Married By Challenge
Sarah Fergueson adalah gadis remaja berusia 16 tahun yang duduk di kelas dua sekolah menengah atas. Sarah memiliki tubuh tinggi dan berisi, matanya yang besar dengan netra sebiru lautan itu mampu menenggelamkan siapa saja yang menatapnya. Hidungnya mancung, bibirnya penuh dan mungil sangat menggemaskan, menggoda.
Ia memiliki seorang sahabat yang bernama Naina James, tentu tak kalah cantik darinya, membuat dua gadis itu menjadi sorotan pria di sekolah maupun di luar sekolah.
Sarah menikmati hari minggunya dengan menghabiskan waktu bersama sahabatnya dari berbelanja, nonton, pergi makan dan sebagainya.
Seperti remaja pada umumnya, keduanya menyukai hal-hal yang menantang, terkadang sedikit nakal, ah tidak! Sangat nakal, satu hal yang sangat nakal yang mungkin akan merubah hidup Sarah.
"Hai, Ma, Pa," seru Sarah yang baru pulang, ia menyapa kedua orang tuanya yg saat ini sedang asyik menonton TV di ruang keluarga.
"Baru pulang?" Tanya Mamanya yg bernama Venita Fergueson, Sarah mengangguk, mencium pipi Mama kemudian Papanya yg bernama Jasson Fergueson.
"Iya, Sarah naik dulu, mau istirahat," tukas Sarah.
Kemudian Sarah naik ke kamarnya, melemparkan beberapa tas belanjaannya ke sofa.
Setelah itu, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, ia mengepang rambutnya, merangkak ke atas ranjang dan berniat tidur.
Baru beberapa menit ia memejamkan mata, ponselnya yang membuat Sarah menggerutu kesal.
"Apa, Naina?" teriaknya setelah menjawab panggilan sahabatnya itu.
"Sarah, apa barang ku ada ke ikut kamu? coba cek deh!"
"Uff, nanti ya. Aku ngantuk, sumpah!"
"Sar, please! Ini sangat penting." terdengar nada paksaan Naina yg membuat Sarah mau tak mau harus membuka mata nya, merangkak turun dan mencari tas yg Naina maksud.
Dan ia menemukan satu paper bag yg seperti nya memang bukan milik nya.
"Sudah ketemu belum?" Naina bertanya dengan tidak sabar
"Yeah," jawab Sarah dan ia mengeluarkan sebuah barang tak asing namun tak pernah Sarah miliki. "Oh God, lingerie!" pekik Sarah dan kemudian ia tertawa terbahak bahak "Seriously, Naina? Lingerie? For what, Bebs?"
"Shut up, Fergueson. I just want to try it!"
"For Jacob, uh?" ledek Sarah sambil tertawa. Lingerie berwarna merah terang itu sejujurnya membuat Sarah bergidik ngeri dan ia tak tahu kenapa sahabatnya itu membelinya. Apakah untuk di pakai bersama Jacob? Oh no, Jacob adalah pacar Naina, tapi Naina mengatakan mereka belum pernah melakukan sesuatu yg lebih dari ciuman saja. Ya, Naina masih ingin menjaga aset berharganya sampai menikah, sama seperti Sarah. Tapi kenapa Naina membeli itu?
"Of course no, Sarah. Aku cuma kebetulan liat itu tadi pas kamu di toilet, terus itu kayak seksi banget gitu, eh ke pengen...."
"Hah? Ke pengen? Oh God, Naina. Nyebut, Naina, nyebut...!" serunya sambil terkikik dan terdengar Naina yang menghela nafas berat disana.
"Bukan ke pengen yang gituan, bocah! Pengen beli aja. Ish, kamu nih. Fikiran tuh kotor terus ya sejak ciuman sama si Tuan Lake itu!"
"Husshh! Kita udah janji akan melupakan itu ya!" tegas Sarah panik.
"Haha haha, takut ya ke tahuan?"
"Takut sih nggak, cuma khawatir aja. Kalau sampai dia tahu wanita itu aku, matilah aku, Naina. Kak Will akan membunuhku! "
"Haha, engga akan lah, lagian semua bukti sudah kita hancurkan."
"Ya sudahlah, besok aku bawa ke sekolah nih barang laknat, sekarang aku mau tidur, bye!"
Sarah langsung mematikan sambungan teleponnya dan ia kembali ke ranjang, hari sudah sore, namun ia merasa sangat lelah dan mengantuk.
Dan soal ciuman dengan Lake itu?
Ah lupakan, pria itu sangat beruntung karena mendapatkan first kiss Sarah.
"Uf, lupakan itu, Sarah. Jangan ingat ingat lagi!" Sarah menggelengkan kepalanya berulang kali. Dan kali ini, ia benar benar harus tidur.
..........
Sarah membuka matanya saat hari sudah hampir gelap, ia menguap dan memaksakan diri untuk turun dari ranjang empuknya atau mamanya akan marah.
Sarah turun dari kamarnya, ia berjalan sambil sesekali menguap dan menggaruk kepalanya. Rambutnya yg di kepang pun sudah berantakan.
Di sofa, ia melihat Kakaknya, William Fergueson, sedang mengobrol bersama kedua orang tua mereka dan juga sahabat kakaknya yg bernama Devano Lake, mereka tampak sangat serius, namun itu bukan hal baru bagi Sarah.
Kedua orang tau Sarah, dan juga William adalah seorang pebisnis yg cukup tajir, mereka memiliki tiga perusahaan, dua masih di kelola Jason dan Venita, sementara satu perusahaan lagi milik William, yg William bangun sendiri dari nol.
