NovelToon NovelToon
Strongest God System 2

Strongest God System 2

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Petualangan / Tamat / Contest / Reinkarnasi / System / Sistem / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:10.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: PenaKertas

Genre : Xianxia, Action, Adventure, System, OverPower, Romance.

Update 2 Chapter/Hari. Jam tidak tentu.

Lanjutan dari Strongest God System

Tidak terasa sudah dua tahun lebih ia bereinkarnasi ke Dunia Kultivator.

Berbagai masalah terus datang kemanapun ia pergi. Namun dari masalah-masalah itulah ia mendapatkan jawaban dari misteri-misteri yang ada.

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah!"

"Siapa kau?!"

"Kemarilah! Bergabung denganku! Kumpulkan semua kepingan yang terpisah! Cepat!"

Suara-suara yang memanggilnya terus muncul dalam pikirannya. Semakin kuat dirinya, semakin banyak pula perkataan yang muncul dibenaknya.

Lin Chen pergi ke Alam Dewa untuk membalas dendam dan mencari jawaban dari semua pertanyaan. Apakah petualangannya di Alam Dewa dapat berjalan dengan lancar? Ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 025 : Siapa Sebenarnya Lin Chen?

Xue Ying dan yang lain telah tiba di perbukitan penuh bunga, rempah maupun herbal di perbukitan di dalam Ruang Dimensi. Suasana di dalam Ruang Dimensi tenang seperti biasanya tanpa ada masalah, tapi ada yang berbeda kali ini, ada dua makhluk yang sangat besar tengah menunggu kehadiran orang penting di bukit. Dua makhluk itu adalah Bai Hu, harimau putih bersayap, dan Xuan Wu, kura-kura hitam berekor ular.

Xue Ying menyandarkan tubuh Lin Chen di pohon besar nan rindang. Ia mengambil beberapa pil maupun botol giok berisikan Air Surgawi 9 Warna dan Madu Lebah Perak, ia menolehkan kepalanya menatap Yan Xue. "Kak Yan Xue! Bantu Kakak untuk meminumnya," pintanya panik.

Dengan air mata yang berlinang membasahi wajahnya, Yan Xue menganggukkan kepala menerima beberapa barang yang diserahkan Xue Ying padanya. Ia menatap wajah Lin Chen yang pucat dengan nanar, terlihat bahu kanannya yang terpotong rapi mulai beregenerasi, namun sangat lambat, lubang di perutnya juga beregenerasi dengan kecepatan yang sama.

Tanpa berlama-lama lagi, Yan Xue memasukan Pil Regenerasi dan Pil Pemulihan ke dalam mulut Lin Chen. Kemudian ia membantu Lin Chen untuk dapat menelannya dengan cara meminumkan Madu Lebah Perak maupun Air Surgawi dari mulut ke mulut. Meski dilihat oleh belasan orang, ia tidak merasa malu maupun tidak nyaman, karena ini adalah keadaan di mana tidak boleh setengah-setengah.

Napas lemah Lin Chen berangsur-angsur membaik dan kembali kuat, kecepatan regenerasinya juga bertambah cepat dan sekarang sudah terlihat tulang yang sangat kokoh telah tumbuh di bahunya.

Jika ini orang lain, mungkin orang itu tidak akan selamat. Berbeda dengan Lin Chen yang memiliki kecepatan pemulihan diatas rata-rata, ditambah dengan sumber daya yang berlimpah, pil-pil berkualitas tinggi yang tidak akan pernah bisa dijumpai di Alam Dewa.

Xue Ying menghela napas lega, meski ia adalah sebuah sistem, tapi ia tetap merasakan rasa sakit yang menyiksa di sepanjang tubuh bagian kirinya. Terlihat bekas cakaran yang cukup dalam dan terus mengeluarkan darah segar, tapi untungnya hanya dalam beberapa menit saja, semua lukanya telah tertutup dan sembuh total.

Kakek Hou menolehkan kepalanya melihat sekitar, lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada Lin Chen. Ia membuka mulutnya kemudian berkata, "Apakah sekarang kita berada di dalam Ruang Dimensi?"

