Bunga Adelwis memiliki IQ di bawah rata rata , bandel , suka bolos , tentunya sering mendapat hukuman dari guru , terutama guru tampan dan galak pujaan hati siswi seantero sekolah .
Karna surat wasiat dari mendiang kakek Bunga . Ia pun harus menikah dengan seorang pria , yang ternyata guru paling galak disekolahnya ,cucu dari sepupu kakek Bunga . Dan bisa di bilang , Guru galak calon suaminya itu adalah sepupu jauhnya .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik ! , apa lagi dengan Guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang !, Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakekmu !"
"Kenapa harus sekarang Ma !, apa gak bisa setidaknya Bunga lulus SMA dulu !" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibunya Bunga .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Sssttt....!" Arya mengusap usap punggung Bunga dari belakang , Karna Bunga tidak berhenti menangis .
"Semuanya meninggalkanku !" tangis Bunga dalam pelukan Arya .Kedua orang tua , adik dan kakaknya benar benar pergi meninggalkannya .
"Ayo kita kemas barang barangmu , malam sudah larut . Besok kamu harus sekolah !" ucap Arya .
Bunga pun menganggukkan kepalanya patuh . Ia sudah berjanji akan berobah , supaya kedua orang tuanya kembali , ia akan membuktikannya . Arya melepas pelukannya , menuntun Bunga berjalan menaiki tangga kelantai dua , masuk ke kamar Bunga .Arya mendudukkan Bunga di pinggir tempat tidur .
Setelah mengambil koper dari atas lemari , Arya memasukkan sebagian baju Bunga ke dalam koper , yang perlu perlunya saja , karna mereka bisa mengambilnya lagi kesini kapan saja . Dan yang paling perlu , seragam sekolah dan buku buku Bunga .
Bunga hanya diam aja membiarkan Arya yang mengemas barang barangnya , sedikit pun tidak ada niatan untuk membantu .
Selesai !, Arya pun mendekati Bunga yang duduk diam di tepi ranjang .
"Ayok !" Ajak Arya , menarik Bunga supaya berdiri . Merangkul Bunga dengan sebelah tangannya , dan sebelahnya lagi menarik koper , membawanya keluar kamar .
.
.
"Pah ! , apa dengan cara seperti ini Bunga bisa berobah ?" tanya Mama Indah kepada suaminya .
"Mudah mudahan aja Ma !" jawab Pak Fariq , pokus menyetir , tanpa menoleh ke arah istrinya .
"Sebenarnya Mama gak tega Pah ! ninggalin Bunga !" ucap Mama Indah lagi .
Pak Fariq menghela napasnya " Papa juga Mah ! , tapi Papa sudah tidak tau lagi bagaimana caranya supaya Bunga berobah Mah ,Papa bingung !" balas Pak Fariq.
"Mudah mudahan aja Bunga berobah Pah !" Mama Indah mendesah pasrah .
.
.
Arya menurunkan laju kenderaannya saat akan memasuki halaman rumahnya . Rumah minimalis berlantai dua miliknya , hasil dari usahanya sendiri .Arya memarkirkan mobilnya tepat di depan rumahnya , kemudian mengajak Bunga turun .
"Yok turun !" ajak Arya , Bunga mengalihkan tatapannya sebentar ke arah Arya , kemudian membuka pintu di sampingnya tanpa bicara ia langsung turun .
Arya pun turun dari dalam mobil , berjalan kebagian belakang mobilnya , untuk mengambil koper Bunga di dalam bagasi . Melihat Bunga masih bengong di samping mobilnya , Arya melangkahkan kakinya mendekanti Bunga.
"Kenapa bengong sanyang ?" tanya Arya lembut ." Ayo masuk !" Arya menarik tangan Bunga , berjalan ke arah pintu yang langsung di ikuti Bunga .
sampai di dalam rumah , Arya mengantar Bunga ke kamar yang di tempatinya kemarin .
"Istirahatlah !" ucap Arya ,meletakkan koper milik Bunga di sudut ruangan" Ini juga rumahmu Bunga , jangan merasa menompang disini . Rumah ini milikmu !" ucap Arya lagi , mencium kening Bunga ,lalu pergi .
Bunga diam saja , ia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri . Ia harus cepat tidur , supaya bisa bangun cepat . Mulai besok ia akan rajin belajar , dan tidak membolos lagi .
Selesai urusan di kamar mandi , Bunga pun keluar , melangkahkan kakinya ke arah lemari , untuk mengambil baju ganti . selesai memakai baju , Bunga langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk istirahan , karna malam juga sudah larut .
Di kamar Arya , selesai membersihkan diri dan berganti pakaian , ia juga merebahkan diri di atas tempat tidur miliknya dengan posisi terlentang menghadap langit langit kamar.
