Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 26
Namun Sepersekian detik kemudian, anak buah Rudolf tergeletak pingsan. Membuat senyum Rudolf menghilang,dan berganti dengan tatapan marah darinya.
"Sialan!!,apa yang kau lakukan hah!!," marah Rudolf.
"Memang apa yang kulakukan?,bukankah kau sendiri melihat aku tidak melakukannya apapun," ejek Alex.
"Enyahlah kau Alex!?," teriak Rudolf sembari menarik pelatuk pistol yang dipegangnya. Namun entah mengapa semua senjata yang ada di sana tertarik keatas semua dan menempel di langit-langit mansion Jonathan.
"A..apa yang terjadi!," ucap Rudolf bingung dengan semuanya.
Jonathan tersenyum puas melihat kebingungan Rudolf.Kemudian dia mengeluarkan senjata api yang dirakit oleh Mr Zero dan mengarahkannya kepada Rudolf.
Ajeng turun terburu-buru, dia khawatir dengan keadaan Jonathan. "Apa yang terjadi?!," tanyanya saat sampai dibawah. Ajeng melihat banyak orang-orang yang tergeletak di lantai, kemudian dia mengarahkan pandangannya pada Jonathan yang sedang mengarahkan senjata pada pria paruh baya yang mengaku sebagai orang tua Hany.
Namun matanya terbelalak melihat Hany yang terkapar didepan Jonathan dengan bersimbah darah. "Apa yang kau lakukan pada Hany, k..k..kau membunuhnya?," ucapnya terbata pada Jonathan.
Dan itu sukses membuat semua orang menatapnya.
"Apa yang kau lakukan!, cepat pergi keatas!," teriak Jonathan membuat Hany ketakutan.
Disaat semua orang menatap Ajeng, Rudolf memanfaatkan itu dan menendang tangan Jonathan sehingga pistol itu terlempar dari tangan Jonathan.
Secepatnya Rudolf mengambil senjata tersebut dan berlari menuju Ajeng dan menodongkan pistol itu kepadanya.
Ajeng terkejut saat merasakan senjata api tersebut menyentuh kepalanya. Dia tidak berani bergerak sama sekali.Tubuhnya bergetar karena ketakutan.
"Berhenti disana atau kubunuh wanita ini!," ancam Rudolf.
Jonathan terpaku, dia tidak ingin Ajeng terluka. Jonathan menatap tajam Rudolf tapi dia mengikuti perintah Rudolf.
"Oh,jadi wanita ini kelemahanmu?," ucapnya menyeringai. "Ternyata seorang Jonathan Nugraha takluk oleh seorang wanita," ucapnya kemudian diselingi tawa.
"Lepaskan dia!,kau hanya berurusan padaku!," ucap Jonathan.
"Tapi sayangnya aku tidak mau," ucap Rudolf terkekeh. Jonathan yang melihatnya pun sangat geram,namun dia tetap tak bisa berbuat apapun, dia tidak ingin Rudolf melukai Ajeng.
Namun tanpa diduga, Ajeng menggigit tangan Rudolf,membuat sang empunya menggeram sakit. Ajeng berusaha berlari menuju Jonathan. Tapi Rudolf dengan cepat mengarahkan pistol tersebut kearah Ajeng dan menembakkannya tepat mengenai punggung belakang Ajeng.
"Ajeeeng...!," teriak Jonathan berlari mendatangi tubuh Ajeng yang sudah limbung.
"Mami.....!," teriak Ars dari tangga, Ars berusaha mengejar Mami nya saat Ajeng bersikeras ingin melihat keadaan di bawah. Namun Ars malah disuguhkan dengan perusahaan yang membuat Maminya tertembak dengan pistol rakitannya sendiri,semua orang pun terkejut melihatnya.
"Alex...!!!,bunuh dia...!!!!," teriak Ars dari tangga, kemudian dia berlari menghampiri Maminya.
Alex pun memberikan kode pada para orang-orangnya untuk keluar dan mereka pun dengan brutal menembaki Rudolf hingga Rudolf tumbang dengan banyak tembakan di tubuhnya.
Sedangkan Jonathan dengan sigap menangkap tubuh Ajeng dan mengangkatnya. Jonathan membawa tubuh Ajeng ke mobilnya. Dengan diikuti Ars dibelakangnya.Jonathan mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.
Berbeda dengan Vino, dirinya begitu terpaku saat melihat kemarahan Ars. Dia juga terkejut saat melihat Ars memberikan perintah kepada Alex. Apalagi saat tiba-tiba banyak sekali orang-orang yang tiba-tiba muncul yang diyakininya sebagai anak buah Alex.
Tapi Vino segera mengesampingkan keterkejutannya, kini dia dan orang-orangnya sedang membantu Alex.
