Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Minggu
Najwa sedang melayani Malvin saat sarapan pagi, bahkan pagi ini Najwa membuatkan sarapan untuk mereka bertiga.
Namun, dia teringat akan Adam, karena Adam sangat suka bubur di pagi hari. Tanpa sadar, Najwa melamun di depan Malvin dan Romi.
"Apa yang terjadi? kamu rindu rumah? kalau rindu pulang lah, untuk apa menginap segala" cibir Romi, Najwa tertegun.
"Eng-enggak" jawab Najwa, menghindari kontak mata dengan Romi.
"Mommy, mau lagi nasi goreng nya, enak banget" teriak Malvin.
"Mommy mu ini jago masak, apa yang tidak bisa di masak oleh nya, mungkin rumput di taman juga akan enak kalau Mommy mu yang masak" goda Romi, sembari terkekeh melihat ke arah Malvin.
"Kakak, apa yang kamu katakan, jangan menggoda aku di pagi hari" Najwa terlihat malu - malu.
"Mana bisa di makan rumput Om, memang nya kita kambing" ketus Malvin, lalu anak ini tertawa. Najwa dapat melihat, jika Malvin, anak yang pandai bergaul dan berkomunikasi dengan orang.
Romi dan Malvin sibuk main sendok - sendok 'kan di depan Najwa yang tengah melamun. Romi langsung menyuruh Malvin untuk mengejutkan Najwa, agar tidak melamun terus menerus.
"Door...!"
"Eeeh!"
Ha...Ha...Ha...Ha...
Romi dan Malvin malah tertawa melihat Najwa yang terkejut. Langsung saja, Najwa memelototi Malvin dan Romi secara bersamaan.
"Berani mengejutkan Mommy ya" ucap Najwa, sembari dia semakin mendekat ke arah Malvin, dan ingin menggelitik anak ini, hanya saja Malvin sudah tahu, dan langsung berlari bersembunyi di belakang Romi.
"Ampun Mommy, enggak lagi" teriak Malvin, yang masih tertawa, terdengar gelak tawa Malvin yang memenuhi ruangan makan di rumah itu, sudah lama terlihat sepi. Tapi, hari ini rumah yang di tinggal Najwa beberapa bulan lalu, kembali terdengar ramai.
"Sayang, jangan lari - lari. Nanti jatuh, baik -baik main nya" teriak Najwa, saat Malvin akan lari ke arah ruang tamu.
Najwa membersihkan meja makan, saat mereka sudah selesai sarapan.
"Najwa, apa kamu tidak ingin memiliki anak sendiri ? maksud Kakak, biar ada teman Malvin, dan rumah kita akan selalu ramai, kalau kamu sekali - kali pulang kesini" tukas Romi.
"Malvin masih kecil lagi Kak, aku belum sanggup mengurus baby lain jika aku tambah saat ini, jadi aku masih harus merencanakan ini dengan matang" ujar Najwa, yang coba tersenyum kepada Romi. Najwa terpaksa memberi alasan, agar Romi tidak mengetahui masalah yang sudah terjadi antara Adam dan Najwa.
Najwa meninggalkan meja makan, dan menyibukkan diri di dapur. Sementara, Malvin ada di ruang tamu. Romi sedang tidak ke cafe, karena sudah berencana akan pergi nanti siang, dia memilih untuk menemani Malvin dan Najwa di rumah.
Di kediaman Adam. . .
Adam terlihat sudah rapi, dan semalam di saat Adam pulang dari pertemuan dengan kolega Jepang, Adam mendapatkan pesan yang menohok. Karena Adam tidak membawa Najwa bersama, yang di ketahui jika Adam telah menikah lagi, namun pria ini memilih untuk menutupi nya.
"Adam, enggak sarapan dulu?" tanya Melda, yang sedang menikmati teh nya.
"Enggak ma, aku sarapan di kantor saja, pagi ini ada pertemuan dengan klien" ujar Adam, yang berjalan melewati meja makan.
"Eemmm, sibukkan diri mu Adam, agar kau tidak terlalu stres memikirkan hubungan mu yang belum jelas mau di apakan, Adam - Adam" Melda menggelengkan kepala nya di akhir ucapan. Adam mengetahui jika Melda masih marah dan terkesan masih tidak senang dengan nya, namun Adam memilih tidak menanggapi ucapan sang ibu.
