Raisa mana uang hasil jualanmu hari ini. Saat Mas Iwan melihat Raisa sedang menurunkan bahan - bahan makanan dari sepeda motornya. Habis mas," jawab Raisa singkat. Kamu itu ya suka banget capek - capek kalau hasilnya gak ada sama sekali. Mendingan gak usah kamu kerjakan!!! buang - buang waktu kamu dan juga buang - buang gas aja. Gas ibu jadi cepat habis karena kamu boros!!! Mas gimana to, gas juga tiap habis aku juga yang beli. Mana pernah ibu beli gas. Semua alat masak juga aku yang beli. Kompor mamaku yang kasih ya. Jangan lupa ya mas!!! Rumah yang kamu tempati saat ini juga rumah Mama aku!!! Harusnya kamu, ibu dan juga adikmu bersyukur sudah aku tampung dirumah ini. Dan satu lagi uang yang kau nikmati bersama ibu dan adikmu itu hasil jerih payahku bekerja di pabrik selama ini!!!1 Kamu hanya pengangguran pemalas yang sukanya memanfaatkan uang istri," seru Raisa penuh penekanan sambil berlalu meninggalkan Mas Iwan sendiri di teras.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Raisa tak dapat berkata - kata lagi. Mulut Raisa seketika terasa kelu. Hatinya terasa tercabik - cabik. Dan hatinya terasa getir. Menahan rasa yang bercampur menjadi satu.
Ada rasa cemburu, ada rasa kecewa, ada rasa menyesal, ada rasa marah, ada rasa benci, ada rasa muak.
Semuanya berkumpul menjadi satu. Yang Raisa pendam sendiri. Rasanya begitu sakit, munafik kalau Raisa saat ini tidak terluka sama sekali., munafik kalau Raisa tidak cemburu melihat Iwan yang selama lima belas tahun membersamainya. Berjalan dan bermesraan di muka umum. Munafik kalau Raisa tidak marah melihat kelakuan suaminya yang semakin lama semakin kurang ajar. Munafik kalau Raisa tidak sakit hati dengan perlakuan Iwan dan keluarganya kepada Raisa selama ini, Munafik kalau Raisa gak kecewa selama ini Raisa hanya dimanfaatkan mereka dan dijadikan sapi perah saja untuk mencukupi semua kebutuhan mereka. Munafik kalau Raisa tidak muak, kalau ternyata mereka hanya ingin mengincar harta bendanya saja.
Raisa terus saja merutuki nasibnya. Raisa terus saja mengumpat dirinya sendiri. Akibat kebodohan Raisa selama lima belas tahun ini, mau saja diperalat Iwan Puput dan juga Dea.
Cukup mereka semua merongrong sama Raisa. Cukup mereka memperbudak Raisa, cukup mereka menjadikan Raisa hanya sebagai alat untuk mereka peras uang jerih payah Raisa. Cukup tingkah laku mereka yang sudah kelewat batas. Ingin menguasai semua harta benda Raisa termasuk Rumah dan juga mobil pemberian Mama dan Papa Raisa.
Sudah tidak bekerja tapi dibelakang Raisa selalu berfoya - foya dengan uang hasil jerih payah Raisa selama ini bekerja sebagai karyawan di perusahaan di sekitar tempat tinggalnya.
Rasanya itu lebih sakit daripada saat Iwan merampas uang milik Raisa. Saat semua hasil kerja kerasnya banting tulang mencurahkan segala keringat Raisa setiap bulannya itu dirampasnya.
Rasanya juga lebih sakit saat Raisa dulu sebelum menikah tahu hasil kesehatan suaminya Iwan itu ternyata MANDUL dan seumur hidupnya selama mereka menikah, Iwan tidak akan bisa memberikan Raisa keturunan.
Rasanya juga lebih sakit, saat semua keluarga Iwan dari Ibu dan juga adiknya Iwan, yang tinggal menumpang di rumah milik Raisa itu tidak pernah membantu kesibukan Raisa mengurus semua keperluan rumah dan dengan seenaknya memerintah Raisa sesuka hati mereka di rumah milik Raisa.
Rasanya lebih sakit, saat satu keluarga itu semua bersekongkol bersama - sama dan dengan sadar, ingin menguasai harta milik Raisa.
Yah sesakit itu rasanya. Semuanya tak berasa dimata Raisa. Saat penghianatan sekarang ini terpampang nyata di pelupuk mata. Dunia Raisa seketika hancur seketika
dibuatnya.
Kekecewaan yang teramat sangat dalam yang saat ini Raisa rasakan. Raisa seakan menolak semua penghianatan Iwan kepada Raisa.
Tapi kenyataan dihadapannya saat ini, terpampang nyata bukti semuanya yang tidak bisa dibantahkan bahwa suaminya Iwan yang dulu pernah Raisa cintai itu.