Menikahi Bunga adalah keputusanku , aku harus sabar !" batin Arya . lalu memejamkan matanya mencoba untuk tidur .
Pagi hari Arya masuk ke kamar Bunga , dilihatnya Bunga masih tidur meringkuk di bawah selimut tebal . Kemudian Arya melangkahkan kakinya mendekati Bunga , mendudukkan dirinya di samping Bunga . Memandangi wajah Bunga yang masih tampak sembab dan matanya bengkak .
Arya mencium kening Bunga sebelum ia membangunkannya . Arya sudah tau kebiasaan Bunga dari Mama Indah , yang susah bangun pagi , dan bahkan harus di seret ke kamar mandi .
"Sayang ! Bagun !" ucap Arya mengambil satu tangan Bunga , lalu mengecupnya ."Sayang..! " panggil Arya lagi , namun Bunga masih bergeming ."Sayang !."
Melihat Bunga masih setia dengan tidur lelapnya , Arya pun menggigit tangan Bunga , gemas . Berhasil membuat Bunga menggeliat .
"Ayo Bagun ! sudah pagi !" ucap Arya lagi .
"Mama..Bunga masih ngantuk ! , sebentar lagi ya !" gumam Bunga dengan mata terpejam .
Arya pun mengecup bibir Bunga , sontak Bunga membuka matanya .
"Pak Arya !" ucapnya
"Ayo bangun .. sudah pagi !" ucap Arya lagi
"Iya !" jawab Bunga .
Arya segera berdiri , membuka selimut Bunga , dan langsung mengangkat tubuh Bunga membawanya ke kamar mandi .
"Pak Arya !!" pekik Bunga kaget .
"Kenapa ?" Arya mengecup bibir Bunga lagi ," bukankah kamu suka di seret ke kamar mandi ?, tapi aku tidak akan menyeretmu sayang ! . Aku akan menggendongmu setiap pagi seperti ini !" ucap Arya tersenyum . Membuat wajah Bunga merona , mendengar Arya memanggilnya sayang . Mengingat dia berada di gendongan Arya , manis banget ! , Bunga merasa sudah seperti pengantin baru yang menghabiskan malam yang panjang . Ah ! mereka memang pengantin baru .
"Mandilah sayang !" Arya menurunkan Bunga setelah sampai di dalam kamar mandi , mengecup bibir Bunga lagi , kemudian keluar dari kamar mandi dan tidak lupa menutup pintunya . Aih ! mentang mentang Bunga tidak protes , Arya semakin menjadi jadi mengecup bibir Bunga yang terasa semakin manis setiap kali ia mengecupnya .
Di dalam kamar Bunga , Arya terlihat menyiapkan baju seragam sekolah Bunga . Setelah itu ia juga menyiapkan buku buku Bunga yang harus di bawa hari ini kesekolah dan memasukkannya ke dalam tas sekolah Bunga . Ia sudah persis sebagi seorang Ibu bagi Bunga , menyiapkan keperluan anaknya yang akan berangkat kesekolah .
Ya ! , seorang suami memang harus bisa menjadi seorang Ibu kepada istrinya , memperhatikan keperluan istrinya , mengganti tangan Ibunya untuk membelainya . Harus bisa menjadi seorang Ayah , untuk memberinya nafkah dan pendidikan . Harus bisa menjadi seorang kakak ! , untuk menjadi teman bercerita . Harus bisa menjadi seorang adik , untuk menjadi teman bermain dan bercanda . Dan harus bisa menjadi seorang teman atau sahabat , untuk menjadi tempat curhat , bermain dan sebagainya .
Cek lek !
Pintu kamar mandi terbuka , refleks Arya menoleh ke arah pintu kamar mandi . Melihat Bunga keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk meutupi tubuhnya dari dada sampai paha . Arya langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain . seketika jiwa lelakinya meronta , melihat kulit mulus Bunga yang berwarna kuning langsat , kaki jenjangnya terlihat sangat seksi . Membuat Arya menelan salivanya bersusah payah . Di tambah lagi belahan dada Bunga yang terlihat , Ingin rasanya Arya menikmati tubuh istrinya yang padat berisi yang memiliki tinggi hampir 160cm itu saat ini juga , jika Arya tidak mengingat janjinya kepada Pak Fariq .
Bunga memang memiliki tubuh yang lumayan tinggi untuk ukuran wanita Indonesia . Sehingga tidak susah baginya untuk mengenderai motor gede , karna ia memiliki kaki yang panjang .
"Kenapa Pak Arya masih di sini ?" tanya Bunga .memegang handuk yang melilit di dadanya ? Ia takut Arya akan menerkamnya .
"Aku sudah menyiapkan seragam dan buku bukumu .Segeralah berpakaian , setelah itu kita sarapan " ucap Arya , tanpa melihat ke arah Bunga , ia pun langsung keluar .
.
.
.