"Dari mana kau tahu tentang Ruang Dimensi?!" Secara tiba-tiba Lin Huang mengeluarkan senjatanya dan diarahkan pada leher Kakek Hou. Tidak hanya Lin Huang, tapi yang lainnya juga mengarahkan senjata mereka kecuali Yan Xue dan Xue Ying.

"Uhuk." Kakek Hou terbatuk dengan sengaja, ia tidak berharap akan ada yang mengarahkan senjata padanya meski yang mengarahkannya memiliki kekuatan jauh dibawahnya. "Maaf sebelumnya, mungkin karena kau masih berada ditingkat Ranah Immortal, dan belum menyentuh Ranah Dewa mangkanya kau tidak mengetahui ini. Tapi, seluruh pembudidaya yang sudah menembus Ranah Dewa, pembudidaya itu akan memiliki Ruang Dimensinya sendiri di dalam Dantian mereka."

Lin Huang terdiam, ia menolehkan kepalanya menatap Yan Xue dan Xue Ying. Kemudian menurunkan senjatanya saat mendapatkan balasan dari keduanya.

Kakek Hou kembali menolehkan kepalanya melihat keadaan sekitarnya. "Tapi, aku yang sudah menembus Ranah Dewa selama sembilan juta tahun lalu hanya bisa menumbuhkan sebuah pulau kecil, bahkan tidak ada seperempatnya dari Kota Yiguang. Itupun hanya sebuah tanah kosong tanpa ada satupun tumbuhan, meski itu hanya sebuah tunas kecil," lanjutnya menjelaskan.

"Apakah kau tidak khawatir jika kami membuat kekacauan di sini?" Kakek Hou menatap wajah Xue Ying.

Xue Ying mendengus dingin. "Meski aku tidak melihatnya langsung. Tapi aku tahu jika kau sudah membuat sumpah, tidak mungkin kau berani melanggar sumpahmu. Terlebih lagi, seharusnya Raja Dewa seperti kalian mengetahui jika ada suatu hukum di Ruang Dimensi ini ..."

Xue Ying terdiam sejenak, dengan tangan kiri menyentuh tanah dan tangan kanan bertumpu pada lutut kanannya. Ia menopang badannya untuk berdiri seraya menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor, kemudian melanjutkan penjelasannya, "Dan yang terpenting, aku bisa membunuh kalian semua tanpa meninggalkan jejak dan menghancurkan jiwa kalian bahkan tanpa menggerakkan satu jari."

Kakek Hou hanya terdiam dan mengangguk kecil, dari awal ia tidak berencana membuat kekacauan di Ruang Dimensi. Hanya saja ia ingin mengatakan pada Xue Ying agar tidak membawa sembarang orang, tapi siapa yang menyangka, ia akan mendapatkan balasan yang menohok.

Xue Ying mengabaikan tatapan belasan orang yang baru datang. Ia berjalan menghampiri Yan Xue yang masih memandang Lin Chen dengan mata nanar. Ketika ia duduk dengan kaki ditekuk di sebelah Yan Xue, secara tiba-tiba ia membelalakkan matanya saat melihat anting di telinga kiri Lin Chen. "Apakah kalian yang memberikan Anting Shengxia ini kepada Kakak Chen?"

Kakek Hou dan lainnya terdiam, mereka tidak pernah mengatakan tentang anting itu kepada orang lain selain Lin Chen dan Yan Xue. Tapi bagaimana gadis ini mengetahuinya?

Hou Yengzhan maju beberapa langkah ke depan dan kemudian menjawabnya dengan badan sedikit membungkuk, "Iya. Aku yang memberikannya, apakah ada masalah?"

Masalah? Tubuh Xue Ying bergetar, ia mengeluarkan aura kultivasi puncaknya yang entah mencapai tingkatan apa. Ketika aura dari dalam tubuhnya keluar, 12 orang yang baru pertama kali masuk ke dalam Ruang Dimensi itu tersungkur seperti orang yang sedang bersujud. Terlihat darah segar keluar dari dalam mulut, hidung, mata dan telinga mereka, bahkan darah juga mulai merembes keluar dari pori-pori kulit mereka.

