Terlahir kembali di dalam tubuh penggemar rahasia suaminya sendiri apa yang akan Allea lakukan?
Allea Calista, meninggal akibat tertabrak truk saat bertengkar dengan suaminya sendiri, Arkan. Namun sebuah keajaiban, membawanya kembali hidup di dunia untuk membalas kematian yang di alaminya, apakah segalanya akan berubah? Akankah Allea kembali bersama Arkan? Atau justru dia menemukan cinta baru dalam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Kedua musuh
Rania pasang telinga lekat-lekat, dia ingin mendengar keseluruhan percakapan kedua orang itu. Apa lagi ini menyangkut kehidupan dia sendiri.
"Kau," geram Brigitta kesal, pandangannya teredar waspada, "jangan bicara sembarangan, kau tidak lihat kita ada dimana."
Gwen mendengus tawa, "memangnya kenapa, aku justru ingin Arkan mendengar pembicaraan kita ini. Agar dia tahu seperti apa Ibunya yang sesungguhnya ini." Gwen tampak puas karena berhasil menggertak seorang Brigitta.
Mulut Brigitta komat-kamit, namun entah apa yang wanita itu gumamkan. "Masuk! Kita bicara di dalam." Perintahnya, walau enggan Gwen tetap masuk kedalam mobilnya.
"Sial. Aku harus mendengarkan pembicaraan mereka, tapi bagaimana caranya?" Gumam Rania pelan, sambil terus mengawasi dua orang itu yang sudah tampak duduk di dalam mobil.
Mereka tampak sedang beradu mulut, namun sialnya tak satu kata pun bisa Rania tangkap di indera pendengarannya.
"Apa yang mereka bicarakan?" Rania terus berusaha mencuri dengar, namun semua itu sia-sia saja, pertama adanya jarak yang cukup jauh di antara dia dan kedua orang itu. Kedua, mereka berdua berada di ruangan tertutup jadi suaranya tak terdengar keluar.
Setelah beberapa saat, Gwen keluar. Dia tampak marah kemudian membanting pintu mobil milik Brigitta cukup keras.
"Kau tunggu saja, karena kau yang telah mengkhianatiku, maka jangan salahkan aku, jika aku melakukan hal yang sama." Geramnya sembari berlalu.
"Kau lupa, aku ini Tante-mu!" Balas Brigitta kesal, "aku yang sudah membesarkanmu, mengangkatmu dari upik abu hingga jadi ratu seperti sekarang. Apa kau ingin melupakan itu semua?"
"Aku tak memungkiri semua jasamu itu, Tante. Tapi aku tidak rela, jika Arkan menikah dengan wanita lain. Aku sudah menunggu lama saat-saat seperti ini, dan sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan dia dimiliki wanita lain." Tegas Gwen.
"Haha. Kau kira Arkan akan menyukaimu, kalau kau memaksakan diri padanya? Bahkan wanita sekelas Shella dari keluarga terpandang pun dia tolak begitu saja. Apa lagi kamu," ejeknya dengan nada puas.
"Aku tidak peduli, aku akan melakukan apa pun untuk membuat Arkan mau menikahiku! Jika semua sudah terlajur, dia tidak akan bisa berkutik," Gwen menyeringai Devil.
Brigitta mengernyitkan dahinya, ekspresinya terlihat jijik, "Lalu bagaimana dengan suamimu, Arian? Kau belum bercerai dengannya?"
'Dasar wanita tidak tahu malu. Dia ingin memaksa Arkan menikahinya, padahal status dia masih menikah, sialan.' Geram Rania kesal, dia mengepalkan tinjunya, rasanya kepalan tangannya itu ingin ia hantamkan ke wajah Gwen yang sudah gila.
"Heh, Tante tenang saja. Hanya seorang Arian, dia itu hanya mainanku saja. Aku bisa dengan mudah menyingkirkannya," ucapnya terdengar pasti dan meyakinkan.
'Arian, aku harus bicara dengan Pria itu.' batin Rania.
