Terjerat Gairah Istri Tetangga
Setiap orang ingin merasakan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian dalam kehidupan rumah tangganya. Itulah sebabnya banyak orang yang menikah karena cinta. Namun, ternyata ada pula pernikahan karena cinta nyatanya tidak baik-baik saja setelah menikah.
Dan itu di alami oleh wanita muda berusia 25 tahun. Kyara Maharani, itulah namanya. Wanita yang harus menelan pil pahit kenyataan ketika kehidupan rumah tangganya tidaklah seindah yang ia bayangkan. Berharap setelah menikah karena cinta membawanya bahagia, tetapi ternyata malah membuatnya tertekan penuh air mata.
Suami yang ia cinta kini seringkali memperlakukan dirinya kasar, sering main judi, sering main sabung ayam, dan juga pengangguran. Perubahan itu berawal dari suaminya yang di pecat karena adanya pengurangan karyawan.
Langkah lesu seorang pria berambut gondrong di ikat rapi dengan baju terlihat berantakan, dan tas di jinjing melangkah masuk ke dalam rumah.
Kyara yang sedang membersihkan lantai menggunakan sapu pun terkejut melihat suaminya kembali pulang. Kyara melirik jam yang ada di dinding, pukul 08 : 30 WIB.
"Loh, Bang, ini baru saja jam setengah sembilan. Kenapa sudah pulang saja? Biasanya pulangnya nanti jam empat atau jam lima sore." Kyara menyenderkan sapu ke dinding dan mengikuti langkah suaminya. Ia hendak menyodorkan tangan untuk mencium tangan suaminya, tetapi tidak di gubris oleh suami. Hal itu membuat Kyara heran, karena tidak biasanya sang suami menolak uluran tangan dia.
Pria itu menghempaskan tubuhnya secara kasar keatas kursi. Punggungnya ia sandarkan ke kursi dengan kepala menengadah ke atas dalam keadaan mata terpejam.
Melihat suaminya yang kelelahan, Kyara berinisiatif mengambil segelas air minum beserta cemilannya, kue rengginang sisa selamatan tetangga sebelah kemarin sore.
"Bang, di minum dulu teh hangatnya. Siapa tahu setelah minum Abang jadi lebih enakan lagi," ujar Kyara sambil menyimpan nampan yang ia bawa ke atas meja. Lalu Kyara duduk di samping suaminya.
"Abang tidak selera minum, Kya."
Kyara diam memperhatikan suaminya yang masih dalam posisi awal.
"Abang di pecat gara-gara ada pengurangan karyawan. Sekarang Abang pengangguran, Kyara. Abang tidak memiliki pekerjaan lagi." Barulah pria itu membuka mata dan menoleh menatap Kyara.
Kyara sebenarnya cukup terkejut atas kabar barusan. Namun, ia tidak ingin membuat suaminya semakin sedih dengan keterkejutan yang ia lihatkan.
"Bang, mau Abang bekerja ataupun tidak, aku akan tetap berada di sisi Abang. Soal pekerjaan, mungkin itu bukan rezeki Abang lagi. Abang 'kan bisa berhenti dulu, istirahat dulu di rumah. Mungkin ini cara Tuhan untuk memberikan Abang istirahat dari pekerjaan yang selalu membuat Abang lelah." Dengan bijaknya dan dengan suara yang lembut, Kyara mencoba menenangkan suaminya agar doa tidak sedih. Namun, reaksi yang di tunjukkan begitu berbeda.
"Ini semua gara-gara kamu, Kyara. Seandainya kamu tidak meminta Abang buat menawarkan dagangan soto kamu, Abang tidak akan mungkin di pecat!"
Kyara mengerutkan keningnya, ia merasa heran dan bingung kenapa barang jualannya di bawa-bawa? Iya, jika Kyara meminta suaminya untuk mengajak para rekan kerja mampir ke tempat dia jualan soto. Tapi, untuk masalah pemecatan yang dilakukan perusahaan tidaklah ada sangkut pautnya dengan barang jualan dia. Aneh bukan?
"Bang, apa hubungannya soto sama Abang yang kena pecat? Setahuku itu alasan yang tidak masuk akal, Bang." Kyara memandang lekat bola mata suaminya. Dia merasa heran karena suaminya menyalahkan dirinya. Padahal. Kyara tidak pernah tahu kejadian seperti apa yang terjadi di tempat kerja sampai membuat suaminya di keluarkan secara tiba-tiba.