"Kau bertanya seperti itu setelah apa yang terjadi? Apakah kau tidak memiliki mata? Jika aku tidak datang tepat waktu, seluruh Alam Dewa akan hancur dan Kakak Chen akan mati!"

"Chen'er ... akan ... mati?"

Xue Ying menolehkan kepalanya dengan cepat sembari menarik kembali aura kultivasinya. Terlihat di sana berdiri wanita muda yang usianya berkisar empat puluhan tahun. Air mata mulai mengalir membahasi kedua pipinya menjelaskan keterkejutan dan kesedihan, tidak lama kemudian tubuh wanita yang tak lain ialah Luo Yi itu bergetar sempoyongan dan terjatuh di atas rerumputan tak sadarkan diri.

"Ibu!"

"Ibu Mertua!"

"Bibi!"

Xue Ying, Yan Xue, Lin Huang dan lainnya berteriak. Mereka berlari ke tempat Luo Yi sembari membawa Lin Chen, kemudian tanpa berlama-lama lagi mereka terbang menuju Kediaman Jinguang Long untuk mengistirahatkan keduanya.

Bai Hu dan Xuan Wu juga ikut berpindah, kultivasi Bai Hu hampir menembus Ranah Dewa, dan Xuan Wu sudah berada ditingkat Holy Venerable. Ukuran tubuh keduanya kali ini sebesar setengah gunung, keduanya berdiri di sebelah Kediaman Jinguang Long untuk menjaga orang di dalamnya.

Xue Ying membawa Lin Chen dan Luo Yi ke dalam kamar tamu yang luas, kemudian dibaringkan di atas tempat tidur dengan kasur yang empuk.

Kakek Hou berjalan menghampiri Xue Ying. Ia sedikit membungkukkan badannya sembari menangkupkan kedua tangan, kemudian berkata, "Mohon maaf atas kelancangan Hamba sebelumnya ..."

Kakek Hou terdiam sejenak, ia menegakkan tubuhnya sembari mengangkat tiga jari tangan kanannya menghadap ke langit. "Aku, Hou Mingzhuan. Bersumpah kepada langit, jika aku akan setia kepada Tuan Lin Chen, aku tidak akan mengkhianatinya. Jika tidak, aku akan menerima hukuman dari langit dan jiwaku akan hancur tidak dapat bereinkarnasi!"

Terdengar suara gemuruh di langit Ruang Dimensi seperti menanggapi sumpah yang dikatakan Hou Mingzhuan.

"Sayang!"

Hou Mingzhuan berbalik menatap istrinya. "Fei'er. Tidak masalah, ratusan ribu tahun lalu aku sudah bersumpah pada langit, dan bersumpah kembali juga tidak ada perbedaan. Bagaimanapun sumpah yang kukatakan memiliki makna yang sama," ucapnya mengusap lembut puncak kepala istrinya, Ning Chu Fei.

Hou Mingzhuan kembali menolehkan kepalanya menatap Lin Chen yang terbaring di atas tempat tidur. "Lagi pula, kita dapat hidup kembali karena dia. Jika kita tidak bertemu dengannya, mungkin kita sudah mati dan tidak akan bisa lagi melihat dunia luar."

Ning Chu Fei hanya bisa terdiam dan mengangguk kecil.

Hou Mingzhuan berjalan beberapa langkah ke depan mendekati tempat tidur di mana Lin Chen terbaring. Ia mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan yang terbuka mengarah pada Lin Chen, kemudian ia melepaskan energi spiritualnya untuk membantu penyembuhan Lin Chen.

Melihat itu, Ning Chu Fei dan yang lain mengikuti langkah Hou Mingzhuan. Mereka melepaskan energi spiritual mereka untuk membantu penyembuhan Lin Chen.

Yan Xue juga tidak tinggal diam, ia juga melakukan hal yang sama. Dengan energi spiritual dari elemen cahayanya, ia bisa membantu penyembuhan Lin Chen lebih cepat dari sebelumnya.

Xue Ying, ia hanya duduk di sebelah kiri dari tempat tidur di mana Luo Yi terbaring. Ia tidak membantu penyembuhan Lin Chen, itu karena dengan kekuatan Lin Chen yang sekarang, terlalu berlebihan jika harus menerima energi spiritualnya.

