bagaimana menurut kalian tentang semua kisah yang mungkin tak akan kalian lihat dan alami selagi di dunia ini.
kisah yang mungkin tak akan di percaya banyak orang, tapi berbeda dengan satu wanita ini.
Dia adalah Mak Ijah, seorang wanita sepuh yang terkenal sebagai seorang pemandi Jenazah yang ada di kampung Sugihdadi.
wanita yang menjadi saksi bagaimana seorang meninggal dunia dan mendapatkan sebuah balasan.
bagaimana dia bisa menjalani aktivitas nya setiap hari?
bagaimana Mak Ijah menghadapi semua yang dia lihat, yang di alami para jenazah yang dia tangani?
ikuti kisahnya dalam novel baru author ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meidina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesedihan mendalam
pak Junaidi yang baru pulang dari kota, kebetulan dia membawa motor,dia kaget saat melihat ada sosok pria yang terduduk di tengah jalan.
dan yang makin membuatnya terkejut itu adalah ada bambu yang yang menembus tubuh pria itu.
dia pun berhenti, dan melihat siapa yang mengalami hal mengerikan itu, tapi saat dia melihat wajah pria itu dengan senter di ponselnya.
betapa terkejutnya dia melihat wajah yang begitu familiar, bahkan tangannya gemetar dan kakinya pun lemas hingga membuatnya jatuh berlutut di depan mayat bapak yang sudah begitu sabar membesarkannya.
"bapak!!!" teriak pak Junaidi yang menangis histeris melihat sosok Mbah Tejo
teriakan itu membuat kaget orang yang bersama pak Junaidi, dan saat melihat temannya itu begitu histeris, dia pun segera memukul kentongan agar memancing warga keluar.
benar saja, tak lama semua warga berkumpul di kira ada maling,"mana malingnya?" tanya pak RT.
"bukan maling pak, tapi Mbah Tejo..." kata pria itu sambil mengusap air matanya.
mereka semua pun kaget dan tak percaya melihat sosok sepuh itu harus mati dengan cara sekejam ini.
"Mbah tejo..." panggil semua warga yang begitu sedih.
polisi di hubungi dan juga ambulan dan tim forensik, tapi mereka tak bisa menemukan siapa yang membunuh pria sepuh itu.
Mak Ijah dan Sekar datang bersama Zaka,karena tadi mereka di jemput oleh beberapa warga.
saat mendekati lokasi, perasaan Mak Ijah begitu campur aduk, ada perasaan yang tak bisa di ungkapkan.
"ada apa ini Sadi, kenapa kalian semua berkumpul di sini," kata Mak Ijah yang masih belum tau.
tapi saat melihat sosok suaminya yang berada dalam kondisi begitu mengerikan.
"bapak!!"
"Mbah..."
suara teriakan kedua wanita itu yang memang begitu dekat pria baik dan sederhana itu
Mak Ijah bahkan jatuh pingsan, dan para warga membawa wanita itu pulang.
Mak Ijah bangun dari pingsannya, dia pun langsung turun dari ranjang kayu miliknya.
"bapak!!" Mak Ijah yang memanggil Mbah Tejo
"ada apa to Bu ne,kenapa kok ketakutan begitu, bapak sedang panen singkong, tadi mau tak banguni-"
suara Mbah Tejo terputus karena Mak Ijah lari memeluk suami tercintanya itu.
"aku cuma mimpi kan,bapak masih sehat seperti ini, kenapa aku mimpi buruk jika bapak meninggal dengan kondisi darah dimana-mana, dan ada bambu panjang yang menusuk jantung mu," kata Mak Ijah ketakutan.
"itu mimpi buruk Bu,ingat mimpi itu cuma bunga tidur, jangan terlalu sedih,meski baik nanti meninggal dunia terlebih dahulu, bapak akan setia di sekitar mu,jangan sedih ya ingat kamu harus tegar untuk menjaga putra mu dan juga Sekar," kata Mbah Tejo.
"tidak bisa, aku bisa gila jika bapak meninggalkan ku duluan,jika bapak pergi tolong bawa aku juga bersama mu," kata Mak Ijah.
."hei kenapa begitu, umur mu masih panjang,"
"tidak, aku tak bisa bapak tinggal pergi duluan,karena aku tak bisa kehilangan separuh jiwaku," terang Mak Ijah.
tiba-tiba ada sosok putih dua orang yang datang, "sudah waktunya pergi, mari..."
"bapak sudah di jemput, titip Junaidi dan kedua cucu kita ya, Mak bisa kok menjadi kekuatan mereka," kata Mbah Tejo yang tersenyum dan berjalan menjauh.
"tidak boleh, bapak!!" teriak Mak Ijah yang terbangun dari pingsannya.
dia langsung lari keluar rumah,yang sudah di penuhi oleh banyak orang.
bahkan semua peralatan untuk pemakaman juga sudah di siapkan,dan wanita itu seperti orang linglung.
"bapak!!!" teriaknya dengan pilu.
Sekar memeluk neneknya yang kehilangan suaminya, "Mak... tenang Jami bersama mu," kata wanita itu.
"bapak...."
mobil jenazah datang,karena jenazah sudah di otopsi untuk melihat apa yang terjadi agar bisa menemukan para pelakunya segera.
Zaka dan pak Junaidi ikut turun dari mobil berwarna putih itu. Sekar pun tak bisa menahan tubuh Mak Ijah yang lari dan langsung memeluk sosok yang di tutup kain putih itu.
bahkan kali Sekar seakan lemas saat ingin mendekat, dan kepalanya begitu pusing dan akhirnya wanita itu ambruk.
maaf ya thor
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
aku ampe lupaa
cuma updtenya kurang lncr ajah 🙏
Ayo lanjut lagi ceritanya