( Maaf jika ada ketidak nyamanan dalam membaca untuk bab 2-5, karena sedang saya revisi, sesuai arahan Editor Kesayangan Terimakasih)
Suamiku
Please!
Ketahuilah jika ayahmu sering bermain mata dengan ku.
Aku sudah menolaknya, namun ternyata ...
maaf jika aku mencintainya juga karena uangnya dan perhatiannya.
Selamat membaca 😘
#Cinta tak Direstui #cinta terlarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu Jelly Di Bawa Ke Rumah Sakit
" Ibu ... Ibu ... " asisten rumah tangga Jelly yang mengguncang lengan ibunya Jelly dengan berulang. Namun Ibunya Jelly tetap diam tanpa mengeluarkan kata. Kedua matanya terpejam lemah terkulai lemas di atas ranjang miliknya. " Nona Jelly ... nona Jelly ..." Kata yang terus keluar dari mulut asisten rumah tangga Jelly yang berlari cemas mengambil ponselnya yang sedang dia charge di dekat meja makan yang tidak jauh dari dapur.
Bibi langsung mencari di daftar panggilan terakhirnya dalam ponsel. Karena nama majikannya itu memang sangat sering dia hubungi terkait dengan kesehatan ibunya yang tiba-tiba drop dan sebentar-sebentar masuk rumah sakit.
Dert
Dert
Ponsel Jelly yang dia letakkan di atas meja bergetar. Dia langsung mengangkat setelah banyak tawa yang dia lepas bersama teman lamanya sekaligus bos besar perusahaannya.
" Hallo Bi." kata pertama yang keluar dari mulut Jelly.
" Non, nona Jelly ... ibu non, ibu tidak sadar." bibi yang terbata-bata menjelaskan apa yang ingin disampaikan olehnya.
" Apa?" lirih Jelly dengan nafas berat dan sedikit panik. Namun dia mencoba untuk tetap tenang, karena telepon dari bibi ini bukan yang pertama kalinya dia dengar. " Bibi tenang ya, saya akan segera pulang." Jelly yang kemudian menutup ponselnya.
" Aku minta izin, ibu ku sakit." Jelly yang bergegas mengambil tas dan memasukkan ponselnya.
" Biar aku antar." pinta Fox yang tidak mungkin ditolaknya. Terlebih jika Fox yang mengantar sudah tentu akan lebih cepat sampai ke rumah sakit dan Jelly tidak susah payah menunggu taksi online hingga membuat ibunya menunggu lebih lama.
" Iya." Jelly mengangguk.
Keduanya berlari menuju mobil yang ada di parkiran. Fox sudah dipastikan tidak memeriksa ponselnya, terlebih dengan panggilan tak terjawab dari Tamarin istrinya.
Perjalanan hanya sekitar sepuluh menit, mobil Fox sudah masuk ke halaman rumah Jelly dan ketika Jelly keluar dari mobil, bibi yang sudah menunggu di depan kemudian berlari menghampiri Jelly.
" Ayo non! cepetan non!" bibi yang berlari di belakang Jelly dan juga Fox yang berlari di belakang Jelly memasuki rumah dan lanjut ke kamar ibunya.
" Ibu." panggil histeris Jelly yang tidak kuat menahan air matanya keluar dari sudut mata.
" Biar saya bawa." Fox dengan cepat memapah ibunya Jelly dan membawanya masuk ke dalam mobil untuk menuju rumah sakit.
Diikuti dengan Jelly dengan langkah cepat pula yang kemudian duduk di jok depan tidak berubah dari tempat yang dia duduk sebelumnya.
Fox dengan cepat melajukan mobilnya untuk menuju ke sebuah rumah sakit dan menjadikan Jelly petunjuk jalannya.
Sekitar dua puluh menit. Mobil yang ditumpangi mereka bertiga sampai di pelataran rumah sakit.
Jelly dengan cepat keluar dan memanggil perawat yang sedang berada di Unit Gawat Darurat untuk membantunya.
Dengan cepat pula ibunya Jelly sudah dibawa masuk ke ruang Unit Gawat Darurat dan mendapatkan pertolongan dari seorang Dokter.
Sementara Fox yang berusaha menenangkan Jelly yang sedang gelisah dan berjalan mondar-mandir di depannya.
Sesekali Fox menyentuhkan telapak tangannya kepada bahu Jelly supaya dia tabah menghadapi kejadian ini.
