Satu Malam bersama istri tetangga mampu meluluhkan lantahkan seorang Bastian Emanuel. Ia terjerat pada sosok istri orang
Akankah cintanya mampu di gapai? Ataukah hanya sebatas mimpi? Mimpi yang hanya akan menjadi sebuah bunga tidur tanpa menjadi kenyataan.
"Perawan memang menawan, janda sungguh menggoda, tapi istri orang jauh sangat menantang. Pesonanya terasa berbeda. Menarik," Bastian Emanuel
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. Perdebatan Di Meja Makan
Kyara penasaran janji apa yang telah suaminya dan Lisa sepakati semalaman. Dia di buat penasaran dan juga ingin tahu apa saya yang telah Lisa ucapkan kepada suaminya tanpa sepengetahuan dia.
"Janji?" Kyara mengerutkan keningnya. "Janji apa, Bang? Perjanjian apa yang semalam kalian sepakati sampai Lisa mengingatkan Abang lagi?" tanya Kyara mendesak suaminya untuk menjawab.
Beni diam, ia malah melirik Lisa dan Kyara bergantian. Dia bingung harus berkata apa pada Kyara.
"Jawab, Bang! Perjanjian apa yang kalian sepakati?" tanya Kyara lagi tidak sabar ingin tahu jawaban suaminya.
"Bang Beni, apa perlu aku yang bicara sama Kyara?" sahut Lisa sambil melangkah ke arah meja, lalu menarik kursi dan duduk di sampingnya.
"Kyara ..." Beni menjeda ucapannya, Kyara menunggu jawaban Beni.
"Semalam Lisa dan Abang sepakat untuk makan setiap hari di sini. Namun, Lisa yang melayani Abang menuangkan segala makanan dan kamu yang masak buat kita setiap hari. Menurut Abang, itu adil buat kalian berdua. Lu yang masak, yang menyiapkan ke atas meja, dan Lisa yang menyiapkan makanannya untuk Abang. Itulah sebabnya Lisa marah saat lu menuangkan makanannya."
Kyara yang sedang memegang centong nasi tersenyum miris. "Oh gitu, aku yang capek-capek masak, nyiapin ke atas meja, dan Lisa yang nyiapin makanan buat abang. Adil, begitu ya?" Kyara mengangguk seakan mengerti. Namun, berikutnya dia menggebrak meja makan.
"Itu bukan adil namanya, Bang. Aku kalian jadikan tukang masak dan kalian yang enak makan, begitu? Lalu capeknya Lisa di mana? Gak ikutan masak, tapi ikut menikmati dan seolah mau melayani Abang. Lisa, kau pikir aku ini bodoh, tidak tahu dengan trik yang kau buat? Kau hasut suamiku untuk berpihak padamu dan menjadikan aku tukang masak setiap hari, begitu? Bersihin rumah, buat makanan, cuci pakaian, semuanya aku yang urus, begitu? Dan kau tinggal enaknya saja. Oh tidak bisa! Kalau mau adil kau juga lakukan apa yang ku lakukan!" pekik Kyara tidak bisa dikibuli oleh trik Lisa yang ingin menjadikannya pembantu rumah.
"Pikiranmu terlalu jauh, Kyara. Aku hanya ingin membantumu dan berbakti kepada suamiku sendiri dengan cara yang aku lakukan. Itu juga membantumu kan? Kau yang masak, aku yang menyiapkan, kau yang mencuci baju, aku yang menyiapkan buat Bang Beni. Itu semua sama-sama dilakukan demi suami kita. Jadi bini pertama harusnya bangga istri keduanya mau ikutan mengurus suami, bukan malah nyolot gak terima!" balas Lisa tidak kalah keras sambil menggebrak meja juga. Lisa sampai ikutan berdiri dengan emosi yang membludak.
"Tapi menurutku enak di kau, Lisa. Aku bukan orang bodoh yang mudah kau atur dan mudah kalian manfaat kan."
"Kyara! Hargai keinginannya Lisa yang ingin membantumu. Harusnya lu dukung dia dan biarkan dia melayani Abang, bukan malah menuduhnya licik!" sentak Beni.
"Bang, Abang itu dibutakan cintanya oleh dia, Abang tidak tahu saja trik dia melakukan ini untuk menguasai Abang dan menguasai rumah ini sehingga Abang lupa pada yang namanya adil, nggak apa-apa pada kewajiban Abang sebagai suami Kyara karena yang ada di pikiran Abang saat ini adalah Lisa. Aku juga istrimu, istri pertamamu, jadi aku berhak menentukan apa saja yang harus dia lakukan termasuk dalam melayani Abang."
"Bukan begini caranya, Kyara. Itu sama saja kau mengaturku. Enak saja di atur oleh istri pertama. Mentang-mentang aku yang kedua, tidak seenaknya kau atur-atur, aku tidak mau!" Lisa menolak tegak.
"Apa bedanya dengan kau yang membuat perjanjian bersama Bang Beni tanpa sepengetahuanku dan tanpa seijin dariku? Itu sama saja kau juga mengatur segalanya termasuk dalam mengatur suamiku. Aku juga tidak mau diatur-atur olehmu!" balas Kyara tidak mau kalah. Dia punya hak di rumah itu, dia yang istri pertama dan sah secara agama dan negara merasa punya wewenang dalam urusan segalanya.
"Lisa tidak mengatur Abang, Kyara. Dia hanya ingin melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Kau saja yang memiliki pikiran berlebihan." Beni terus membela Lisa sampai membuat Kyara menggeram semakin kesal dan marah.
"Terus, terus saja Abang bela istri kedua Abang ini. Abang bilang mau adil, tapi nyatanya Abang tidak adil padaku! Abang sudah berubah, Abang bukan lagi Beni yang Kyara kenal. Semuanya berubah! Dan kau ..." tunjuk Kyara pada Lisa dengan sorot mata tajam. "Kau harus ingat jika dirimu hanyalah istri siri, istri yang hanya akan menjadi bayangan saja. Aku, istri sah secara agama dan negara lebih berhak atas segala yang bang Beni punya."
"Kyara!" sentak Beni seraya melayangkan tamparan keras.
Plak!
.
kesel kaya cerita ikan terbang....
UU=ujung-ujungnya ku menangis..... membayangkan. ga usah lu bayangin dasar.....