Gairah Cinta Sang Pembalap

Setelah malam itu, Keanu mencari tahu tentang Jihan. Ia mencari tahu tentang maksud dan tujuan wanita itu berada di negara ini. Namun sayang, akses pencarian Keanu seolah mengalami kebuntuan. Ia tetap tidak bisa membuktikan bahwa Jihan adalah Clara.

“Dia bekerja di rumah sakit di Roma sebagai spesialis neorologi. Saat ini dia bertugas memberi terapi pada Wiliam Xander menggantikan dokter Beatrix yang sedang di pindah tugaskan ke Finlandia,” ujar seorang pria yang Keanu temui di sebuah cofee shop yang buka dua puluh empat jam.

Udara musim panas menyejukkan kota Roma. Pagi ini, langit begitu bersinar dan sorotan matahari terpancar sempurna. Di dalam cofee shop, Keanu duduk berdua berama seorang pria yang bisa diandalakan dan mahir mencari informasi.

Setelah malam itu, Keanu melupakan Chintya. Bahkan sudah satu minggu pria itu tidak bertemu kekasihnya. Sungguh, yang ada di kepala Keanu saat ini hanya Jihan. Kejam memang. Keanu memiliki kekasih, tapi pikirannya justru tertuju pada wanita lain. Salah sendiri, Chintya bersikukuh mempertahankan hubungan ini, padahal Keanu sudah bilang sejak awal bahwa ia tidak bisa serius dengan wanita mana pun termasuk dengan model cantik itu. Tapi Chintya yakin bahwa Kecantikan dan kemolekan tubuhnya mampu menggeser sosok Jihan di hati Keanu. Namun sayang, itu tidak terjadi.

“Berapa lama?” tanya Keanu.

“Satu bulan.”

Keanu mengangguk.

“Saya mencoba meretas data wanita yang kau cari. Wanita yang kau cari benar-benar istimewa. Datanya tidak mudah di retas. Dia sangat sulit di cari. Tapi akhirnya, saya mendapat sebagian. Ini dia, lihatlah!” pria itu menyerahkan beberapa kertas pada Keanu.

Keanu menerima kertas itu dan membacanya. Di sana tertera rekam jejak pendidik Jihan paska lulus sebagai dokter umum di universitas negeri itu.

Keanu tahu itu. Ia tahu bahwa Jihan melanjutkan pendidikannya menjadi dokter spesialis. Ia juga tahu bidang apa yang Jihan ambil. Namun, ia tidak tahu bahwa saat ini Jihan tergabung dalam tim dokter adiktif bersama badan anti narkotika dan mengobati pasien-pasien ketergantungan obat.

“Sepertinya, wanita yang kau cari dilindungi oleh badan intelegen dari negaramu. Dia pasti punya misi khusus, mendekati Wiliam Xander. Kau tahu saat ini Gio Xander sedang menguasai beberapa wilayah di Eropa.”

Keanu mengangguk. ia semakin khawatir dengan Jihan. “APa menurutmu Clara dan Jihan itu sama?”

Pria itu mengangguk “Dari latar belakangnya, iya.”

Keanu memijat keningnya. Ia tak habis pikir mengapa Jihan mau terlibat tugas seberat ini. Tugas yang sewaktu-waktu akan mengambil nyawanya dan Keanu tidak ingin kehilangan wanita itu. Ia rela Jihan menikah dengan pria lain, asalkan wanita itu masih hidup di dunia, masih bisa ia lihat walau tidak bisa disentuh.

“Sepertinya, wanita itu sangat istimewa,” ucap pria yang bersama Keanu sembari mneyeruput kopi di tangannya.

Keanu mengangguk. “Kau sendiri bilang bahwa dia istimewa hingga datanya tidak bisa kau retas dengan mudah.”

Pria itu ikut mengangguk.

“Ya, karena dia memang sangat istimewa,” kata Keanu lagi.

Keingintahuan Keanu masih berlanjut. Ia masih meyakini ada motif lain di balik keikutsertaan Jihan dalam misi berbahaya ini. Keanu mencoba mencari tahu dengan menghubungi Vinza.

Setelah pertemuannya dengan pria tadi, Keanu pun menghubungi Vinza yang berada di Australia. Pria yang sebelumnya bersama Keanu pun pergi, meninggalkan Keanu yang masih duduk sendiri di cofee shop ini.

“Hai, Kean,” sapa Vinza di sana melalu sambungan telepon.