Sekarang, sedikit banyak Fox menjadi tahu apa yang menjadi beban di dalam kepalanya Jelly.
Ibunya ternyata sakit sudah lama dan sedikit banyak jika mengurusi orang sakit Fox tahu pasti akan menguras energi, tenaga dan pikirannya.
Namun masih bertanya dalam benaknya. Dimana ayahnya? mungkinkah sudah meninggal? mengapa tidak bersama mereka saat ini.
Dokter kemudian keluar dan Jelly segera melangkah cepat menemuinya. " Bagaimana Dok?" tanya Jelly dengan cemas.
" Penyakit komplikasi yang di derita oleh ibu anda sudah sangat parah. Saya bingung harus mengatakannya." jawab Dokter dengan wajah serius dan menegangkan.
Jelly menelan ludahnya dengan sangat susah. Memejamkan kelopak mata dan sudah sangat paham akan maksud dari sang Dokter yang berdiri di depannya. " Katakan saja Dok!" pinta Jelly kepada sang Dokter.
" Maaf sebelumnya nona, ajal manusia memang berada di tangan Tuhan. Dan sudah saya lihat juga, bahwa ibu anda juga sudah melakukan pemasangan ring pada bagian jantungnya. Namun kondisinya saat ini benar-benar berada diambang kematian. Saya minta maaf sebelumnya nona. Saya permisi."
Deg
Jantung Jelly serasa berhenti untuk satu detik. Air mata bening itu melaju jatuh tanpa aba-aba dari kedua bola mata.
Jelly tidak percaya, dengan apa yang dikatakan oleh sang Dokter. Ibunya cukup kuat kemarin-kemarin. Jadi dia akan menepis semua penjelasan dari sang Dokter yang mendahului kehendak Tuhan.
" Kamu sabar ya. Aku yakin kamu kuat." Fox yang menyentuh kedua bahu Jelly dan membuat Jelly luruh dengan perasaan sedihnya hingga menyandarkan kepalanya di bahu milik Fox.
Isak tangisnya menggema untuk beberapa menit menepis ketidak percayaan nya. Harus bolak-balik cuci darah karena masalah ginjalnya, ibunya kuat. Operasi lebih dari satu kali untuk masalah jantung dan juga organ tubuh lainnya, ibunya juga kuat. Itulah alasan mengapa dirinya menolak kuat apa yang disampaikan dokter kepadanya baru saja.
Jelly yang sadar jika dirinya sudah cukup lama meminjam bahu teman lamanya itu. Dia kemudian menarik kepala dan tubuhnya yang tidak berjarak dari teman lamanya dan masuk ke dalam ruangan yang dimana hanya berdinding kelambu sebagai pembatas dengan tempat tidur pasien lainnya.
Isak tangis yang masih tersisa itu dia coba untuk seka menggunakan seluruh jari-jarinya. Memandangi wajah tua ibunya yang pucat tidak berdaya membuatnya sedih dan merasa gagal dan seperti menjadi anak tidak berguna. Merawat orang tua yang hanya satu-satunya dia anggap saja dia tidak bisa.
Ya, dia memang sudah tidak menganggap ayahnya ada di dunia. Karena meskipun sebenarnya dia masih hidup. Namun keberadaannya sudah entah kemana rimbanya.
Dia juga sudah tidak perduli lagi dengan ayahnya. Yang sama pula dengan ayahnya yang tidak perduli dengan dirinya dan ibunya. Hingga membuat nya dalam keadaan sampai detik ini.
Diujung ajal ibunya pun. Dia bagai sebatang kara, padahal jelas tertulis dia masih memiliki seorang ayah yang sungguh kejam meninggalkan mereka.
" Ibu kuat ... ibu pasti kuat." Jelly yang menciumi seluruh jari kanan milik ibunya dengan Isak tangis berderai bercucuran.
Fox yang hanya bisa berdiri di samping Jelly tidak kuat menahan kedua matanya untuk tidak berkaca-kaca.
Terlebih ibunya sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini. Dan terbilang dia adalah anak kesayangan ibunya dan satu-satunya anak yang bertahta di hati kedua orang tuanya.
Melihat Jelly yang sangat menyayangi ibunya menjadi tida tega. Itu terlihat nyata, jika air mata yang berderai kini bukanlah kiasan belaka. Melainkan rasa sayang dan cinta yang amat dalam dan luar biasa dari seorang anak kepada ibunya.
BERSAMBUNG
mungkin author nya penyuka permen