April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.
April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.
April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.
Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.
Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.
Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
April tak mendapati ibunya David di rumah sebesar gedung ini sejak awal masuk. Ia memberanikan diri bertanya pada Soraya.
"Mana istrinya Tuan Dave ? Sejak tadi aku tidak melihatnya, apa dia sangat sibuk sehingga sulit ditemui."
"Kamu belum tahu ? Tuan Dave itu adalah duda. Nyonya Lara meninggal setelah melahirkan." terang Soraya membuat April sangat shock.
"Kasihan sekali."
"Atau mungkin saat di pemakaman tadi, Tuan Dave mengunjungi makam istrinya."
"Lalu, baby sister sebelumnya kemana ?"
"Tidak ada."
"Kamu jangan bercanda padaku, Soraya."
"Aku bicara jujur, untuk apa juga aku berbohong pada mu, hanya ada dua wanita yang mau merawat tuan muda David kala itu."
"Siapa, lalu dimana mereka sekarang ?"
"Dua wanita itu adalah ibu mertua dan adik ipar Tuan Muda Dave. Karena kecerobohan mereka, mereka diusir dari rumah ini."
"Ini peringatan bagimu. Bekerjalah dengan baik agar kamu tidak bernasib sama dengan mereka. Tuan Dave itu sangat perhitungan." Seolah Soraya menakut - nakuti.
April menjadi bergidik mendengar cerita Soraya.
"Bukankah mereka masih famili, lalu mengapa Tuan Dave tidak memberinya kesempatan ?"
"Tuan Dave terlanjur kecewa pada mereka. Sudahlah, jangan banyak bertanya lagi. Aku akan mencuci piring." Soraya membereskan meja makan.
"Aku akan membantumu." tawar April.
"Tidak perlu. Sana bersih - bersih di kamar tuan muda David. Sepertinya masih ada beberapa potong pakaian yang belum dilipat."
April pun menyudahi berbincang - bincang dengan Wanita tua itu lalu menuju kamar David.
Suasana kamar begitu hening, David tengah tertidur lelap.
April terbiasa menyetrika pakaian Aril jadi ia terapkan di sini. Pemahamannya, jika disetrika kuman yang menempel pada pakaian saat dijemur akan mati karena kepanasan.
Dave memasuki kamar David, ia kira di dalam tidak ada orang.
"Ada yang bisa aku lakukan untuk Anda, Tuan ?"
"Tidak." ucap Dave cepat lalu menangkap pandang April tengah menyetrika.
"Kamu menyetrika pakaian bayi ?" Dave pikir yang harus disetrika itu cuman pakaian seragam atau kantor saja.
"Ia, Tuan. Saya sudah terbiasa seperti ini. Agar kuman yang menempel hilang dan semakin bersih."
Sebenarnya Dave hanya ingin memastikan keadaan putranya saja sebelum tidur. Lalu ia pun kembali ke kamarnya.
Malam pun tiba.
April terbangun begitu mendengar suara tangisan bayi. Ia sengaja tidur di sofa kamar bayi untuk lebih memudahkannya ketika sewaktu - waktu bayi itu bangun.
"Sayang, aku akan menggendongmu." ucap April sembari mengambil David dari box.
"Popok kamu basah ? Tenanglah, aku akan menggantinya dengan yang baru, agar tidur mu nyenyak." April melepas popok dan menggantinya yang baru.
"Nah, sudah. Sekarang kamu bobo lagi." April menimang bayi itu agar kembali tidur.
David tak kunjung tidur juga malah semakin melengking tangisannya.
"Kamu pasti haus, sebentar akan aku buatkan susu." karena tidak tega membiarkan David sendirian, April mengambil gendongan membawa David ke dapur.
Dave yang rupanya sejak tadi terbangun karena tangisan David segera menyembunyikan diri begitu April ke luar kamar. Dave tak menyangka April begitu bertangung jawab dengan pekerjaannya mengurus bayi. Mengganti popok dengan sangat hati - hati dan telaten. Dave sangat puas. Tidak salah ia mempekerjakan wanita itu.
April membawa kembali David ke kamarnya. David menyusu dengan lahap dan cepat habis. Melihat David yang begitu mirip dengan Aril, April menciumi pipinya dengan gemas lagi dan lagi. "Bayiku, Sayang !"
