Akibat tidak mau berhubungan badan membuat Scarlet dijual oleh kekasihnya sendiri pada seorang pria pecinta kebersihan.
Pertemuan tanpa sengajanya dengan Samuel membuatnya harus terjebak dengan Samuel selama dua tahun akibat perjanjian yang tidak dia inginkan sama sekali. Samuel menginginkannya karena hanya Scarlet satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengannya oleh sebab itu dia menerima tawaran dari Darien, kekasih Scarlet yang ternyata telah menipu Scarlet.
Scarlet berusaha memberontak namun gagal sampai akhirnya dia memutuskan memanfaatkan kekuasaan yang Samuel miliki untuk membalas dendam pada Darien yang telah menjualnya dan pada orang-orang yang sudah menghina dan menginjak harga dirinya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru Permulaan
Susan, dia adalah adik perempuan Darien yang juga tidak menyukai Scarlet karena status Scarlet yang rendah dan dia hanya yatim piatu yang tidak diketahui asal usulnya. Memang tidak ada satu pun yang menyukai Scarlet dalam keluarga Darien hanya karena statusnya itu. Dia dianggap miskin dan dianggap tidak layak untuk Darien dan Scarlet tidak layak masuk ke dalam keluarga terhormat mereka.
Pertemuannya dengan Scarlet di restoran itu sungguh tidak terduga padahal itu adalah restoran mewah yang hanya bisa didatangi oleh orang kaya saja. Scarlet pasti seorang pelayan saja yang bekerja di restoran itu karena jika tidak, mana mungkin Scarlet bisa berada di restoran mewah seperti itu.
Kedua tangan Scarlet sudah mengepal erat. Sungguh sial bertemu dengan Susan di sana. Dia tahu itu bukan bertanda baik karena Susan memiliki mulut pedas yang mengerikan. Sebaiknya dia tidak terpancing, dia akan diam selama Susan tidak menyebalkan. Scarlet melangkah pergi namun Susan menghentikan langkahnya karena dia ingin mempermalukan Scarlet.
"Coba aku lihat, sepertinya aku mengenalmu!" Sarah sudah melangkah mendekati Scarlet lalu melihatnya dari atas ke bawah. Beberapa wanita yang ada di kamar mandi melihat ke arah mereka. Sebab itulah Susan semakin sengaja karena dia ingin orang-orang yang ada di sana tahu siapa Scarlet.
"Aku tidak jadi jangan sok akrab!" ucap Scarlet.
"Jangan menghindar, apa kau malu aku mengatakan siapa kau?"
"Jangan bertindak kekanak-kanakan. Urus urusanmu masing-masing!"
"Ayolah, orang miskin sepertimu kenapa bisa berada di sini? Tidak mungkin kau datang ke restoran mahal ini untuk makan. Jika bukan karena kau menyusup hanya untuk membeli segelas air putih itu berarti kau datang untuk mencari pekerjaan. Oh, aku lupa. Kau memang seorang pelayan sebelumnya!" Susan mulai mencibirnya karena dia ingin mempermalukan Scarlet.
Kedua tangan Scarlet semakin mengepal erat, akhirnya drama Susan dimulai dan dia muak setiap kali Susan bertingkah seperti itu. Dulu dia akan sungkan dan diam karena hubungannya dengan Darien tapi sekarang, tidak ada alasan lagi untuknya bersikap sungkan atau apa pun.
"Guys, lihatlah wanita miskin ini. Apa dia pantas berada di restoran mewah ini?" Susan berdiri dengan angkuh sambil bersedekap dada. Tatapan matanya benar-benar menghina Scarlet meski Scarlet berpenampilan modis tapi dia yakin yang dia kenakan hanyalah barang palsu.
"Jangan memulai, Susan. Percayalah, kau yang akan malu nantinya!" ucap Scarlet tanpa mau memandanginya.
"Aku, akan malu?" tanya Susan dengan nada mencibir dan setelah itu Susan tertawa terbahak-bahak. Setelah dicampakkan oleh kakaknya sepertinya Scarlet mulai gila dan menganggapnya dirinya tinggi.
"Kau sungguh percaya diri, Scarlet. Jangan hanya karena penampilanmu sedikit modis lalu kau bisa menyombongkan diri seperti itu. Jangan lupa dengan statusmu yang hanya yatim piatu miskin dan kau hanya sampah yang dicampakkan oleh kakakku saja. Beruntungnya kakakku cepat sadar sehingga dia mengambil keputusan yang tepat yaitu meninggalkan dirimu!"
Scarlet memejamkan mata, sejak dulu keluarga Darien memang sampah dan matanya sudah tertutup oleh cinta yang dia pertahankan. Dulu dia berusaha bertahan demi cintanya pada Darien tapi sekarang, tidak ada yang perlu dia pertahankan lagi.
"Apa sudah cukup?" tanya Scarlet seraya melirik Susan dengan lirikan tajamnya.
"Apa? Jangan sok berani melirik aku dengan tatapan tajammu itu karena kau hanyalah sampah!"
"Sampah itu bau busuk dan mulutmu, sungguh busuk jadi kaulah sampah itu!" Scarlet menyerang balik. Beberapa pengunjung yang masih berada di dalam kamar mandi tertawa secara diam-diam mendengar cibiran yang diberikan oleh Scarlet.