Telah menodai pernikahan mereka yang usianya sudah menginjak lima belas tahun lamanya. Bukan waktu yang sangat singkat. Raisa membersamai Mas Iwan.
Padahal selama ini Raisa lah orang yang sangat dirugikan dengan hubungan yang Raisa jalani. Tapi rasa cintanya itu yang mengalahkan segalanya.
Dan kini sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Raisa cuma bisa merutuki nasibnya sendiri. Merutuki kebodohannya sendiri selama ini.
Jujur sakit sekali saat melihat bukti itu diperlihatkan di depan mata Raisa sendiri.
Raisa buru - buru mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam tas putih yang Raisa jinjing di tangannya. Buru - buru Raisa mengabadikan setiap momen perselingkuhan Suami Raisa itu. Dengan tangan gemetar sembari memegang ponsel miliknya. Raisa terus membidikkan kamera ponsel miliknya itu tepat di tempat suami dan selingkuhannya itu. Mereka saat ini asik berbelanja di butik salah satu milik keluarga Raisa.
Raisa harus mengumpulkan banyak bukti untuk bercerai dengan Iwan," gumam Raisa lirih.
Setelah ini Raisa akan gugat cerai kamu mas, tenang saja. Tinggal tunggu waktu saja mas. Kita berdua akan resmi bercerai. Dan akan aku usir kalian semua dari rumahku. Dasar benali!!!," batin Raisa geram melihat suaminya yang menggandeng mesra wanita murahan itu dihadapannya.
Seleramu jelek juga mas. Lebih cantik aku kemana, cuma menang body saja yang lebih semok itu. Selebihnya lebih bagus aku kemana - mana dibandingkan selingkuhanmu ROMLAH itu. Memang bener kata orang. Gak perlu cantik. Hanya perlu modal GATAL saja sudah cukup," cibik Raisa dongkol.
Rita yang menemani Raisa saat ini terlihat sangat marah. Ingin sekali Rita melabrak pelakor itu. Tapi Raisa menghalangi niat Rita itu. Rita hanya biss kesal dan manyun mengikuti sahabatnya itu mengikuti dua sejoli yang sedang selingkuh itu. Untuk dijadikan barang bukti.
Sebenarnya kalau bukti Rita sudah banyak memilikinya. Karena Rita mengutus orang untuk mematainya. Tapi Rita masih diam tidak memberitahukan sahabatnya itu.
Dari informan terpercaya Rita. Kalau Iwan dan selingkuhannya sedang ada di pusat perbelanjaan saat ini.
Hingga Rita nekat mengajak Raisa untuk pergi langsung memergoki suaminya itu berselingkuh secara langsung. Rita takut kalau memberitahukan terlebih dulu kalau suaminya selingkuh. Nanti membuat Raisa tidak percaya atas omongannya.
Kamu yang kuat ya Raisa ada Rita disamping kamu," bisik Rita pelan.
Aku gak apa - apa kok Rita, kamu tenang saja. Tadi aku cuma shock saja saat melihat Mas Iwan jalan sama selingkuhannya Romlah," jawab Raisa menunduk sedih.
Kamu tenang saja. Kita akan balas semua rasa sakit yang suami kamu lakukan selama ini. Kita akan balas itu semua. Aku akan membantumu Raisa," seru Rita meyakinkan tersenyum licik.
Rita pastikan suami kamu akan menyesali menyakiti orang baik seperti Raisa. Iwan salah mencari lawan seperti kamu. Rita akan membantu Raisa membalaskan semua rasa sakit hati dan juga penghianatan itu semua untuk Raisa," ujar Rita lagi menyunggingkan senyuman mengejek.
Gimana bukti - bukti hasil jepretan kamu. Apakah sudah cukup Raisa.
Kenapa sih Raisa kamu tadi malah diam saja, Gak bertindak, gak mau langsung melabrak dua manusia yang suka berselingkuh itu Raisa. Rita tadi rasanya ingin menangkap basah mereka berdua.
Lalu aku akan jambak rambut pelakor itu, mencakar - cakar wajahnya itu yang penuh dengan bedak tebal, akan Rita buat malu mereka berdua di depan orang banyak," gerutu Rita gemas plus jengkel melihat orang selingkuh di depan matanya sendiri.
Dan lagi terbuat dari apa hati kamu to Raisa. Sudah disakiti berulang kali hingga belasan tahun. Tapi kamu hanya diam dan juga pasrah dengan perbuatan yang suami kamu dan keluarga suami kamu lakukan.
Sebenarnya itu kamu manusia atau bidadari sih Raisa, kok baik banget jadi orang. Gita yang merasa kasihan melihat perilaku mereka yang telah menyakiti hati Raisa dengan sengaja dan juga sadar memperlakukan Raisa dengan saat tidak baik.
Mending lsg gugat cerai selain memasukkan mereka ke penjara
maaf ya thor...