🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.Ikhlas Melepaskan
"Tambah lagi Mas?" tanya Laras.
Saat ini keduanya tengah makan malam bersama dirumah yang baru beberapa hari mereka berdua tempati.
Rumah baru yang akan mereka menjadi saksi perjalanan kehidupan baru mereka setelah kembali menjadi pasangan halal.
Sepulang nya dari toko milik Laras, Laras langsung berkutat didapur untuk membuat masakan kesukaan sang suami.
Cah kangkung,udang asam manis dan ayam bakar madu menjadi pilihan menu makan malam, malam ini.
Laras begitu bahagia saat melihat bagaimana lahap nya Fabian menyantap makanan yang tersedia di atas meja makan.
Tak tanggung tanggung, Bian sampai nambah 3x saking menikmati masakan yang dibuat oleh tangan istrinya.
"Tidak, sudah cukup sayang. Aku sudah 3 x nambah dan sepertinya perutku sudah terlalu penuh jika ditambah lagi,"
"Baiklah kalau begitu,"
"Terima kasih sayang, akhirnya aku bisa kembali merasakan makan dengan nikmat. Masakanmu benar benar lezat,"
"Sama sama Mas, ya sudah aku beresin ini dulu,"
Laras pun langsung membersihkan meja makan dan langsung mencuci semua piring kotor itu. Melihat itu, Bian mulai berpikir mungkin lebih baik dia mencari art yang akan membantu Laras mengurus rumah.
Bian pun mulai berjalan menuju ke arah kamar dan mencari ponsel miliknya. Dengan gerak cepat Bian mulai menghubungi asisten pribadi nya untuk membantunya mencarikan art untuk rumah nya.
"Ini kopi nya Mas,"
Bian yang tengah sibuk dengan ponselnya tampak dikejutkan dengan kedatangan Laras dengan secangkir kopi ditangan nya.
Bian tersenyum bahagia saat kehidupan nya kembali seperti dulu. Dimana dirinya selalu makan masakan Laras dan minum kopi buatan istrinya itu.
Sungguh mimpi yang kini sudah terwujudkan. Bian meraih cangkir kopi itu lalu menyimpan nya di atas nakas.
Tangan nakalnya langsung menarik tangan Laras hingga Laras pun jatuh terjerambab ke atas pangkuan nya.
"Mas, kamu apa apa sih? Ya ampun bikin kaget saja," seru Laras memukul bahu Bian karena kaget dengan apa yang dilakukan oleh suaminya itu.
"Mau kemana? Sudah disini saja, aku kangen," bisik Bian menciumi ceruk leher Laras yang membuat tubuh Laras meremang.
"Mas, jangan begini," lirih Laras merasakan gelenyar aneh ditubuhnya.
Laras menggigit bawahnya, kedua tangan nya pun meremas kaos yang dikenakan Bian untuk tidur malam ini.
Melihat respon dari tubuh Laras, Bian kian bersemangat menyerang tubuh Laras dengan sentuhan dan ciuman manja nya.
Hingga Laras pun akhirnya mulai terlena dengan semua yang Bian lakukan ditubuhnya. Dan malam ini pun keduanya kembali meraup manis nya madu pernikahan.
Bergelung dibawah selimut dengan saling bertukar peluh dan seliva. Ruangan yang tadinya sepi pun kini mulai di isi oleh suara lenguhan dan ******* manja yang keluar dari mulut mungil Laras.
***
***
Sementara ditempat lain...
"Kenapa belum tidur? Ini sudah larut, kita istirahat yukk?"
"Aku belum bisa tidur Pah, aku tidak bisa berhenti memikirkan Bian,"
"Anak kita sudah jauh lebih dewasa Mah, lepaskan dia agar dia nyaman menjalani hidupnya. Biarkan dia bahagia dengan pilihan hidupnya. Ke ikut campuran Mamah hanya akan membuatnya kembali menderita dan semakin jauh dari kita,"
"Apa selama ini aku salah Pah? Aku hanya ingin yang terbaik untuknya,"
"Yang terbaik menurut kita, belum tentu terbaik untuk anak anak kita. Lihatlah Radit, awalnya dia memiliki istri yang terbaik menurut kita tapi lihat saat ini, dia jauh lebih bahagia bersama dengan Rembulan. Itu artinya, terbaik versi kita belum tentu terbaik versi anak anak. Belajarlah untuk ikhlas melepaskan Bian seperti Mamah melepas Radit,"
Seketika hening tercipta di kamar itu. Mamah Sinta tampak termenung menanggapi ucapan Papah Sandi prihal anak bungsu nya, Fabian.
"Aku akan berusaha Pah, apapun keputusan yang Bian ambil dan siapapun wanita yang kini bersama nya, akan aku coba terima asal Bian bahagia dan bisa kembali seperti dulu. Hatiku sakit saat melihatnya bersikap dingin seperti kemarin," jawab Mamah Sinta sendu setelah memikirkan apa yang tadi di ucapkan oleh Papah Sandi.
Papah Sandi pun tersenyum lega saat istrinya sepakat untuk mengikuti saran yang dia berikan. Keduanya pun mulai beranjak lalu membaringkan tubuh lelah keduanya diranjang.
***
***
6 bulan kemudian...
"Ayo tante, sudah siap kan?" tanya Flora yang siang ini akan mengajak mantan calon mertuanya itu untuk berjalan jalan.
Sudah beberapa bulan gadis itu begitu intens mengajak Mamah Sinta berjalan jalan keluar kota demi menarik perhatian wanita paruh baya itu.
Pembatalan pertunangan yang dilakukan oleh Bian tidak serta merta membuat gadis itu puas dan menyerah begitu saja.
Hingga segala upaya pun dilakukan nya demi menarik kembali perhatian dari keluarga Herlambang.
Meski Mamah Sinta sudah menegaskan tidak bisa membantu apapun lagi untuk membuat Bian merubah keputusan nya, namun tetap saja. Flora begitu gigih mengambil hati Mamah Sinta yang selalu menjadi kunci dari semua keputusan yang Bian ambil.
Dengan begitu, mengambil perhatian Mamah Sinta adalah solusinya, pikir Flora. Maka, untuk melancarkan rencananya Flora bahkan rela keluar banyak uang demi menarik perhatian Mamah Sinta.
Toh semua biaya yang dia keluarkan saat ini pasti akan tergantikan dengan black card uang akan diberikan oleh Bian jika dia berhasil menjadi istirnya, pikir Flora saat ini.
Hingga Flora pun begitu semangat menjadi pemadu wisata di beberapa kota yang mereka tuju selama beberapa bulan ini.
Selain berniat mencari perhatian dari Mamah Sinta, Flora juga berniat mencari tempat tinggal dari Bian yang selama ini dirahasiakan dari nya.