Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Telah Tiba
Waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Darren menghentikan mobilnya di depan kost an Erina. Sebelum turun dari mobil ia memastikan terlebih dahulu apakah wanita itu sudah atau belum melalui telepon.
Ia merogoh benda pipih di balik saku jas hitam yang saat ini ia kenakan. Mendial nomer wanita itu di layar ponsel. Menempel kan benda pipih tersebut ke dekat daun telinga nya.
Tidak berapa lama, sambungan telepon nya terhubung.
"Halo, Erina. Sudah siap? Aku sudah di depan kost an mu."
"Iya, tunggu lima menit lagi. Nanti aku keluar."
Darren menghembuskan napas lega. Lantaran Erina mau ikut bersama nya.
"Ya sudah, aku tunggu."
Sambungan telepon pun berakhir. Darren semakin tidan sabar ingin bertemu dengan wanita itu dan membawanya ke tempat yang sudah ia siapkan.
Pandangannya tidak terlepas dari pintu kost an Erina. Berharap wanita itu segera keluar. Dan lima menit berikutnya, Erina keluar. Ia bergegas turun dari mobil dan menghampiri wanita itu.
"Erina .." panggil Darren lirih.
Ia memandang penampilan Erina dari bawah sampai atas. Tampak berbeda sekali. Dress yang membalut sebatas lutut berwarna merah merekah yang menampakan belahan dadanya dengan jelas membuat pandangan Darren tidak berpaling dari Erina. Ia sangat terpesona dengan kecantikan wanita itu.
Rambut yang di gerai dengan gaya kriting gantung dan wajah yang di beri sedikit polesan make up, serta bibir yang sedikit di beri lipstik berwarna merah muda yang membuat Darren tidak bisa berkata-kata.
"Tuan Darren ..." Erina melambaikan tangannya di depan wajah Darren, itu panggilan yang ke sekian kalinya. Akan tetapi pria itu tidak juga berkedip.
"Tuan ..." ulang Erina sekali lagi dan Darren mengerjapkan matanya tersadar.
"I-iya, Erina. Maaf, maaf. Aku tidak menyangka saja jika kau secantik ini," pujinya.
"Terima kasih. Ah ya, jadi kita mau kemana?"
"Iya, sebentar." Darren mengambil sesuatu dari dalam mobilnya dan kembali dengan membawa tali panjang berukuran tiga jari.
Kemudian Darren memasangkannya di wajah Erina guna menutupi kedua mata wanita itu.
"Apa harus seperti ini?" tanya Erina.
"Iya, kau harus memakai penutup mata. Karena ini surprise."
Darren mengikat talinya ke belakang kepala Erina hingga Erina benar-benar tidak dapat melihat apapun selain gelap.
Setelah itu ia menuntun Erina masuk ke dalam mobilnya.
"Hati-hati," ucap Darren seraya melindungi kepala Erina agar tidak terpentok atap mobil.
Darren memasangkan seatbelt di tubuh Erina. Namun pandangannya tiba-tiba jatuh pada bibir wanita itu saat wajah mereka dekat sekali. Ia segera menepis pikiran tersebut dan fokus pada tujuan awal.
"Kita mau kemana sih, tuan?" tanya Erina lagi karena ia sangat penasaran.
"Sudah, ikut saja."
Darren menutup pintu mobil bagian Erina dan berjalan beberapa langkah untuk masuk ke dalam mobil samping nya bagian jok kemudi. Usai memasang seatbelt pada tubuhnya. Darren langsung menghidupkan mesin mobilnya dan mobil pun melesat pergi dengan kecepatan normal.
"Aku takut, tuan. Kau tidak akan macam-macam kan?"
Pertanyaan Erina membelah keheningan yang terjadi beberapa saat di antara mereka.
"Kau tenang saja, aku tidak akan macam-macam tanpa seizin mu."
"Sungguh?"
"Ya. Jangan pikirkan apapun, kau pasti akan sangat senang nanti."
Erina membayangkan sesuatu apa yang kira-kira membuatnya senang. Surprise apa yang akan di berikan oleh pria itu? Ia jadi tidak sabar dengan surprise yang akan di berikan oleh Darren.
_Bersambung_