NovelToon NovelToon
KETAHUAN SELINGKUH (Maafkan Aku!)

KETAHUAN SELINGKUH (Maafkan Aku!)

Status: tamat
Genre:Patahhati / Romantis / Tamat
Popularitas:318.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Betti Cahaya

Dewangga tidak menyangka, perselingkuhan yang akan dia akhiri justru telah terendus oleh sang istri, Maira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Betti Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Sebuah Maaf

"Kalau harus keluar, biar aku yang keluar dari rumah!"

Bila harga sebuah maaf adalah perpisahan, maka aku bisa apa. Inilah aku, lelaki dengan berjuta penyesalan. Sekarang aku tahu yang paling berat bukanlah rindu pada Maira, tapi penyesalan.

Sekeras apa pun aku berusaha, tetap ada hal yang tidak bisa kembali, yaitu hati Maira. Dan waktu yang sudah berputar tidak bisa dikembalikan, termasuk kesalahan yang sudah terlanjur kulakukan. Tidak bisa dihapus, hanya bisa diperbaiki.

Wajar jika aku marah pada semesta yang mempermainkan kami. Kenapa Maira harus menyerah, di saat kesungguhanku untuk berubah sudah bulat? Seolah-olah semesta ingin aku menjadi baik, hanya untuk ditinggalkan Maira, bukan untuk bahagia bersama Maira.

Melalui tatapan mata Maira yang kosong, dan mulutnya yang terkunci, aku mulai mengerti, dia diambang keputus-asaan atas lukanya sendiri. Seperti perasaanku yang terlalu liar dan memutuskan untuk mencari selingan, seliar itu pula rasa sakit Maira sampai tidak bisa dia kendalikan.

Meski berat, harus kumengerti pada hal besar yang tidak bisa kupaksa. Aku menyerah. Jika memang harus berpisah.

Maira masih diam, tidak memberiku jawaban apa pun.

"Aku keluar dulu, biar kuambil baju ganti buat kamu," ucapku seraya memakai kembali baju yang berserakan. Senyum kecutku mengembang tipis, mengingat sapaan 'Aku-Kamu' yang membuat jarak kami semakin jauh.

Sengaja kutinggal Maira sebentar agar dia memiliki ruang yang cukup untuk berpikir. Kutemui Lala di lobi yang sudah membawa baju ganti.

Saat kembali Maira masih pada posisi yang sama. Duduk memeluk kedua lututnya sendiri, dan membenamkan kepalanya. Pandanganku menyapu kesekitar kamar, gaun yang koyak menunjukan betapa buasnya paksaanku tadi pada Maira. Keegoisan yang disertai nafsu yang tidak sanggup lagi kutahan. Sekali lagi aku menyesal.

"May," panggilku.

Maira tidak bergeming.

Aku pun duduk di sampingnya.

"Aku nggak akan maksa kamu buat maafin aku lagi, aku emang nggak pantas buat dapet maaf dari kamu. Dan ...."

"Dan ... aku ... minta maaf untuk yang tadi, aku berusaha mengendalikannya tapi gagal, ya ... meski aku tahu, udah nggak pantes dimaafin, tapi aku ingin kamu tahu, aku menyesal."

Andai Maira tahu, hanya dia yang kuperlakukan bagai ratu. Selama ini jika perselingkuhanku berakhir di ranjang, akulah yang diperlakukan sebagai raja, mereka yang melayaniku. Bahkan seringnya kulakukan dalam keadaan mabuk dan tidak sadar. Lagi pula tidak semua perselingkuhanku berakhir di ranjang, dan tidak satu pun kulakukan dengan hati seperti pada Maira.

"Ayo pulang, Guntur udah nunggu!" ajakku padanya.

"Ini bajunya, May. Biar kutunggu di luar."

Sekarang aku paham, perasaan kecewa yang membuat mulut seolah terkunci. Aku tidak lagi menyalahkan Maira pada kebungkamannya. Dia juga sakit dan menderita.

Kuseret kakiku keluar, tapi sesuatu menahanku kembali. Aku berbalik dan kembali melihat ke arah Maira.

"May ... bukannya aku menyerah pada keadaan, jika akhirnya aku begini, itu karena ingin berhenti menyakitimu dengan semua paksaanku."