*****
Sampai dirumah sakit, Ajeng segera mendapatkan penanganan serius. Para perawat segera membawanya keruang operasi untuk mengeluarkan peluru dari tubuh Ajeng.
Jonathan sangat cemas menanti operasi itu berlangsung. Sedangkan Ars, dia sangat takut dengan keadaan Maminya saat ini. Sekuat tenaga dia menahan air matanya, walaupun dia seorang Mr Zero, tapi dia tetaplah seorang anak kecil. Air mata pun keluar begitu deras, Ars menangis sesenggukan.
Jonathan pun menoleh kearah Ars yang menangis.Kemudian dia memeluk tubuh mungil Ars untuk memberinya ketenangan.
"Tenanglah nak, Mami orang yang kuat.Papi yakin semuanya akan baik-baik saja," ucap Jonathan berusaha menenangkan Ars.
Ars pun memeluk Jonathan erat. Selama bertahun-tahun Ars tak pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ayah, saat dia ingin kasih sayang seorang ayah seperti teman-temannya dia tak mendapatkannya. Kini akhirnya ia bisa merasakan pelukan menenangkan seorang ayah.
Setelah satu jam, seorang dokter pun keluar dari ruang operasi. Ars tertidur di pelukan Papinya. Perlahan Jonathan menggendongnya dan menghampiri sang dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?!," tanya Jonathan cemas.
Dokter tersenyum dan berkata. "Kami sudah mengeluarkan peluru dari tubuh istri Anda Tuan, beruntung peluru itu tidak mengenai paru-parunya.Sekarang keadaan istri Anda baik-baik saja. Kami akan memindahkannya keruangan rawat intensif. Istri Anda akan sadar saat obat biusnya hilang nanti."
Jonathan bernafas lega mendengar penjelasan sang dokter."Terimakasih dok ,"ucapnya tersenyum pada dokter.
"Sama-sama Tuan, kalau begitu saya permisi," ucap dokter dan diangguki oleh Jonathan.
Sepeninggal dokter tersebut, saking senangnya dia menciumi seluruh wajah putranya, sehingga membuat Ars terbangun dari tidurnya.
"Papi, bagaimana keadaan Mami?," tanya Ars masih setengah sadar.
"Mami baik-baik saja nak, papi sudah bilang Mami mu adalah wanita yang kuat," ucapnya pada putranya.
Ars begitu senang mendengar pertanyaan dari Papinya.Dia pun akhirnya kembali memeluk Jonathan.
Setelah beberapa saat kemudian kelopak mata Ajeng mulai bergerak-gerak, tanda Ajeng akan segera sadar. Jonathan yang menunggunya sambil menciumi tangannya pun menyadarinya.
"A...air," ucap Ajeng lirih dan terbata.
"Sayang, kau sudah sadar?, kau mau minum air?.Baiklah aku akan mengambilnya tunggu sebentar," ucap Jonathan kemudian berjalan mengambil segelas air putih yang ada di atas nakas.
Ars yang mendengar pergerakan pun terbangun, karena dari tadi dia tertidur di sofa dalam ruangan rawat Maminya.
"Mami," ucapnya, kemudian dia turun dan menghampiri Maminya yang mulai sadar.
Jonathan pun memberikan air putih dengan menggunakan sedotan, karena luka tembakan tersebut terasa nyeri.
"Mami, Ars benar-benar khawatir. Jangan tinggalkan Ars Mam?," ucap Ars menangis sambil memegang tangan Maminya.
Ajeng pun berusaha menyentuh wajah putranya itu. "Sayang, maafkan Mami, Mami tidak akan pernah meninggalkan mu," ucap Ajeng lemah. Kemudian pandangannya tertuju pada Jonathan. Dalam hatinya Ajeng masih bertanya-tanya,benarkah Jonathan telah menembak Hany?.
Jonathan yang melihat Ajeng terus menatapnya pun tersenyum dan bertanya "ada apa sayang, kenapa kau menatapku seperti itu?," tanya Jonathan membelai wajah Ajeng.
"Kenapa dia berkata sangat manis?, dan tadi dia memanggilku apa?, sayang?," ucap Ajeng dalam hati.
"Apa kau yang menembak Nona Hany,apa dia baik-baik saja?," tanya Ajeng hati-hati.
"Kenapa kau malah menanyakan orang lain, apa kau tidak khawatir dengan dirimu sendiri?!," ucap Jonathan geram karena Ajeng malah mengkhawatirkan orang lain. "Bukan aku yang menembaknya. Ayahnya sendiri yang menembaknya. Jangan berfikir macam-macam tentangku!," ucapnya kemudian.
"Maaf," ucap Ajeng merasa bersalah karena sudah berfikir negatif tentang Jonathan.
****
jangan lupa like komen & votenya😘😘😘😘😍