NovelToon NovelToon
Perjalan Cinta Kembar Ezara

Perjalan Cinta Kembar Ezara

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Romansa / Dokter
Popularitas:139k
Nilai: 5
Nama Author: farala

Ini adalah perjalanan cinta kedua putri kembar Ezar dan Zara.

Arsila Marwah Ezara, si tomboy itu akhirnya berhasil bekerja di sebuah perusahan raksasa yang bermarkas di London, Inggris, HG Corp.
Hari pertama nya bekerja adalah hari tersial sepanjang sejarah hidupnya, namun hari yang menurutnya sial itu, ternyata hari di mana Allah mempertemukan nya dengan takdir cintanya.

Aluna Safa Ezara , si gadis kalem nan menawan akhirnya berhasil menyelesaikan sekolah kedokteran dan sekarang mengabdikan diri untuk masyarakat seperti kedua orang tuanya dan keluarga besar Brawijaya yang memang 90% berprofesi sebagai seorang dokter.
Bagaimana kisah Safa sampai akhirnya berhasil menemukan cinta sejatinya?


Karya kali ini masih berputar di kehidupan kedokteran, walau tidak banyak, karena pada dasarnya, keluarga Brawijaya memang bergelut dengan profesi mulia itu.

Untuk reader yang mulai bosan dengan dunia medis, boleh di skip.🥰🥰

love you all


farala


💗💗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 : Berkunjung ke Al Hidayah

Indonesia.

Al Hidayah tinggal beberapa kilometer lagi di depan. Mobil berhenti di sebuah resort yang pembangunannya baru sekitar lima puluh persen.

Barra dan Liam keluar, kemudi di ambil alih oleh mama Arini.

Merasa jika itu tidak pantas, Marwah menyodorkan tenaganya dan meminta mama Arini duduk tenang di kursi penumpang.

Marwah melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang.

" Barra ada pembangunan resort di sini. Paling tidak, jika sesuai dengan perkiraan, enam bulan lagi, resort ini akan beroperasi."

" Iya, nyonya. Pak Barra juga pernah mengatakannya tapi saya tidak tau kalau pembangunannya di sekitar sini. "

" Oiya, bagaimana pendapatmu tentang Barra?"

Pertanyaan menjebak yang jawabannya sangat sulit dan bisa saja membuatnya seperti memakan buah simalakama.

' Pak Barra baik, nyonya. Pak Barra perhatian dan juga penyabar.'

Mau mengatakan itu, tapi Marwah tidak bisa, lidahnya kaku. Dia justru ingin memaki atau menjelek jelekkan pak bos di depan mamanya, tapi sayang, nyalinya menyusut.

Lalu apa yang harus dia katakan?

Tidak ada, pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban. Hanya senyum risih yang nampak di wajah Marwah.

Mama Arini menghela nafas." Sudah mama prediksi. Semoga kamu betah dengan emosinya yang terkadang suka meledak ledak."

" Iya, nyonya."

" Nyonya? Apa kamu bisa merubah panggilan mu?"

Marwah mulai kurang nyaman. Naluri anjing pelacak nya kini bisa mengendus bau bau aneh dari pertanyaan itu.

Marwah mencoba menyusun kalimat yang tidak membuat lawan bicaranya tersinggung.

Namun, rancangan kalimatnya kembali tersimpan rapi karena telpon genggamnya tiba tiba saja berbunyi.

" Maaf, nyonya, telponnya saya angkat dulu."

" Silahkan."

" Mbak Araa....." Teriakan kencang Azima dari seberang membuat Marwah terkejut begitupun dengan mama Arini.

Mau tidak mau, Marwah membuat panggilan itu dengan mode speaker phone agar lebih memudahkannya berbicara dalam berkendara.

" Iya kenapa. " Marwah mencoba menahan nada suaranya.

" Mbak di mana?"

" Kerja. Memangnya kenapa?"

" Mbak, coba tebak, aku ada di mana?"

Marwah jadi tidak enak pada wanita paruh baya yang sedang duduk di sebelahnya.

" Mbak tidak bisa main tebak tebakan sekarang . Cepat katakan, mbak lagi bawa mobil."

" Aduh, maaf mbak. Oiya... Aku lagi di pesantren sama umi grandma."

Marwah jadi panik.

" Nanti kita bicara lagi."

Marwah mengakhiri panggilannya.

" Maaf, nyonya." Ujarnya sopan.

" Tidak apa apa. Dia adik mu?"

" Adik sepupu."

" Apa dia mondok juga sama sepertimu?"

" Iya, dulu. Tapi sekarang dia sudah kuliah di kedokteran."

" Wah ...hebat..ngomong ngomong, pekerjaan orangtuamu apa?"

" Abi dan umi saya dokter , nyonya."

Mama Arini berdecak kagum.