"Dan aku sangat mencintai kamu, aku ingin kamu bahagia, apa pun pilihan kamu."

Kembali kulangkahkan kaki, dan tepat sebelum pintu tertutup, kudengar Maira kembali meledakan tangisnya.

Sengaja kubiarkan Maira sendiri, aku tahu ini berat untuknya. Apa Maira goyah pada keputusannya untuk berpisah?

Setelah menunggu, akhirnya Maira turun menghampiriku di lobi. Hari sudah menjelang tengah malam saat kami berdua pulang. Sepanjang perjalanan kami hanya diam, Maira yang larut dalam pikirannya, dan aku, yang mungkin mulai harus membiasakan diri tanpa Maira.

"Besok aku pergi, biar sementara aku tinggal di apartemen," ucapku pada Maira sebelum kami masuk ke kamar masing-masing.

"Oh iya, nanti kukirim sesuatu ke emailmu," ucapku.

"Sebenernya aku udah ngrencanain liburan bareng kalian setelah semua pekerjaanku selesai, tapi ... kayaknya kamu sama anak-anak aja yang pergi, ajak bik Tuti sekalian," lanjutku.

"Semua biar kukirim ke emailmu, sayang kalo batal, semua sudah kubayar full."

Mungkin aku tidak layak untuk mencoba menjadi suami dan ayah yang baik. Sedih saat membayangkan bila akhirnya mereka harus tertawa bahagia tanpa diriku.

"Tunggu!" seru Maira menghentikan langkahku.

"Butuh apa lagi, May?" tanyaku.

"Berhenti bersikap manis dan berhenti bersikap baik!" ucap Maira.

"Maksudmu?"

"Kamu nanya, kan? Harus bagaimana biar aku maafin kamu? Sikap manis dan baik kamu justru bikin aku parno," jelas Maira.

Otakku mencerna kalimat Maira dengan hati-hati, perlahan bibirku tersenyum menyadari sesuatu.

"Jadi kamu mau maafin aku, May?" tanyaku sumringah.

Maira tidak langsung menjawabnya, dia menghela nafas panjang dan berat.

"Akan kucoba!" jawab Maira.

Seketika aku menghambur ke arahnya, melebarkan tangan dan bersiap memeluk Maira.

"Terimakasih, May!"

Maira menyilangkan kedua tangan, sebagai isyarat menolak pelukanku.

"Baru mau kucoba, aku nggak bilang udah maafin kamu!" ucap Maira, tapi aku tetap tersenyum sumringah.

Semesta kembali bercanda, di saat aku pasrah, dan ikhlas melepas, Maira justru tergerak untuk kembali. Ah, apa pun itu, aku suka!

Kita tidak sedang berlomba menjadi baik, kita sedang mengikis ego dan berusaha menyeimbangkan emosi.

***

Kami semua berlibur ke tempat yang menjadi kegemaran Maira, kuboyong semua penghuni rumah agar anak-anak tetap ada yang menjaga dan Maira fokus pada liburan kami.

Aku bercanda dan tertawa dengan Luna dan Lintang sambil bermain pasir di pantai, aku bahagia. Tidak bisa kubayangkan jika Maira memilih jalan berpisah, dan mungkin Maira akan menikah lagi, aku tidak rela jika lelaki lain menjadi ayah sambung kedua putriku. Menggantikanku? Aku pasti sangat cemburu.

Saat malam terkadang kusempatkan menimang-nimang Guntur yang tidak mau tidur. Memandikan, bahkan mengganti popoknya saat dia poop. Meski pengasuh mereka turut serta tapi aku ingin mengambil peran sebagai seorang ayah.

Kami bersenang-senang selama dua pekan di negri tetangga. Berbagai tempat wisata kami datangi, dari kebun binatang, taman hiburan, sirkus, pantai, dan semua tempat yang menyenangkan untuk anak-anak. Aku benar-benar menikmati peran sebagai seorang ayah.

Tidak jarang, aku pun harus melerai Luna dan Lintang yang bertengkar karena merebutkan sesuatu, tidak mudah ternyata. Perlahan aku mengerti maksud Maira, bahwa aku harus hadir di tengah tumbuh kembang mereka, dan menciptakan ikatan batin diantara kami.

