Warning!!!
21+
(DALAM TAHAP REVISI)
Sarah Fergueson, gadis berusia 16 tahun itu tak terkejut melihat tamu di rumah nya, Devano Lake, seorang pria berusia 25 tahun, sahabat sekaligus rekan kerja kakak nya itu memang sering bertamu kesana, namun apa jadi nya jika kedatangan Devano kali ini malah akan merubah hidup Sarah.
"Aku dan Sarah telah lama menjalin kasih, kami bahkan sudah bercinta, aku ingin menikahi nya sebelum dia hamil dan akan mempemalukan kalian"
Sarah hanya membuka mulut nya lebar dengan mata yg melotot sempurna, ibunya terkena serangan jantung, ayahnya begitu shock dan kakak nya sangat marah.
"Itu tidak mungkin" seru sang Kakak sembari bersiap memukul Devano, namun Devano segera menunjukan chat antara dirinya dan Sarah yg memang sangat romantis selama tiga bulan terakhir.
Devano melirik Sarah yg masih terkejut sambil ia berseringai bak iblis dan menatap Sarah penuh kemenangan. Sementara Sarah hanya bisa menyesali tindakan bodoh nya yg mengikuti tantangan sahabat nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Karena merasa tak ada kerjaan, Sarah berniat pergi untuk menjenguk Caitlin di kamar nya, Devano bilang Caitlin suka musik, jadi Sarah sudah menyiapkan musik yg bagus dan ia yakin Caitlin menyukai nya.
Namun Margaret datang saat Sarah hendak membuka pintu kamar Caitlin.
"Mau ngapain kamu ke kamar anakku?" tanya Margaret dengan sangat ketus.
"Mau bunuh dia" jawab Sarah yg membuat Margaret melotot terkejut "Ya mau jenguklah, aku ada musik bagus buat Catty. Aku yakin dia suka" jawab Sarah juga ketus, ia benar benar kesal pada Margaret yg terus memperlakukan nya dengan kasar.
"Itu bukan urusan mu, kamu ke sini mau liburan kan? Pergi sana liburan, dan jangan pernah mendekati kamar anakku lagi" ketus Margaret yg membuat Sarah semakin kesal karena niat nya baik pada Caitlin. Dan saat Sarah hendak pergi, tiba tiba Devano datang dan hal itu membuat nyali Margaret langsung menciut.
"Masuk...." seru Devano membukakan pintu kamar Caitlin untuk Sarah.
"Engga jadi, Dev. Aku mau ke kamar" ujar Sarah karena ia tak mau membuat Margaret semakin kesal pada nya jika Devano terus membela nya.
Ah, Sarah merasa seperti menantu yg tak di sukai mertua.
Setelah Sarah pergi, Devano memandang tajam Margaret.
"Kamu engga berhak melarang Sarah melakukan apapun di rumah ini. Jangan lupa dia istri ku" tegas nya yg membuat Margaret merasa marah dan tersinggung.
"Kamu bawa adik pemerkosa Caitlin ke hadapan Caitlin? Setega itu kamu, Devano?" tanya Margaret menahan kekesalan nya.
"Dan aku membiarkan selingkuhan ayah ku hidup. Membiayai kehidupan pelayan yg merusak keluarga ku, sebaik itu aku. Berterimakasih lah, Margaret" tutur Devano yg membuat Margaret tak berkutik "Saat Caitlin sembuh nanti, aku akan mengirim mu ke ujung dunia sehingga kamu engga akan bisa ketemu Caitlin lagi, akan ku lakukan itu jika kamu masih membuat Sarah engga nyaman di sini" ancam nya kemudian ia pun menyusul Sarah ke kamarnya.
Di kamar nya, Sarah terlihat seperti mencoba menghubungi seseorang, dan Sarah tampak kesal.
"Siapa yg kamu hubungi?" tanya Devano yg membuat Sarah terperanjat karena seperti nya Sarah tak menyadari kedatangan Devano.
"Mama, ponsel nya engga aktif. Kak Will, Papa, Kak Fe, semua nya engga ada yg aktif" gerutu Sarah dan ia melempar ponsel nya ke sofa.
Sekali lagi, Devano merasa tak tega melihat Sarah seperti ini. Dan sekali lagi hati nurani nya meneriaki Devano, memberi tahu nya apa yg dia lakukan sangat salah. Namun ego dan jiwa pendendam nya masih mengelak dan membenarkan tindakan nya.
"Sebaik nya kita pergi jalan jalan dan belanja" tutur Devano namun Sarah menggeleng, saat ini ia tidak sedang dalam mood bersenang senang.
"Dev, please minta Om Dominic atau Om Aldo pergi ke apartment Kak Will. Perasaan ku engga enak, aku takut mereka kenapa napa" rengek Sarah dengan wajah memeles. Dan tanpa ragu Devano mengangguk dan tiba tiba Sarah langsung berhambur ke pelukan Devano, membuat Devano terdiam mematung.