Adam, tidak ingin ribut di pagi hari. dan masih banyak pekerjaan di kantor yang harus di selesaikan nya.
Ada banyak pelayan di rumah Xavier, namun hanya Rosna yang terlihat begitu sibuk di dalam rumah tersebut.
"Rosna..!" teriak Melda, dari arah meja makan.
"Iya Nyonya besar" Rosna mendekat, dan sedikit menunduk.
"Minta yang lain, untuk bersihkan kolam renang, serta bersihkan kamar Malvin. Kamar Adam juga tolong di bersihkan" titah Melda.
"Tapi Nyonya..."
"Kenapa?"
"Kamar Tuan Adam, tidak memperbolehkan kami untuk masuk"
"Aku yang suruh, kamu tidak perlu takut. Aku ibu nya, sampai kapan dia akan bersikap seperti itu, istri nya sudah lama meninggal, Adam harus tetap bertahan hidup untuk Malvin dan istri ke dua nya. Kalau dia memaksa aku akan menyuruh dia untuk menyusul Humaira" tegas Melda. Rosna terkejut. Memang ada dua orang yang tidak bisa membuat Adam berkutik, Humaira istri nya dan Melda sang ibu.
"Baik lah Nyonya " Rosna pun memanggil pelayan yang lain, untuk melakukan apa yang di perintah Melda.
'Jika Najwa tidak bisa membuat Adam jatuh cinta, maka aku yang akan bertindak. Humaira, Mama mohon, restui langkah Mama, semua Mama lakukan untuk Anak mu dan suami mu' batin Melda, bagaimana pun Melda tetap sayang kepada Humaira, hanya saja dunia mereka sekarang berbeda.
Melda meninggalkan cangkir teh milik nya di atas meja, lalu menyusul Rosna yang sudah berlalu ke kamar Adam.
...****...
Kantor Xavier Group. . .
Suasana di dalam ruangan cukup tegang, Alvin yang sejak tadi duduk di sebelah Adam, juga merasakan jika meeting kali ini lebih dingin dan aura nya lebih parah dari sebelumya.
Sedikit saja salah bicara langsung di depak keluar dari ruangan tersebut.
"Alvin, sudah kamu periksa laporan keuangan Minggu ini?"
"Sudah Pak, dan semua nya aman, bahkan gaji karyawan bulan ini sudah turun" ujar Alvin,
"Kalian semua sudah menerima gaji, tapi kenapa pekerjaan kalian terlihat sangat main - main, proposal apa yang kalian siap 'kan untuk aku presentasi di perusahaan asing untuk beberapa hari ke depan. Apa kalian tidak bisa melalukan lebih baik dari ini?" teriak Adam, semua orang terlihat terkejut.
"Apa yang terjadi? kenapa hari ini Bos terlihat begitu marah?"
"Aku tidak tahu, namun semalam saat pertemuan dengan klien Jepang, aku mengetahui jika Bos di permalukan" ujar karyawan itu.
Mengetahui ada karyawan yang sedang bergosip di dalam ruangan itu, membuat Adam marah.
Brak!
Adam mengebrak meja, dan berdiri, semua orang terkejut dan langsung menoleh ke arah Adam.
"Ini ruangan meeting, bukan tempat bergosip. Apa kalian di gaji untuk ngegosip tentang bos kalian ? haaah?. Kalau kalian tidak bisa merubah proposal ini dalam waktu tiga jam, jangan harap kalian bisa keluar dari ruangan ini, dan kalian terancam di PHK! " tegas Adam, yang kembali duduk, lalu tangan nya menyentuh kening nya, memijit nya sekilas.
Adam meraih botol mineral yang ada di depan nya, dan langsung meneguk untuk menghilangkan haus nya.
"Apa yang terjadi? kalau pun biasa nya juga dingin, tidak sampai membuat bos marah begini ?" gumam Alvin, yang saat ini sedang memeriksa laporan kerja sama dengan berbagai macam perusahaan asing.
Adam kembali menatap layar laptop nya, entah apa yang sedang di kerjakan nya. Namun, Alvin dapat melihat jika ada pikiran yang sangat menganggu Adam sejak tadi pagi.