Kuperbaiki kesalahanku satu demi satu. Mulai dari tugasku sebagai ayah, dan kepala keluarga. Secara materi tentu saja mereka tidak kekurangan, selama ini aku bekerja siang dan malam. Dan sekarang aku merasa sempurna karena telah menjadi suami setia.

***

Hari terus berlalu, meski Maira masih dingin tapi semua sudah normal seperti sedia kala. Bahkan hubunganku dengan anak-anak berubah hangat. Pertumbuhan Guntur membuatku takjub, karena jujur, untuk Luna dan Lintang aku tidak terlalu mengikutinya karena sibuk merintis usaha.

Maira?

Hubungan kami masih belum sepenuhnya baik, aku masih sering memergokinya menangis di tengah malam, entah apa sebabnya. Aku sudah berubah dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh.

Semua email dan akun chatku juga terhubung di ponsel serta laptop Maira. Dan semua aset sudah kualihkan menjadi nama Maira, meski Maira sempat menolak tapi sudah menjadi janjiku.

Terkadang Maira ceria, namun dalam sekejap dia berubah sensitif dan mudah marah. Kadang dia hangat, sangat sabar pada anak-anak, namun entah apa sebabnya dia bisa tiba-tiba sedih dan menangis.

Pernah kutanya padanya, tapi Maira hanya mengatakan dia tidak apa-apa.

Kuberi dia kebebasan meski hati kecilku keberatan. Aku takut Maira dinikmati pria lain walau hanya lewat pandangan, tapi aku sadar Maira butuh ruang untuk menjadi dirinya sendiri.

Lantas apa yang salah? Apa yang mendasari kesedihan dan amarah Maira? Aku tidak mengerti.

***

Hari ini hujan besar dan menyebabkan beberapa titik jalanan banjir sehingga sulit dilewati. Aku memang sedang meeting di luar kantor, dan karenanya aku terpaksa terlambat pulang ke rumah.

Kuberi kabar tersebut pada Maira agar dia tidak khawatir, tetapi bik Tuti mengatakan Maira pergi. Kucoba menghubungi ponselnya berkali-kali tapi tidak diangkat. Aku berusaha berpikir positif.

Tidak lama kemudian seorang wanita dengan baju basah kuyup mendatangi mejaku, aku tidak sendirian dan masih ada beberapa orang dari teamku yang masih duduk sambil menunggu jalanan untuk bisa dilewati.

"Maira?"

Tubuhnya basah dengan berbalut hoodie yang oversize, tentu saja air menetes dari pakaiannya yang basah. Hampir setiap mata di restoran ini menatap ke arahnya dengan penuh tanda tanya.

"Mah?" seruku mendekatinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

1
Parah Sekali
👍❤️❤️❤️❤️
Evy Aryani
/Heart/
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Smile/
total 1 replies
Rati Nafi
❤❤❤❤❤❤❤
kalea rizuky
novel g jelas
kalea rizuky
wanita tolol blg lah mental lu ancur karena suami bangettt mu itu lemah bgt bisa nya nangia
kalea rizuky
males wanitanya bodoh harga diri bosss
kalea rizuky
cerai aja may klo enggak lama2 km gila
angel
buruk
anin11
b
Safa Almira
bsnget bagus
Safa Almira
bagus
Sunarmi Narmi
Ini blm selesai kan Thor....Perjuangan dlm sebuah rumah tangga....banyak hal yg kita pelajari dri kisah ini...aku suka thor..
angel
uda tau laki suka selingkuh masih aj branak
Nur Lela
luar biasa
Ani Sukmayati
Alhamdulillah akhirnya bersatu kembali 👍👍👍
Henrita Henrita
ini kali ke 3 novel yg sama sy baca..tdk membosankan dan jalan ceritanya seperti real di kehidupan. 👍👍👍 semangat terus buat outhor menciptakan karya
sukensri hardiati
bagus sekali ceritanya...
Bunga Ros
kok critame muter muter di permintaan maaf krn selingkuh nggk jelas jelas
angel: yg selingkuh ngeyel yg di selingkuhin goblok...muter2 aj alurnya hadeeeh
total 1 replies
Bunga Ros
bajak pisah kok cuma ngomong wae
Isli Herlina
aqu di pihak dewangga thor. lanjutt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!