Bidadari Surgaku

"A-apa?!" Tasya menggelengkan kapalanya berkali-kali. "Kamu bercanda kan, Al?! tidak mungkin kamu melupakan aku secepat itu. Aku tahu seberapa cintanya kamu sama aku." ucap Tasya sambil tertawa frustasi.

"Hah! Tapi kenyataannya memang seperti itu. Kalau aku sudah menikah dengan orang lain. Kamu perlu bukti?! Baiklah, mungkin dengan ini kamu akan percaya kalau aku sudah menikah." Alvan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya pada Tasya.

"Enggak mungkin. Kamu pasti bohong kan, Al!" Tasya berkali-kali menarik nafasnya.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Yang jelas kalau aku sudah menikah. Lebih baik kamu pergi dari sini!" usir Alvan.

"Oke. Kalau boleh tahu siap wanita itu..! siapa wanita yang sudah kamu nikahi?!" tanya Tasya. "Aku yakin Al, pasti kamu terpaksakan menikahi nya. Karena aku tahu kamu masih sangat mencintaiku." ujar Tasya.

Alvan menatap lekat Tasya, "ya aku akui awalnya aku terpaksa, tapi setelah menjalani kehidupan bersamanya selama beberapa bulan ini.. aku jatuh cinta padanya. Dia bisa dan sudah menghapus dirimu dari hatiku." aku Alvan

"A-apa! secepat itu Al?"

"Yah, secepat itu aku langsung bisa melupakanmu. Kamu mau tahu wanita itu siapa?!" Alvan menjeda ucapnya.

"Iya, siapa?" tanya Tasya. "Aku ingin tahu siapa wanita yang sudah menggeser aku dari dalam hati mu." tambahnya lagi.

"Namanya Aleandra, dia sahabat baik adikku, Ghea." jawab Alvan.

"Sahabat Ghea?" tanyanya memastikan.

"Iya. Dia yang sudah mau menolong aku, dan keluarga ku yang hampir saja menanggung malu karena pengantin wanita yang akan aku nikahi, kabur." sindir Alvan. "Jadi, lebih baik kamu pergi dari ruangan ku sekarang juga, karena kita tidak memiliki hubungan lagi." usir Alvan lagi.

"Baiklah aku akan pergi. Tapi perlu kamu tahu Al, aku pergi dari pernikahan kita, karena ada sebabnya." ucap Tasya.

"Dan aku tidak butuh penjelasan mu! pergilah!" Alvan beranjak dari kursinya, lalu ia berjalan menuju pintu dan membukanya lebar. "Pergilah Sya, aku tidak mau kasar padamu." Kali ini Alvan mengusir nya dengan berkata lembut.

"Iya aku akan pergi dari sini, tapi kamu harus mengetahui dulu alasannya kenapa aku pergi." sahut Tasya. "Aku pergi dari pernikahan kita, itu semua karena Ghea, adik kamu!" ucap Tasya.

"Apa maksud kamu, kaburnya kamu dari pernikahan kita itu karena, Ghea?" tanya Alvan minta penjelasan.

"Iya, Ghea. Dia selama ini tidak pernah menyukai hubungan kita, Al. Dan saat itu Ghea mengancam aku akan membuat karir ku hancur jika aku tidak meninggalkan kamu. Aku bingung Al satu sisi aku ingin menikah dengan mu, tapi disisi lain aku juga tidak mau karirku hancur. Kamu kan tahu, Ghea mengenal pemilik Agensi model tempat aku bekerja Al.." Alvan terkejut dengan apa yang baru di dengar dari Tasya.

"Tidak! aku tidak percaya adik ku seperti itu. Aku tahu Ghea tidak begitu suka dengan hubungan kita, tapi dia tidak akan mungkin mengancam seperti yang kamu tuduhkan! Kamu pasti bohong kan? dengan mengarang cerita. Agar aku luluh dan memaafkan mu!" ucap Alvan berusaha tidak percaya apa yang di ucapkan oleh Tasya.

"Aku tidak bohong Al.. Oke. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa bertanya pada Ghea sekarang juga. Telpon adik kamu dan suruh dia datang kesini." saran Tasya untuk membuktikan kalau perkataannya benar. "Dan kamu bilang tadi apa? Al kamu menikah dengan sahabat dari Ghea, kan? bisa jadi mereka sudah bekerjasama. Tidak mungkin kan.. saat aku pergi dari pernikahan kita, sahabat dari adik kamu tiba-tiba langsung mau menerima begitu saja menikah dengan mu. Kalau bukan karena mereka sudah sekongkol atau dia sudah membayar sahabat nya untuk menggantikan aku." Alvan mulai mencerna ucapan Tasya. Apa benar adiknya sudah melakukan itu dan Alea, apa mungkin?! Tasya ada benarnya, lebih baik ia bertanya langsung pada adiknya. "Aku yakin Al, pasti mereka sudah merencanakannya. Al aku tahu aku salah sudah pergi di hari pernikahan kita, tapi ini bukan keinginan ku. Aku terpaksa, Al.."

"Baiklah. Anggap aku percaya padamu, tapi kenapa kamu tidak memberitahu aku soal itu, hah! Dan kenapa setelah 6 bulan kamu baru kembali dan menjelaskan nya padaku?" tanya Alvan.

"Itu salahku Al, kenapa aku tidak langsung memberitahukannya padamu. Saat itu aku tidak bisa berpikir jernih karena rasa takutku akan kehilangan karirku. Please Al aku minta maaf, kasih aku kesempatan untuk yang kedua kalinya. Aku yakin pasti kamu tidak mencintai wanita itu kan?" Alvan berjalan menuju sofa dan langsung duduk di sofa. Entah mengapa tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing, atas apa yang baru ia dengar dari Tasya. Pernikahannya yang gagal dengan Tasya karena ulah adiknya sendiri.