"Ini sudah malam Tante, aku pulang dulu. Tenang saja, aku tidak akan ikut mobil Tante, karena aku bawa mobil sendiri," ucapnya sembari melenggang pergi.
"Wanita sialan! Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan Arkan, aku bersumpah!" Geram Brigitta kesal, selepas itu mereka pun pergi. Hanya tinggal Rania seorang di tempat itu.
"Aku harus melakukan sesuatu, aku tidak akan membiarkan para ****** seperti Gwen dan Siska mendapatkan Arkan, tidak akan."
***
Seorang gadis duduk diam di sebuah club malam sambil mengawasi orang yang berlalu lalang. Dia mengenakan jaket hoodie dengan penutup kepala berwarna hitam menutupi kepalanya.
"Aku dengar Arian itu bekerja di Bar ini," gumamnya pelan, matanya tak henti-hentinya menatap waspada.
Brak...
Seorang Pria terpental, dan jatuh tepat di samping meja Rania, membuat dia terkejut dan sontak berdiri.
'Ada apa ini?' batinnya bergumam cemas, menatap heran pada Pria yang terkapar, terbatuk sambil mengatur napas.
Dia terkikik pelan, lantas bangkit sambil menyeka ujung bibirnya yang berdarah. "Pergi kau, dasar brengsek! Kau di pecat!" Ujar seorang Pria yang Rania yakini sang manager Bar ini.
"Cih, tanpa kamu usir sekalipun, aku juga memang ingin pergi dari tempat terkutuk ini!" Decaknya kesal.
"Heh, bagus kalau begitu. Tapi jangan harap kamu akan mendapatkan uang dariku." Geramnya.
"Aku tidak peduli!"
"Dasar keparat! Jangan sampai aku melihatmu lagi!" Ujar sang Manajer meneriaki, memaki dan mengutuk Pria tadi.
"Mohon maaf untuk ketidaknyamanan anda semua, Tuan dan Nyonya. Silahkan nikmati kembali waktu kalian." Ucapnya sopan.
"Tunggu Tuan!" Ucap Rania kontan, membuat sang Manajer yang hendak pergi itu, seketika kembali menoleh, "apa disini ada orang yang bernama Arian?" Tanya Rania.
Pria itu mengerutkan keningnya, "kenapa kau mencarinya?" Sahutnya.
"Aku punya urusan dengannya," hanya itu yang bisa Rania katakan.
Dia mengangguk-anggukkan kepalanya, "dia baru saja keluar, kau bisa mengejarnya. Tapi, aku ingin memberitahu padamu, dia bukan Pria baik-baik, banyak gadis-gadis sepertimu yang datang mencarinya, dan mereka tidak berakhir dengan baik."
"Tidak papa. Apa dia orang yang barusan?"
"Ya, dia orangnya."
"Terimakasih, Tuan. Aku permisi dulu." Rania pun lekas pergi setelah dia membayar minuman yang di pesannya.
Rania berlari keluar Bar, untuk menyusul Arian. Matanya mencari-cari sosok laki-laki tadi, dan pandangannya berakhir pada sosok Pria yang berjalan kaki beberapa meter darinya.
"Hey!" Teriak Rania, berharap langkah orang itu terhenti.
"Hey kamu! Kamu yang bernama Arian!" Teriaknya lagi, dan itu sukses membuat orang itu menghentikan langkahnya. Rania berjalan cepat, menghampiri Arian.
Arian menoleh menatap Rania, wanita ini tampak asing dan tentu saja mereka tak pernah bertemu sama sekali, "apa aku mengenalmu?"
"Tidak." Jawab Rania.
"Lalu, kenapa kau memanggilku?" Dia menatap heran.
"Aku ingin bicara sesuatu tentang istrimu, Gwen."
"Gwen. Kau kenal dia?"
"Tidak penting aku kenal dia atau tidak. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa Gwen, wanita itu menyelingkuhimu dan dia berencana untuk menikah lagi."
semangat thor lanjut...