NovelToon NovelToon
MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Kultivasi Modern / Ketos / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Susilo Ginting

Rendra Adyatama hanya memiliki dua hal: rumah tua yang hampir roboh peninggalan orang tuanya, dan status murid beasiswa di SMA Bhakti Kencana—sekolah elite yang dipenuhi anak pejabat dan konglomerat yang selalu merendahkannya. Dikelilingi kemewahan yang bukan miliknya, Rendra hanya mengandalkan kecerdasan, ketegasan, dan fisik atletisnya untuk bertahan, sambil bekerja sambilan menjaga warnet.
Hingga suatu malam, takdir—atau lebih tepatnya, sebuah Sistem—memberikan kunci untuk mendobrak dinding kemiskinannya. Mata Rendra kini mampu melihat masa depan 24 jam ke depan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilo Ginting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. Kejatuhan Saham PKTR Dan Telepon Dari Dunia Bawah

Malam itu, setelah Rendra melakukan short selling saham PKTR dengan modal Rp10.000.000, tidurnya tidak terlalu nyenyak. Bukan karena ragu, melainkan karena antisipasi. Ini adalah taruhan terbesarnya di bursa saham sejauh ini, dan meskipun Penglihatan masa depannya memberinya kepastian, ada sedikit kegelisahan tentang metode baru ini.

Short selling bukanlah permainan anak-anak. Ini adalah strategi berisiko tinggi yang, jika salah langkah, bisa membuat Rendra kehilangan jauh lebih dari modal awal. Namun, Rendra tahu, tanpa risiko, tidak akan ada lompatan besar. Dan dia telah melihat masa depan.

Pagi menjelang. Rendra bangun lebih awal, menjalankan rutinitas olahraganya dengan intensitas yang lebih tinggi. Setiap push-up dan pull-up terasa seperti persiapan bukan hanya untuk tubuh, tetapi juga untuk mentalnya menghadapi arena yang keras.

Setelah sarapan seadanya, Rendra menyalakan laptop bekasnya. Jantungnya berdebar, tapi otaknya tetap dingin. Dia membuka platform broker sahamnya.

Pasar baru saja dibuka. Saham PKTR.

Sesuai dengan Penglihatannya, berita tentang tender proyek besar PKTR yang tiba-tiba gagal mulai menyebar di media bisnis online. Isu sabotase merebak. Investor panik.

Grafik saham PKTR langsung menunjukkan penurunan tajam. Dalam waktu 30 menit, harga saham PKTR anjlok 20%.

Rendra menyaksikan itu dengan ketenangan seorang veteran. Ia tidak terkejut, Ia hanya menjalankan rencananya. Saat harga menyentuh titik terendah (sesuai yang ia lihat secara samar dalam Penglihatannya, berupa titik support psikologis di grafik), Rendra segera melakukan pembelian kembali.

Ia membeli 10.000.000 saham PKTR yang tadinya ia jual, dengan harga yang 20% lebih murah. Keuntungan bersihnya: Rp2.000.000.

Total modalnya kini menjadi Rp52.250.000.

Dalam satu hari, ia mendapatkan keuntungan yang setara dengan gajinya menjaga warnet selama hampir dua bulan. Ini adalah bukti bahwa Penglihatan Masa Depannnya adalah senjata pamungkas di dunia saham, asalkan ia cerdas dalam menggunakannya.

"Rp52 juta... Cukup untuk hidup nyaman, tapi belum cukup untuk membeli kebebasan," gumam Rendra. Targetnya masih tinggi: membangun kekayaan yang tak terbantahkan, yang tak bisa direndahkan.

Saat jam istirahat di sekolah, Rendra tidak lagi menghabiskan waktu di perpustakaan. Ia memilih duduk di bangku taman sendirian, memikirkan langkah selanjutnya.

"Rendra!"

Clara muncul, wajahnya terlihat cemas. "Kau dengar berita tentang saham PKTR?"

Rendra mengangguk. "Sedikit."

"Ayahku sangat marah," kata Clara, duduk di sampingnya. "Proyek konstruksi yang katanya Ayahku sedang diincar itu, tender besarnya, tiba-tiba gagal. Dan banyak yang bilang ada 'pemain' di balik itu. Ayahku curiga ada yang sengaja menjatuhkan perusahaan yang berpotensi memenangkan tender."

Rendra tidak menjawab, hanya mendengarkan. Ia tahu siapa 'pemain' itu. Rudi dan Tuan Wirawan.

"Dan yang lebih aneh," lanjut Clara, "ada rumor di kalangan investor bahwa ada 'anak ajaib' yang berhasil memprediksi kejatuhan PKTR dan menghasilkan keuntungan besar. Mereka bilang, anak ini baru muncul dan bergerak sangat cepat."

Clara menatap Rendra lekat-lekat. "Itu bukan kau, kan? Kau tidak sedang bermain di bursa saham, kan?"

Rendra membalas tatapannya. "Aku hanya fokus belajar, Clara. Dan aku tahu batasanku." Ia berbohong, sebuah keharusan untuk melindungi rahasianya. Namun, ada rasa tidak nyaman setiap kali ia harus berbohong pada Clara.