Dave merasa iri bayinya diakui menjadi milik orang lain.
Seketika itu juga April merasakan dadanya menegang, detik berikutnya dadanya menjadi basah akibat rembesan ASI yang keluar. April merasakan nyeri yang tak biasa dan begitu gatal. "Gawat, aku sudah tidak tahan. Bagaimana ini ?"
April menatap bayi yang berada di gendongannya.
David masih juga menangis mungkin susunya kurang.
April berinisiatif menyusui David karena sudah tidak tahan. Dengan cepat ia menurunkan retsleting bajunya dan memberikan ASI.
Dave terlonjak kaget melihat aksi April, tangannya mengepal erat, ia bergegas masuk, membuka pintu lebar dan berseru dengan geram. "April, apa yang telah kamu lakukan pada bayiku !"
April pun tersentak kaget. Ia cepat menutup dadanya. Ia tidak tahu jika Dave sudah mengintainya sejak tadi.
"Tu-an Dave. Bu-kan maksudku seperti ini. Aku bisa jelaskan."
Dave begitu murka, ia tidak terima ASI wanita lain masuk ke dalam aliran darah putranya.
"Lancang sekali kamu !" Dave mengambil paksa bayinya dari April.
David menangis kencang lantaran belum puas menyusu, apalagi ia merasakan jika ASI April lebih lezat ketimbang susu formula. ASI dari ibu kandung yang beberapa hari ini ia dambakan.
"Owek, owek, owek!" tangisan David melengking membuat Soraya dan beberapa pelayan lainnya datang.
"Apa yang terjadi Tuan Dave ?" tanya Soraya ditengah rasa kantuknya yang sangat.
"Wanita ini telah berbuat lancang menyusui David." ucap Dave masih dengan mode geram.
Soraya juga kaget mendengarnya. "April, kamu sadar tidak, ini bukan anakmu. Ini Tuan muda David anaknya Tuan Dave. Mungkin April masih teringat dengan putranya sehingga bertindak demikian." Soraya menengahi agar majikannya tidak salah mengira.
April tak tega melihat bayi itu menangis bahkan tangisannya semakin kencang.
"Maafkan saya Tuan Dave. Saya akan mengklarifikasi kejadian ini." April merapikan pakaiannya yang kurang rapi lalu memperlihatkan baju depannya yang basah.
"Ini karena ASI ku tumpah dan aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Aku tidak ada maksud lain sekedar menyusui saja."
"Maaf jika tindakanku barusan begitu lancang." April menundukkan kepala.
"Tidak ada kesempatan kedua bagimu. Cepat kemasi semua barangmu !"
"Tapi, Tuan !" April enggan untuk beranjak, ia sudah menganggap David seperti anaknya sendiri.
"Tuan Dave, secepat ini kah kamu mengambil keputusan."
Dave tak menghiraukan April yang mengiba.
David belum juga tenang, Dave meminta Soraya untuk membuat susu formula yang baru.
Begitu diminumkan, baby David menolak karena ia merasa ikatan batinnya dengan ibu kandung sangat erat sehingga membuat baby David ingin menyusu secara langsung lagi. Tangisannya kembali pecah.
"Tuan Dave, tuan muda David tidak mau minum dot." lapor Soraya panik begitu kembali dari dapur.
"Coba lagi !" perintah Dave.
Soraya menatap April, lalu beralih menatap David. Ada sedikit kemiripan pada rupa mereka. Soraya menepis cepat prasangkanya.
"Tetap tidak mau Tuan."
Dave mengambil nafas dan menghembuskan dengan berat. "Susui bayiku !" lalu tanpa melihat ke arah April Dave berlalu dari sana menuju kamarnya.
Meski perasaan Dave terasa sakit mengingat kepergian Lara, Dave tak ingin terlihat lemah. Lalu ia berhenti tepat di depan lukisan almarhumah istrinya. Lukisan itu Dave sendiri yang membuatnya ketika ulang tahun pernikahan yang kedua.
"Lara, maafkan aku. Kamu pasti melihat sendiri kan bagaimana rasa sedih dan sakit yang aku dera setelah kau pergi."