Dan pria itu, Devano Lake, juga seorang CEO, memiliki beberapa perusahaan yg cukup besar, kedatangannya kerumah Sarah bukanlah hal baru, membicarakan hal serius juga bukan hal baru, paling mereka membicarakan berbagai macam pekerjaan, saham, atau apapun yg berhubungan dengan perusahaan.
"Sarah, kesini!" tegas Jason pada putrinya itu. Sejujurnya, Sarah tak nyaman karena ia tak dekat sama sekali dengan Devano. Dia memang sahabat kakaknya, tapi tak pernah berinteraksi dengan Sarah.
Devano adalah pria yg sangat kaya tapi dingin, sangat tampan, tubuh tinggi bak model, wajah mempesona bak dewa yunani. Mata setajam elang, bibir yg sangat seksi dan jujur saja terasa manis bagi Sarah, tapi banyak gosip yg beredar bahwa Devano adalah seorang gay. Sangat di sayangkan, bukan?
"Ehem...." Sarah berdeham, berusaha menetralkan perasaan gugupnya. Oh God, semoga itu tetap menjadi rahasia! Ia berdo'a dalam hati.
"Apa itu benar, Sarah?" tanya Jason sambil menatap tajam Sarah. Sarah tentu bingung apa maksud Papanya itu.
"Apanya, Pa?" tanya Sarah.
"Kamu pacaran sama Dev?"
"Hah?" Sarah langsung menatap Devano heran, sementara Devano malah menyunggingkan senyum samar namun kilat matanya sangat mencurigakan.
"Sarah, jawab kami! Apa benar kamu pacaran sama Dev?" tanya Mamanya dan ia tampak marah. Jason mencoba menenangkan istrinya itu karena Venita memiliki penyakit jantung.
"Engga, Ma, Pa. Itu ... itu engga mungkin!" tegas Sarah dan ia menatap kakaknya dengan takut. "Kak Will, itu engga benar," cicit nya, sementara William menatap tajam Sarah dengan kilat amarah.
"Sarah hanya takut mengakuinya, Om, Tante," pangeran gay itu bersuara dengan nada yg lemah lembut, dan tentu saja membuat Sarah semakin bergidik ngeri. Pria itu bahkan tak pernah tersenyum pada Sarah.
"Aku dan Sarah telah lama menjalin kasih, kami bahkan sudah bercinta, karena itulah aku datang kesini karena aku ingin menikahinya, aku takut dia hamil, dan aku nggak mau sampai itu mempermalukan kalian!"
Sarah melongo dengan mata yg melotot sempurna, itu fitnah yg sangat keji, fikirnya. Sementara Devano melirik Sarah penuh kemenangan dan berseringai bak iblis.
"Mama...." teriak Jason tiba tiba karena Venita terkena serangan jantung. Sarah semakin panik, dan William terlihat sangat marah.
"Itu nggak mungkin! " William menarik kerah kemeja Devano dan hendak memukulnya, namun Devano menangkisnya dengan tenang.
Sementara Jason sibuk menelopon ambulance, ia sangat takut jika terjadi sesuatu dengan istrinya.
"Aku nggak bohong, Will. Aku punya buktinya." Devano merogoh ponselnya, dan ia menunjukan chat antara dirinya dan Sarah.
William tak sebodoh itu, ia mengecek apakah itu memang Sarah atau bukan, dan betapa terkejutnya ia karena itu memang nomor adiknya, pesan itu sangat romantis, manis, dan bahkan Sarah mengatakan ciuman pertama mereka sangat manis dan berkesan, dan pesan itu sejak tiga bulan yg lalu.
"Awas saja kalian nanti" seru William karena saat ini ia akan mengurus mamanya.
Namun tiba tiba, terdengar suara ambulance dan beberapa orang masuk dengan branker dorong dan siap membawa Venita.
"Kenapa ambulance datang secepat itu?" gumam Jason karena tidak sampai lima menit yg lalu dia meneloponnya.
Tanpa mereka sadari, Devano sudah tahu ini akan terjadi dan untuk jaga-jaga, ia sudah memanggil ambulance sejak tadi.
"Aku tahu ini akan terjadi, Om. Mereka akan mengurusnya, Tante Venita akan baik baik saja" seru Devano santai.
Jason dan William segera membawa Venita ke ambulance, meskipun mereka masih kebingungan apa maksud Devano, apakah Devano sudah menyiapkan ambulance?
Sementara Sarah masih mematung. Merutuki kebodohannya yg telah mengikuti tantangan sahabatnya itu, sudah ia duga ini akan jadi masalah. Tapi tak pernah ia duga akan jadi masalah sebesar ini.
"Oh Tuhan, tamatlah riwayat ku"
Devano melangkah mendekati Sarah yg masih terkejut, menatap tajam Sarah seperti pemburu yg sudah menemukan targetnya, ia berseringai dan kemudian berbisik tepat di telinga Sarah, membuat Sarah bisa mencium aromanya yg begitu maskulin dan merasakan hangatnya napas Devano di telinganya.
"Akan kutunjukan pada mu, Little girl. Bagaiamana cara menaklukan seseorang dan apa arti sebuah tantangan!"
▫️▫️▫️
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mungkin Sarah itu otaknya di atas rata2 ya..Biasanya umur 16tahun itu baru klas 1 SMA..Ini Sarah udah kelas 2 aja...
2024-05-04
0
asih nuzuliana
👍👍👍👍💗❤️🌼
2023-06-02
0
duo Hil
bab pertama dah bikin ngos ngosan huft..
2023-02-21
0