya. "Hiks... hiks... Nona buka matamu! Hiks... Heee... tolong jangan mati, nanti apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi master yang menakutkan itu... huwaaaa tolong bangun! "

Ling-Ling menangis dengan kencang-kencangnya dan terus berusaha membangunkan Sima Annchi. Karena suara yang berisik itu, Sima Annchi membuka matanya kembali. Ia membelalakkan matanya terkejut melihat Ling-Ling yang berada tepat di depan wajahnya sambil menangis. Dengan refleks, Sima Annchi menepisnya seperti menepis lalat yang sedang mengganggu. Ling-Ling pun terlempar jauh ke tumpukan salju dan terpendam di sana.

Sima Annchi kemudian bangun beranjak duduk sambil memijat kepalanya yang berdenyut. Ia kemudian melihat ke sampingnya dan betapa terkejutnya dia melihat Beast yang sudah mati dengan bagian kepala yang tampak hancur. Sima Annchi sempat bingung, siapa yang berhasil mengalahkannya sampai seperti itu?

Ling-Ling yang sudah berhenti menangis menghampiri Sima Annchi yang sedang kebingungan. Dengan perubahan ekspresi wajah yang cepat, Ling-Ling dengan ceria berkata pada Sima Annchi, "Nona... tadi itu saaangat keren! Kau berhasil membunuhnya tampa memberikannya kesempatan untuk melawan balik. "

"Hah? " Wajah Sima Annchi penuh dengan pertanyaan.

~Kembali pada kenyataan saat ini~

"Sekian dari saya, terimakasih....!" Ling-Ling mengakhiri ceritanya dengan membungkuk memberi hormat.

Setelah mengakhiri ceritanya Ling-Ling membusungkan dadanya dengan bangga. Dia yakin mendapatkan pujian dari masternya kali ini. Tapi, apa yang ia harapkan tidak ada dan tidak akan terjadi. Ling-Ling yang berada di udara melayang-layang di cengkram tiba-tiba oleh Guru Qiang. Guru Qiang menatap Ling-Ling dengan sangat tajam yang membuatnya merinding ketakutan.

"Lalu, kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak membantu dan menjaga muridku pada saat itu? Ohh... Apa kau sengaja untuk bisa mendapatkan jiwanya dan memakannya ketika dia terpisah dari tubuhnya? Apakah begitu? "

Ling-Ling sangat ketakutan sampai-sampai gelagapan untuk menjawab perkataan masternya, "Ti-titidak, tentu saja tidak. Kalau pun aku punya niat seperti itu, maka aku meledak hancur lebur kerena melanggar kontrak yang terjalin. Dan alasan aku tidak menolongnya karena kekuatan ku masih belum pulih sejak terakhir kali kita bertarung, tapi aku tidak hanya tinggal diam saja di sana, aku membantu untuk menyemangati Nona Sima Annchi dan berdoa supaya dia selamat. " Begitulah alasan Ling-Ling yang membuat Guru Qiang menjadi jengkel dan kesal, ia pun melempar Ling-Ling jauh-jauh keluar tenda.

Setelah itu Guru Qiang menepuk-nepuk tangannya seperti membersihkannya dari debu. Ia kemudian menghampiri Sima Annchi yang sudah selesai makan dari tadi, lalu mengusap-usap kepalanya dan berkata, "Kembalilah ke tenda mu dan istirahat, hari sudah semakin gelap! "

"Oh...dan jangan lupa, besok adalah pemberian hadiah. Persiapkan dirimu dengan baik! "

"Apa? "

... ~Bersambung~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!