Ruangan terlihat hening beberapa jam kemudian, hanya ada suara keyboard yang terus di tekan oleh para karyawan, dan juga pulpen yang berjalan di atas kertas, untuk memperbaiki salinan proposal yang salah.
Tidak ada yang berani mengeluarkan suara mereka, saat mereka melihat aura hitam yang menyelimuti wajah bos mereka. Sungguh seram, Adam kalau sudah marah, semua orang di dalam ruangan tersebut, tidak berani bersuara.
Tap!
Adam menutup laptop nya, semua orang kembali terkejut, sudah waktu nya istirahat, dan jam makan siang sudah tiba.
"Belum ada yang kalian kerjakan?" tanya Adam, semua orang terlihat gugup, dan tidak ada yang bersuara.
"Alvin, pesan beberapa kotak makan siang untuk mereka, dan jangan biarkan mereka pergi dari ruangan ini, sebelum mereka selesai memperbaiki proposal tersebut. Aku menunggu proposal baru di ruangan ku!" Adam berdiri, dan pergi meninggalkan ruangan meeting.
Blam!
"Heemm, huuh!"
"Aku sangat tegang"
"Akhir nya bisa bernafas dengan lega.."
Semua karyawan terlibat begitu tegang dan cemas, namun Alvin segera memesan makan siang untuk karyawan yang ikut meeting.
"Setidak nya, Bos tidak melupakan makan siang kita" ucap salah satu karyawan laki - laki, yang duduk paling pojok.
"Apa bisa menikmati makan siang dengan tenang, sementara hati kita masih cemas. Ada tiga lembar lagi yang harus di perbaiki" ujar karyawan wanita yang menjadi mengerti umum di perusahaan Xavier.
"Sudah - sudah, kerjakan tugas kalian, kalau hanya bergosip tidak akan selesai!" tegas Alvin, yang sudah selesai memesan makan untuk mereka semua.
Setelah laporan Alvin selesai, Alvin memeriksa dokumen dan Proposal yang sedang di selesai para karyawan, karena Alvin tidak ingin Adam menolak lagi proposal tersebut, bagaimana pun mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.
Tiga jam berlalu, semua karyawan yang berada di dalam ruangan meeting terlihat menghembuskan nafas mereka, karena apa yang di kejar akhirnya selesai juga.
"Huufff. Semoga yang kali ini tidak di tolak" gumam seorang wanita yang duduk di sudut meja paling ujung.
"Berdoa saja, semoga sekarang sikap Bos sudah dingin kembali, tadi meledak - ledak ku rasa hanya karena sedang capek!" ujar Alvin, berbohong kepada yang lain.
"Pak Alvin, anda 'kan yang paling dekat dengan Bos, masa anda enggak tahu, jika Bos telah menikah lagi, aku dengar kemarin malam Bos di permalukan di tempat perjamuan dengan kolega Jepang"
"Ani, dari mana Kau tahu berita tentang itu, jangan sekali - kali menyinggung di depan Bos, kalau tidak karir kau akan berakhir sekarang juga !" tegas Alvin, menatap tajam ke arah Ani. Wanita ini terlihat mengerucutkan bibir nya. Ani adalah Karyawan yang paling lama yang berada di sini, hampir setelah informasi tentang Adam di ketahui nya.
"Semua orang disini tahu Bos menikah lagi, apalagi Profil perusahaan Bos kemarin baru di ganti dengan foto istri kedua dan Anaknya. Jadi, ini bukan masalah lagi, hanya saja menurut informasi yang di ketahui oleh kami semua, Tuan Hasiko, memberi pesan menohok kepada Bos, dan itu membuat Bos tersinggung!" pungkas Karyawan pria yang sering di panggil, Adi.
"Berikan proposal itu kepada ku, berdoa saja kali ini proposal nya tidak di tolak oleh Bos" ujar Alvin, mengambil proposal di tangan Ani.
Alvin membubarkan semua karyawan dan dewan direksi di dalam ruangan meeting. Semua urusan import dan eksport barang adalah tugas Ani dan Adi, apapun kesan yang di dapat dari klien, mereka lebih dulu tahu, ketimbang karyawan lain.