“Vin, lu baca pesan gue di email? Di sana ada data tentang Jihan. Ck. Maksud gue Clara.”

“Ya, gue udah baca,” jawab Vinza.

“Dia ada di sini, Vin. Gue masih bisa merasakan tubuhnya di pelukan gue malam itu.”

Vinza tertawa. “Gila lu. Diapain anak orang? Udah punya pacar, malah tidur sama cewek lain,” ledeknya.

“Ck. Gue malah ga sadar kalau gue udah punya pacar.”

“Dasar,” ucap Vinza. “Udah di *****-***** anak orang, malah ga sadar.”

Sontak Keanu pun tertawa. “Kok jadi melebar sih. Gue lagi ngomongin Jihan, bukan Chintya.”

“Iya, iya, sorry.” Vinza tertawa.

Lalu, obrolan itu pun kembali serius. Vinza menceritakan kejadian yang pernah terjadi pada ayahnya dulu. Kecelakaan yang hampir menewaskan Vicky, ayah Vinza dengan Kiara, adik dari ayah Keanu.

Keanu pun mendengarkan perkataan Vinza dengan seksama, pasalnya ia baru tahu cerita ini. Cerita yang menurutnya penting, tapi di dalam keluarganya tidak pernah menyinggung tentang cerita ini.

“Sepertinya Om dan Oma memisahkan lu berdua bukan hanya karena status Jihan sebagai anak Bi Lastri, tapi karena ayah biologisnya,” ucap Vinza.

Keanu terdiam. “Jadi, Jihan anak Wiliam Xander?”

“Hmm … Gue masih belum bisa memastikan itu, tapi semuanya berkaitan,” jawab Vinza. “Sorry, Kean. Gue juga baru bisa menelusuri insiden karena sebelumnya, Papa ngga pernah mau cerita tentang itu, tapi kemarin dia cerita kecelakaan yang terjadi hingga Om Gunawan koma. Mungkin karena semua orang mengira lu udah bisa ngelupain Jihan dan sudah punya penggantinya.”

Keanu tertawa tipis. “Mungkin. Padahal ngga.”

“Ya, sesuatu yang istimewa itu memang sulit di raih, Kean,” sahut Vinza.

“Ya, seperti lu dan Kinara,” ledek Keanu dan tertawa.

“Ya, mungkin,” jawab Vinza yang sejak SMA menyukai sepupu Keanu, tapi hingga kini masih terpendam.

“Vinza,” panggil Keanu.

“Yap.”

“Terima kasih untuk semuanya. Sorry gue ngerepotin lu terus.”

Vinza tertawa. “Gue saudara lu, Kean. Lu bisa ngandelin gue.”

“Ya, ya. Kita iparan kan, karena kakak gue sama adik lu nikah.”

Vinza tertawa. Hubungan kedua keluarga yang tidak sedarah dari mana pun, kini terjalin melebihi saudara satu darah. Hubungan yang dimulai dari persahabat ayah Keanu dengan ayah Vinza hingga kedua orang tua itu menjodohkan masing-masing anak mereka.

“Kalau lu perempuan. Pasti Papa jodohin gue sama lu,” ucap Keanu yang saat ini mulai mengatur pasangan anak-anaknya.

Vinza tertawa. “Bisa jadi.”

Kedua pria itu pun tertawa. Kakak Keanu yang bernama Kevin menikahi Ayesha, adik Vinza. Kedua orang tua yang bersahabat itu menjodohkan putra dan putri mereka karena memang kedua insan itu sebenarnya saling mencintai. Benar saja, kini kedua insan itu sangat bahagia walau mereka baru menyadari cinta setelah tinggal dalam satu atap dan hidup bersama.

Keanu memutuskan sambungan telepon dengan Vinza. Lalu, ia membuka galeri foto di ponselnya. Ia menatap wajah cantik Jihan saat tertidur. Seketika bibir Keanu tersenyum dan ia mennagadahkan kepalanya untuk menatap langit yang cerah. Untung saja saat ini kompetisi musim selesai. Ia bisa fokus untuk menjaga Jihan, oh tidak di sini namanya Clara.

Keanu akan mengunjungi rumah sakit tempat Clara bertugas. Ia akan mengikuti alur permainan Jihan yang sedang diperankan di sini.

“Besok kita akan berjumpa lagi, Clara,” gumam Keanu sembari tersenyum menata langit dan menyesap secangkir kopi di tangannya.