Puluhan menit berlalu, wajah Lin Chen tidak lagi pucat. Napasnya kembali halus dan normal, namun belum menampilkan tanda-tanda akan segera sadar.

Puluhan menit berikutnya, Lin Chen masih tidak sadarkan diri. Sedangkan untuk belasan orang yang memberikan energi spiritualnya pada Lin Chen sudah mulai kewalahan, akhirnya Xue Ying memerintahkan mereka semua untuk keluar ruangan, kecuali Yan Xue.

"Kak Yan Xue. Jika kalian berdua bepergian dan mendapatkan barang aneh yang tidak tahu asal-usulnya. Tolong hentikan Kakak agar tidak menyentuh barang itu." Xue Ying menatap serius wajah Yan Xue.

Yan Xue sedikit tersentak, ia tidak mengerti apa yang dimaksud. "Apakah semua barang tidak boleh disentuh?" tanyanya memastikan.

Xue Ying terdiam sejenak, ia mencoba membuka ingatan Lin Chen. "Memang ada beberapa barang yang tidak masalah untuk disentuh, tapi terkadang ada barang-barang lainnya yang memiliki kemampuan untuk bergerak sendiri. Seperti halnya Anting Shengxia."

Yan Xue terdiam dengan kepala tertunduk, ia mengepalkan tangan kanannya di depan dada, ia mengingat kembali kejadian di mana ia hampir terbunuh oleh orang yang dicintainya. Beberapa detik kemudian, ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Xue Ying. "Sebenarnya apa yang terjadi? Dari ucapanmu saat di bukit tadi, sepertinya Yi'er mengetahui apa yang akan terjadi. Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan?"

Pandangan Xue Ying berubah, ia menatap tajam Yan Xue. "Jika Kak Yan Xue tidak ingin Kakak dalam bahaya, maka Kak Yan Xue tidak perlu tahu. Kak Yan hanya perlu mengingat apa yang aku katakan sebelumnya, itu saja," jelasnya kemudian keluar ruangan.

Yan Xue terdiam, ia berbalik menatap wajah Lin Chen yang masih terbaring di atas tempat tidur. "Chen Gege. Gege sudah mengetahui jika aku adalah reinkarnasi dari Dewi Cahaya, lalu siapa sebenarnya Gege? Apakah pemuda biasa dari Kota Xing, ataukah sama sepertiku?"

Yan Xue menggeleng pelan, ia mengalirkan energi spiritualnya ke dalam cincin penyimpanan dan mengeluarkan pakaian yang dibuatnya khusus untuk Lin Chen. "Tidak peduli siapa Gege. Xue'er akan selalu mengikuti Gege," ucapnya pelan kemudian mengganti pakaian yang dikenakan Lin Chen.

...

***

*Bersambung...

1
MistakhulHuda
kayak "biju dama" di anime Naruto😅
Mikyang
ooo ku kira kekuatan asli kedua ortu lin chen ternyata hanya pecahan jiwa
Albet Jalius
siiip....... lanjut.....
Athaya
Yaree yareee..
Novel Hunter
Luar biasa
MistakhulHuda
Wee...itu Bai hu kok ada tanduknya weh
MistakhulHuda
kalo gitu ini harusnya "ular berekor singa" bukan "singa berekor ular"
Ryan Tejasukmana
Luar biasa
Athaya
tidak semudah itu fergusooo..
Athaya
bisa2 nya mabuk udara /Grin/
Novel Hunter
apa Thor hamil ya..??😁😁😁
Athaya
hajarrr blehh
Chairul Huda
Luar biasa
MistakhulHuda
sindiran keras buat para reader yang selalu minta crazy up🔥😂
MistakhulHuda
itu bibi mu sendiri yang sedang menyamar bang Lin chen,namanya itu long Xia Yun atau long Xia Yi kalo nggak salah,dia juga sekaligus guru dari Dewi bulan,dan Dewi bulan juga merupakan guru dari ayah angkatnya yan Xue pas masih jadi Dewi cahaya
MistakhulHuda
🤦🤦🤦
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍👍
Abdi Saha
Lumayan
Fahruraji
Buruk
Chairul Huda
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!