Tidak heran mulut Ani yang suka bergosip, ada tahi lalat di sudut bibir nya. Alvin keluar dari ruangan meeting, kini menuju ruangan CEO milik Adam, yang ada di ujung lorong, di tengah - tengah ruangan milik Alvin dan Adi.
Tok ! Tok !
"Masuk!"
Ceklek !
"Permisi Pak!"
"Eemm.." singkat Adam, tanpa melihat ke arah Alvin, Adam terlihat sibuk dengan laptop nya.
"Alvin, kenapa profil perusahaan tidak bisa di ganti ulang?"
'Jadi, Bos belum bisa menggantikan profil itu? ' Alvin menelan ludah nya, harap -harap vas, proposal akan di tolak lagi, hati Bos masih belum dingin, Alvin mematung di ambang pintu.
"Kenapa kau diam, apa kau hanya akan berdiri di situ saja!" teriak Adam, terlihat raut wajah nya yang mulai kesal lagi, Alvin dengan langkah besar, langsung berjalan ke arah meja Adam.
"Pak, ini pro..."
"Simpan itu dulu, katakan bagaimana aku harus menggantikan profil ku?" Adam melirik ke arah Alvin, pria ini tentu saja terkejut.
"Pak, ini laptop anda, hanya anda yang bisa menggantikan nya, dan sandi hanya anda yang tahu, kami tidak bisa menggantikan nya, dan lagi pula Profil yang sudah di kunci tidak bisa di ganti lagi selama sebulan Pak" jelas Alvin, dengan bibir yang sedikit gemetar.
Mendengar penjelasan Alvin, Adam semakin kesal, selama sebulan Adam harus menunggu untuk mengubah kembali profil nya.
"Pak, kenapa anda tidak memeriksa cctv, jadi anda tahu siapa yang menggantikan profil anda"
"Tidak perlu!" tegas Adam, Alvin terkejut. Dari sorotan netra Adam sudah terbukti, jika Adam sudah mengetahui yang menggantikan profil nya adalah Malvin, hanya Malvin yang bisa mengotak atik laptop Adam.
'Jika aku mendengar ucapan Alvin, pria ini akan tahu, siapa Malvin ' Adam memandang lekat ke arah Alvin, semakin membuat Pria itu gemetar.
'Apa lagi ini Tuhan, kenapa Bos, terus memandangi ku'
"Alvin!" panggil Adam.
"Iy- Iya Pak!"
"Mana Proposal yang akan kau berikan pada ku"
"Ini Pak!" Alvin meletakkan proposal tersebut di atas meja.
"Saya permisi dulu Pak"
"Eemmmm"
Tanpa menunggu waktu lebih lama, Alvin bergegas pergi meninggalkan ruangan Adam, sampai di luar ruangan, Alvin mengambil nafas dalam-dalam dan membuang nya, merasa lega telah keluar dari ruangan tersebut.
Adam memeriksa proposal tersebut, dan ke dua alis nya kini menyatu setelah membaca isi proposal yang masuk ke laptop nya barusan.
Pertemuan dengan kolega yang ada di Italia akan berlangsung dua hari lagi, dan Adam harus berangkat hari ini.
"Alvin kembali ke ruangan ku"
[Baik Pak!]
Panggilan terputus, Alvin sudah kembali ke ruangan Adam, pria ini hanya sampai ke depan pintu ruangan nya saja, namun Adam sudah memanggil nya kembali.
Ceklek !
"Pak"
"Persiapkan Proposal milik klien Italia, aku akan berangkat nanti malam ke sana, dan jangan lupa, dokumen Hr2 di selipkan dalam proposal itu, agar tidak tertinggal" titah Adam.
"Baik Pak, ada lagi Pak?"
"Kau sudah makan?"
"Belum Pak"
"Sama aku juga belum, pesan 'kan kari kambing dengan nasi kuning, kita akan makan di ruangan makan siang ku, dalam waktu setengah jam aku akan kesana"
"Baik Pak, saya permisi"
Tanpa menjawab, Adam hanya melambaikan tangan nya ke arah Alvin, dan Pria itu bergegas pergi, dan memesan makanan yang di minta oleh Adam.