Susan sangat marah mendengar cibiran dan juga tawa beberapa pengunjung itu. Seharusnya dia yang memegang kendali dan Scarlet yang dipermalukan tapi kenapa jadi dia yang ditertawakan?
"Diam kalian!" teriak Susan pada pengunjung yang masih menertawakan dirinya.
"Girls, sebaiknya kalian keluar sesegera mungkin karena sebentar lagi dia akan menggigit kalian seperti anjing rabies!" ucap Scarlet.
"Kurang ajar kau, Scarlet! Siapa kau sampai begitu berani menghina aku!" teriak Susan tidak terima. Para wanita yang ada di kamar mandi itu buru-buru keluar, mereka khawatir menjadi sasaran empuk dari amarah Susan.
"Memangnya kenapa? Aku hanya membalikkan cibiranmu saja!"
"Kau? Kau bukan orang yang pantas menghina aku! Lihat dirimu baik-baik?" Susan kembali melihat Scarlet dari atas sampai ke bawah dengan tatapan mata menghina.
"Kau hanya sampah yang dicampakkan oleh kakakku. Kau memang tidak layak bersama dengannya karena kau hanya pecundang. Aku yakin kau berada di sini bersama dengan seorang pria yang membeli dirimu oleh sebab itu kau bisa bersikap angkuh seperti ini!" perkataan Susan benar-benar membuat kesabaran Scarlet habis. Dia memang miskin tapi dia tidak kotor sampai menjual diri.
"Aku memang miskin tapi aku bukan ja*ang!" teriak Scarlet seraya memberikan tamparan keras ke wajah Susan. Susan terkejut, langkahnya mundur ke belakang. Scarlet yang marah kembali mendekatinya dan kembali memberikan tamparan di wajah Susan.
"Dulu aku diam saat kalian hina tapi sekarang aku tidak akan tinggal diam lagi!" Scarlet kembali memukul. Susan berteriak karena wajah cantiknya mendapatkan pukulan berkali-kali dari Scarlet bahkan Scarlet sudah menjambak rambutnya dan kembali memukuli wajahnya.
"Akulah yang sangat bersyukur dicampakkan oleh Darien karena mataku sudah terbuka lebar betapa sampahnya kalian!"
"Hentikan, apa kau sudah gila!" teriak Susan sambil menahan tangan Scarlet yang sedang menarik bagian belakang rambutnya.
"Aku diam tapi kau semakin menjadi saja. Jangan kau kira aku tidak berani melawanmu. Aku memang miskin tapi aku memiliki akhlak dan sopan santun, tidak seperti dirimu yang memiliki uang dan pendidikan tinggi tapi mulutmu tidak berpendidikan sama sekali!" kali ini Scarlet menggunakan tinjunya untuk melampiaskan kekesalan yang selama ini dia pendam.
"Jangan memukul, jangan pukul!" teriak Susan.
"Darien seorang baji*angan dan kau sampah. Kalian berdua dibesarkan oleh iblis yang memiliki mulut berbisa oleh sebab itu kalian tidak memiliki adab sama sekali. Hanya uang saja yang kalian inginkan dan aku, akan menghancurkan kalian dengan perlahan!" Scarlet membenturkan kepala Susan ke wastafel akibat emosi yang sudah memuncak. Susan berteriak dengan keras, keributan mereka dapat di dengar dari luar sana sehingga beberapa orang masuk ke dalam untuk melerai perkelahian mereka.
Suasana restoran menjadi kacau, Susan babak belur akibat pukulan yang Scarlet berikan dan beberapa luka pun dia dapatkan di dahi akibat benturan yang dia dapatkan.
"Dia memukulku, tangkap orang yang memukulku!" teriak Susan tidak terima saat ada yang mengamankan mereka.
"Apa yang kau lakukan, Nona?" tanya manager restoran itu.
"Aku mengajari sampah ini agar memiliki sopan santun!" jawab Scarlet seraya melangkah melewati kerumunan orang yang melihat.
"Kurang ajar kau Scarlet. Aku tidak akan tinggal diam untuk hal ini. Aku akan melaporkan hal ini ke polisi dan kau akan mendekam di dalam penjara dan membusuk di sana!" teriak Susan lagi yang tidak bisa menerima perlakuan buruk Scarlet.
Scarlet melenggang pergi, dengan perasaan puas. Itu baru permulaan dari balas dendam. Sekarang dia tidak takut sama sekali, dia tidak takut lagi karena dia sudah tidak sendirian dan dia ingin melihat apakah Samuel mau turun tangan untuk membantunya atau tidak.
"Kenapa begitu lama?" tanya Samuel saat Scarlet sudah kembali dan duduk ke tempatnya.
"Aku membuat keributan dan aku ingin kau membereskannya!" jawab Scarlet seraya menyambar gelas yang sudah diisi dengan anggur. Scarlet meneguknya sampai habis, kedua mata menatap dengan tajam. Dari sorot matanya terlihat jelas jika dia sangat puas dan dia tidak akan takut dengan orang-orang yang akan menghinanya karena pria yang sedang duduk di hadapannya itu yang akan membantunya.
minta Samuel untuk membuat Dariej mnyesal krn telah menjualmu