"Ya, karena kamu meminta Abang untuk mengajak rekan-rekan mampir ke kedai soto milik kamu, Abang kena pecat tanpa pesangon." Tetapi, raut wajah suaminya Kyara terlihat tegang saat istrinya menatap lekat mata sang suami.
"Sudahlah, Abang capek, mau istirahat. Jangan ganggu Abang!" sambungnya lagi sambil beranjak berdiri lalu pergi ke arah kamar.
Kyara menatap heran atas sikap suaminya saat ini. "Bang Beni kenapa? Tidak biasanya dia menyalahkan ku atas apa yang terjadi padanya. Ini aneh sekali."
Meski merasa heran, Kyara tidak mau berpikiran macam-macam. Ia kembali melanjutkan kegiatannya mempersiapkan barang jualan yang akan ia jual hari ini.
Kedai soto Kyara, itulah nama yang tertulis di spanduk persegi panjang yang ada di sebrang jalan. Tempatnya saling berhadapan dengan rumah yang saat ini di tinggali, dan juga terlihat ramai karena memang berada di pinggir jalan.
*****
Hari demi hari telah terlewati, bulan pun sudah berganti, dan dua bulan telah berlalu dari hari pemecatan yang dialami Beni.
Beni yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan selalu saja marah-marah melampiaskan kekesalannya kepada Kyara. Seperti hari ini, dia membentak istrinya hanya karena kopi yang ia minum terasa manis sekali.
Bruuffftttt ....
"Apa-apaan ini! Kopinya manis sekali. Lu tidak becus buat kopi buat Abang? Lu sudah lama mengetahui apa yang gue suka tapi kenapa lu sampai membuat kopi saja kemanisan, Kyara?" sentak Beni menyemburkan kopi yang ia minum. Lalu, ia menyimpan kasar cangkirnya ke atas meja. Untungnya gelas plastik, kalau kaca, sudah pasti pecah.
Kyara memejamkan mata saking terkejutnya mendapatkan lagi sentakan dari suami yang ia cinta. Perkataannya pun berubah menjadi lu, gue. Bukan lagi aku dan kamu. Semua perubahan ini pun membuat Kyara keheranan dengan sejuta pertanyaan. Kenapa bisa suaminya berubah secepat ini dalam kurun waktu dua bulan?
"Masa sih, Bang? Aku menuangkan gulanya sesuai selera Abang, kok."
"Kau itu bodoh, tidak becus jadi bini!" sentaknya lagi menunjuk wajah Kyara dengan tatapan kesal.
Kyara mendongak menatap sedih mata suaminya. "Kenapa Abang berubah? Apa salah aku sampai aku yang sekarang selalu salah di mata Abang?" tanya Kyara karena tidak sanggup lagi untuk menanyakan hal ini. Perlakuan Beni memang misterius, perubahan yang cepat, dan juga begitu tidak masuk akal.
"Berubah apa? Jadi super hiro? Masih saja lu tanya kenapa gue berubah? Seharusnya lu sadar, gara-gara lu gue di pecat. Itu kerjaan yang gue inginkan, menjadi manager keuangan di salah satu pabrik sepatu terbesar di kota kita. Tapi semua hancur hanya karena gue menawarkan barang dagangan lu pembawa sial itu!" sentak Beni lalu, pria itu melengos pergi.
"Itu bukan alasan yang logis, Bang! Aku yakin bukan ini alasannya," sahut Kyara memekik berharap mendapatkan sebuah jawaban pasti atas perubahan sikap suaminya yang aneh ini.
"Terserah lu, dah. Gue tidak suka di tanya-tanya. Lu jadi bini bawel amat." Namun, Beni yang hendak keluar rumah kembali masuk lagi. Dia mendekati Kyara.
"Minta duit buat jajan gue!" ujarnya sambil menengadahkan telapak tangan di hadapan Kyara.
Lagi-lagi suaminya selalu meminta uang, "untuk apa? Tadi pagi Abang sudah minta dan sekarang minta lagi."
"Halah, jangan banyak omong lu, buruan bagi duit!"
"Tapi, Bang ..."
Karena kesal Kyara tidak memberikannya, ia menggeledah paksa saku baju yang Kyara kenakan.
"Bang! Jangan!"
"Diam lu! Ini apa, hah?" sentaknya menunjukkan uang lima puluh ribu yang berhasil di temukan. "Segini saja pelitnya minta ampun, bini ngeselin lu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
kin'harutoo
keren
2023-12-27
0
Al Fatih
suami kyk GT d remet,, d bikin dendeng,, mantab
2023-10-26
0
Uthie
Keep aaahhhh 👍😂
2023-10-09
0