Clara menghela napas. "Syukurlah. Pasar saham itu menakutkan, Rendra. Ayahku sering bilang, di sana ada hiu-hiu besar yang bisa memangsa siapa saja."

Rendra tersenyum tipis. "Mungkin saja. Tapi hiu juga bisa dimangsa oleh yang lebih cerdas, bukan yang lebih besar."

Ucapan itu membuat Clara terdiam. Ada sesuatu dalam diri Rendra yang semakin hari semakin kuat dan misterius.

Malam harinya, saat Rendra sedang menyiapkan makan malam di dapurnya yang minim cahaya, ponsel bekasnya berdering. Nomor tak dikenal.

Ia mengangkatnya dengan hati-hati.

"Halo?"

"Rendra. Ini aku." Suara berat itu familiar. Tuan Wirawan.

Jantung Rendra berdesir. Sudah kuduga.

"Ada apa, Tuan Wirawan?" tanya Rendra, menjaga suaranya tetap tenang.

"Aku dengar, anak ajaib yang memprediksi kejatuhan saham PKTR itu, adalah kau?" tanya Wirawan, suaranya terdengar seperti senyum yang menyeramkan.

"Itu hanya keberuntungan, Tuan," jawab Rendra, seperti biasa.

Wirawan tertawa kecil. "Keberuntungan? Di dunia saham, keberuntungan hanya untuk pembeli lotre, bukan pemain sepertimu. Aku tahu kau, Rendra. Kau tidak beruntung. Kau tahu. Aku bisa melihatnya di matamu saat kau di meja Roulette."

Rendra terdiam. Wirawan bukan orang bodoh.

"Dengar, Rendra," lanjut Wirawan. "Aku tidak suka orang mengganggu rencana-rencanaku. Kejatuhan PKTR itu adalah bagian dari rencanaku untuk mengamankan proyek yang seharusnya jadi milikku."

Rendra mengepalkan tangannya. Jadi benar, Wirawan di balik sabotase tender itu.

"Kau mendapatkan keuntungan besar dari rencanaku, Rendra. Itu artinya, kau berutang padaku lebih banyak dari yang kau kira."

"Saya hanya bermain, Tuan. Saya tidak tahu menahu tentang rencana Anda," Rendra mencoba membela diri.

"Tidak masalah. Sekarang kau tahu. Dan seperti yang kubilang, tidak ada yang gratis di dunia ini. Investasiku padamu di Gerbang Merah itu bukan hanya untuk Rp10.000.000. Itu untuk loyalitasmu, saat aku membutuhkannya."

"Apa yang Anda inginkan?" tanya Rendra, nada suaranya tegas. Ia tahu, perdebatan tidak akan menyelesaikan apa pun.

"Sebentar lagi, akan ada tender besar lagi untuk proyek pembangunan infrastruktur di pinggir kota. Tender itu akan melibatkan beberapa perusahaan konstruksi besar. Aku ingin kau memastikan, saham perusahaan yang aku targetkan untuk menang, naik. Dan saham pesaingnya, jatuh."

Wirawan menjelaskan detail perusahaan targetnya: PT Cahaya Bangun (CBG) dan pesaing utamanya, PT Mitra Raya (MTR).

"Aku akan memberimu informasi awal yang sangat rahasia. Tugasmu adalah menggunakan 'keberuntunganmu' untuk memastikan hasil yang menguntungkan bagiku di bursa," perintah Wirawan. "Anggap saja ini adalah misi pertama dari utangmu. Dan percayalah, Rendra, kau tidak ingin mengecewakanku."

Panggilan terputus.

Rendra menatap ponselnya, lalu ke arah jendela yang retak di rumahnya. Dunia bawah tanah mafia kini secara resmi menariknya masuk, menggunakan kekuatannya sebagai alat.

Ia tidak lagi hanya mencari uang untuk dirinya sendiri. Kini, ia harus menggunakan Penglihatan masa depannya untuk bermain di pasar saham, bukan hanya untuk keuntungan, tetapi untuk memenuhi perintah seorang bos mafia.

Pertaruhan baru telah dimulai. Ini bukan lagi tentang seberapa banyak uang yang bisa ia dapatkan, tetapi seberapa jauh ia bisa bertahan di dalam sarang laba-laba yang dibangun oleh Tuan Wirawan. Rendra tahu, dari sinilah semua drama, konflik, dan action sesungguhnya akan bermula.

PESAN AUTHOR

Ceritanya semakin seru , dan bagaimana kisah selanjutnya, TETAP STAY DISINI !!

1
BungaSamudra
tulisanmu mengalir kek air. ritmenya pas banget pas dibaca 😍
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir
knovitriana
update
Ken
Tanda bacanya kurang dikit.
Semangat Thor
D. Xebec
lanjut next chapter bang, jadi penasaran gw, btw semangat 👍
D. Xebec
cerita nya menarik, tapi ada beberapa kata yang kurang huruf
D. Xebec
tulisannya masih banyak yang kurang huruf bang, perbaiki lagi, btw cerita nya menarik
Zan Apexion
menarik, Semangat ya👍
Monkey D. Luffy
kurang huruf N nya ini bang🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!