Alexander melipat kedua tangannya di dada, memperhatikan secara detail calon sekretaris barunya.
"Lumayan cantik, tinggi dan kulitnya putih bersih. sepertinya dia tidak membosankan dan enak dipandang." gumam Alex, seraya memperhatikan penampilan Cika yang masuk kategori sekertaris yang diinginkannya.
"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum tuan, saya baru saja menyelesaikan pendidikan dengan nilai terbaik." Jawab Cika percaya diri.
"Apa pernah tidur dengan pria sebelumnya?"
"Bussyaet, pertanyaan macam apa ini. sabarr....aku harus mengikuti saja perkataan orang aneh ini, demi gaji besar yang ditawarkannya." umpat Cika dalam hatinya, karena pertanyaan ini tidak sesuai dengan profesionalisme pekerjaan.
"Jawab!"
"I...iya belum tuan, saya masih perawan."
"Uuuh lantas bagaimana caramu menyenangkan ku, angkat rok dan baju yang kamu kenakan!"
"Tidak! saya malu tuan."
"Kalau begitu silahkan keluar, kamu saya tolak."
Mendengar hal itu refleks Cika mengangkat rok dan bajunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa tersingkirkan
Seperti biasa, Alex selalu sarapan ataupun melewati makan siangnya berdua dengan Cika. hal itu membuat Lisa semakin geram, seakan kehadirannya tidak dibutuhkan Alex lagi. meskipun begitu telinganya masih fokus mendengarkan obrolan Alex dan Cika yang penuh kata-kata mesra.
"Sayang, habiskan makananmu. aku tidak ingin kamu kurus."
"Tapi aku sudah kenyang sayangku, apa kamu mau aku berubah menjadi gendut." Cika membulatkan ke-dua pipinya.
"Biarpun kamu gendut aku tetap suka, karena itu akan lebih nikmat untuk aku remas-remas." balas Alex.
Ke-dua mata Lisa melotot, dia ingin muntah mendengar obrolan Alex dan Cika.
"Apa? mereka saling panggil dengan kata sayang? what the hell? dimana Alexander yang dulu kejam dan ditakuti? kak Alex sudah berubah seratus persen semenjak bertemu Cika, hal ini akan mempermudah geng Naga untuk menjatuhkan dirinya, dan merebut semua kekuasaan Huang. aku harus menghentikan hal ini..aku harus bisa menyelamatkan kak Alex dari pengaruh Cika. semangat Lisa kamu pasti bisa menyingkirkan kecoak betina ini!!" batin Lisa menyemangati dirinya.
"Kak Alex, kenapa kalian saling panggil dengan kata-kata sayang. ingat dia cuma sekretaris dan tidak pantas diperlakukan seistimewa!" protes Lisa yang tidak bisa menahan diri lagi.
"Emangnya masalah untukmu, toh aku menyukai panggilan sayang tersebut." balas Alex cuek dan melanjutkan makan saling suap-suapan dengan Cika.
"Cukup kak Alex, kamu sudah dimanfaatkan oleh perempuan ini. please kembalilah menjadi kak Alex ku yang dulu, yang tidak mudah tergoda oleh seorang pelacur!"
"Stop Lisa, aku sudah cukup bersabar menghadapi sikapmu selama ini. apa yang membuatmu begitu membenci Cika, hingga berniat membuatnya celaka!" Alex sudah lepas kontrol.
"Aku tidak pernah membuatnya celaka, apa maksudmu kak menuduhku seperti ini?"
"Jangan berdusta lagi, aku yakin jika dalang dibalik semua kejadian yang sudah menimpa Cika adalah dirimu." tunjuk Alex.
"Kamu jahat kak... hicks... hick..aku tidak pernah melakukan semua itu, aku yakin seseorang sudah memfitnah diriku." Lisa menangis seraya melirik pada Rambo yang menggelengkan kepalanya, seakan memberitahukan jika dia tidak pernah buka mulut.
"Apa ada buktinya kak?"
"Cuma kamu yang tidak menyukai Cika."
"Kak, kamu tidak bisa mengambil kesimpulan sendiri, menuduhku tanpa alasan. kakak benar-benar sudah berubah dan sudah dibutakan oleh cinta. aku kecewa hick... hick." tangis Lisa pecah pergi menuju kamar, namun dia masih sempat melirik kearah Cika.
"Awas kamu Cika!" umpat Lisa dalam hatinya melihat Cika yang begitu dispesialkan. beda dengan dirinya yang sedari dulu hingga sekarang selalu dianggap adik dan pengawal pribadinya sama seperti Rambo. Cika membalas tatapan Lisa, mereka saling melemparkan tatapan tidak suka.
"Harapanku untuk mendapatkan kak Alex semakin tipis, tapi aku tidak boleh menyerah begitu saja pada gadis kampung ini, apapun caranya aku akan memperjuangkan cinta pertamaku, karena cuma kak Alex yang membuat hidupku jauh lebih indah." bathin Lisa.
***
Dari hari ke hari mereka lalui dengan penuh cinta, hubungan Alex dan Cika semakin mesra, bahkan Alex tidak segan-segan lagi menunjukkan sisi romantisnya pada Cika dihadapan semua orang.
Banyak orang mengatakan jika mereka berdua adalah pasangan serasi, layaknya Romeo dan Juliet. dimana ada Alex maka disitu sudah pasti ada Cika yang akan menemaninya. meskipun begitu, Alex dan Cika belum pernah membicarakan masalah status mereka berdua, ataupun mengungkapkan perasaan masing-masing.
Pagi ini Cika terlihat murung, tidak bersemangat dan bawel seperti biasanya. Alex meraba kening untuk mengecek suhu tubuhnya, khawatir jika sang pujaan hati sedang sakit atau kenapa-napa.
"Cika, kok murung kamu sakit ya?"
"Ngak...., aku nggak kenapa-napa kok, sayang."
Rasa kawathir tiba-tiba membuat Cika merasa gugup, dia begitu takut jika apa yang sedang ditakutinya akan menjadi kenyataan.
"Mudah-mudahan aku tidak hamil, Alex pasti marah besar karena dia seringkali wanti-wanti jika dia belum siap untuk memiliki anak. ceroboh kamu Cika karena sudah melupakan tiga kali meminum pil KB." Cika mengumpat dalam diam, sedangkan bibirnya terus menyunggingkan senyumnya agar Alex tidak curiga dengan kegundahan yang dirasakannya.