"Terima kasih, Dev. Kak Will engga salah punya teman seperti mu" lirih Sarah yg membuat Devano terenyuh. Bahkan hati nya terasa menghangat mendapatkan pelukan seperti ini dari Sarah. Namun Devano tak mau terbuai pada indah nya perasaan di saat saat seperti ini, Devano mendorong pundak Sarah hingga Sarah melepaskan pelukan nya.
"Sekarang siap siap, kita pergi jalan jalan. Aku juga bosan di rumah"
"Tapi, Dev. Aku jarang liat kamu memenin Caitlin" ujar Sarah sekena nya.
"Ada Dokter dan suster yg menjaga nya" jawab Devano yg membuat Sarah mengernyit heran, karena yg di maksud Sarah adalah menemani, bukan menjaga. Menemani sebagai seorang kakak, walaupun Caitlin tak bisa merespon tapi Caitlin bisa mendengar, setidaknya Devano bisa mengajak Caitlin berbicara, fikir Sarah.
.
.
.
Sementara Freya mulai mencari tahu siapa wanita bernama Airin yg mengaku di lecehkan oleh William. Dan sejauh ini yg Freya dapatkan adalah informasi bahwa Airin adalah seorang pelayan di sebuah bar, ia hidup sederhana dan ia memiliki dua orang adik, laki laki dan perempuan, sementara kedua orang tuanya sudah meninggal. Airin bekerja sebagi tulang punggung keluarga.
Freya menjenguk William di penjara untuk memberi tahu informasi yg dia dapatkan.
"Aku engga kenal sama sekali dengan wanita ini, Fe. Dan soal di cafe itu, waktu dia tiba tiba datang menghampiri ku, mengoceh engga jelas, dan dia bilang ada semut di pundak nya. Dia meminta ku menyingkirkan nya, awal nya sudah aku bilang engga ada, tapi dia memaksa ku menyingkirkan nya. Dan saat aku hendak menyingkirkan semut yg engga pernah ada, tiba tiba dia menepis tangan ku, marah marah seolah aku melakukan hal buruk"
"Berarti ini memang jebakan dan sudah di siapkan sejak lama"
"Maafin aku, Sayang..." William menatap Freya penuh rasa bersalah. Namu Freya menyunggingkan senyum manis nya.
"Aku akan terkenal saat aku memenangkan kasus ini, jadi kamu engga usah minta maaf, Will. Karena aku juga untung" gurau Freya sambil tertawa hambar namun mata nya berkaca kaca dan terlihat sekali ia menahan tangis. Membuat William semakin merasa bersalah.
"Aku janji, di kasus pertama mu ini kamu akan menang. Karena aku memang engga salah" ujar William dengan mata yg memerah. "Bagaiamana keadaan Mama?"
"Dia lebih baik, tapi masih selalu sedih. Om Jason menjaga nya dengan baik"
"Sarah?"
"Kata Naina, Sarah di bawa ke London sama Devano"
"Itu bagus, aku engga mau Sarah terkena imbasnya dari kasus ini. Syukurlah ada Devano"
"Jam besuk nya sudah mau habis, aku pergi dulu. Aku janji akan mengeluarkan mu dari sini"
"Terima kasih, Sayang. Aku titip Mama sama Papa ya, tolong jagain mereka"
"Pasti, kamu juga jaga diri baik baik di sini"
.
.
.
Sudah seminggu Sarah berada di London, meskipun Devano mengatakan ia membawa Sarah ke sini untuk liburan, namun Sarah sama sekali tak merasa liburan. Ia selalu memikirkan kedua orang tuanya walaupun Devano mengatakan mereka semua baik baik saja, Dominic sudah memeriksa nya. Sarah juga masih berkomonikasi dengan Naina, namun Sarah bisa merasakan Naina seperti menyembunyikan sesuatu, Naina tak seceria dulu yg biasanya terus mengoceh hingga keduanya lelah. Sarah bahkan sempat berfikir mungkin Naina percaya pada gosip tentang ayahnya dan tak ingin lagi berteman dengan Sarah, namun Naina dengan tegas membantahnya.
Karena Margaret tak memasak untuk makan malam, Sarah terpaksa memasak mie instan karena ia tak bisa memasak yg lain. Sarah sendiri sedikit heran dengan Devano yg tidak mempekerjakan pelayan, dan malah membuat Margaret melakukan segala nya sendirian. Sebenarnya Sarah merasa kasihan, dan bahkan menawarkan diri untuk membantu Margaret, tapi seperti biasa Margaret begitu ketus pada nya.
Setelah manghabiskan mie nya. Sarah masuk ke kamarnya, sementara Devano keluar entah kemana sejak sore tadi.
Sarah membuka laptop nya dan hendak mendengar musik dari YouTube. Namun yg di tampilkan di layar laptop nya membuat nya tercengang.
"Astaga, Kak Will...."
▫️▫️▫️
Tbc...