" Kenapa kamu tidak sekolah kedokteran juga seperti mereka?"

" Saya tidak menyukainya. Tapi saya punya saudara kembar dan sekarang sementara melanjutkan residensi di Singapura."

" Kembar? Kamu kembar?" Bertambah keterkejutan mama Arini.

" Iya , nyonya."

Mama Arini nampak terkagum kagum dengan Marwah. Beberapa pertanyaan masih dia lontarkan sebelum akhirnya mobil masuk ke dalam lingkungan pesantren.

Kendaraan mulai padat, karena acara akan di mulai sebentar lagi.

Mereka masuk ke aula besar tempat kajian berlangsung.

Karena datang terlambat, mama Arini hanya mendapatkan tempat duduk paling belakang. Kecewa dari rautnya jelas terlihat. Dia sangat mengidolakan umi Aza , dan setelah jauh jauh datang, mama Arini tidak bisa duduk paling depan dan menatap mata teduh menenangkan itu.

Marwah tau jika wanita di sampingnya itu bersedih. Mungkin dengan menggunakan sedikit koneksi nya, Marwah bisa membuat tarikan senyum dari bibir mama Arini.

Marwah menghubungi Azima.

Dan pucuk di cinta ulam pun tiba, Azima datang memberikan harapan.

" Nyonya, ikut saya." Ucap Marwah setengah berbisik.

Mama Arini ikut ikut saja. Ketika mama Arini mendapatkan posisi paling depan, terpancar kebahagiaan di wajahnya.

" Terima kasih."

Marwah mengangguk.

Kajian berlangsung selama lebih dari tiga jam, itu karena kajian ini lebih ke diskusi dan tanya jawab mengenai tema yang di bahas.

Mama Arini terlihat begitu puas, apalagi dia bisa dengan leluasa menatap umi Aza dari dekat.

Acara selesai, umi Aza tersenyum dari balik cadarnya kala Azima datang dan membisikkan sesuatu padanya.

" Mana dia, umi grandma ingin bertemu."

" Baik umi grandma, Zizi akan cari di tengah lautan manusia di sini."

Umi Aza mengangguk di selingi tawa, cucunya itu suka sekali memakai majas hiperbola saat berucap.

" Mbak...." Lagi lagi Azima berteriak ketika melihat Marwah di parkiran.

Marwah menoleh begitupun dengan mama Arini.

Azima terengah engah setelah berlari mengejar Marwah.

Mama Arini memperhatikan wajah cantik dengan hijab panjang di depannya itu.

" Mbak sudah mau pulang?"

" Iya..."

" Bentar mbak, umi grandma mau bertemu dengan mu."

" Tapi,,mbak lagi buru buru."

" Sebentar saja."

Marwah menatap mama Arini seolah meminta persetujuan, dan anggukan kepala mama Arini membuatnya setengah berlari ke tempat di mana umi grandma menunggu.

" Siapa namamu, cantik?" Tanya mama Arini pada Azima yang memang di suruh Marwah untuk menemani ibu dari bosnya itu selama dia pergi.

" Azima, tante..." Ucapnya mengulurkan tangan hendak bersalaman.

Sama seperti saat dengan Marwah, Azima juga mencium tangan mama Arini .

" Kamu manis sekali." Ucap mama Arini mengusap lembut kepala Azima.

Mereka mengobrol ringan, kemudian mama Arini mulai fokus pada warna mata Azima.

" Matamu cantik, jarang ada yang memiliki nya di sini."

" Iya, Tante. Saya mendapatkan nya dari umi grandma."

" Umi grandma?"

" Iya."

Mama Arini merunut setiap kejadian yang terjadi sejak sebelum berangkat ke pesantren hingga berakhir duduk di barisan depan saat kajian.

" Yang kamu maksud umi grandma , apa mungkin beliau adalah..ust.."

" Zi,,,"

Azima menoleh, begitupun dengan mama Arini.

" Sudah, mbak."

Marwah mengangguk." Mbak pulang, ya.."

" Hati hati mbak, tante..."

Mama Arini tersenyum hingga Azima menghilang dari balik banyaknya kendaraan yang terparkir.

Di perjalanan, mama Arini tidak berhenti menatap Marwah, dan itu membuat gadis cantik itu jadi risih.

" Mmm,,,ada apa, nyonya?" Tanya Marwah sopan.

" Coba kau bicara jujur pada ku."

" Apa itu?"

" Mungkinkah umi grandma yang kamu bicarakan sejak tadi.... adalah ustadzah Azalea?" Tanya mama Arini dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.

Tidak ada jalan lain. Terpaksa, Marwah mengakuinya.

" Iya, nyonya."

Mama Arini menutup mulutnya menggunakan dua tangan." Jadi, kamu adalah salah satu dari cucu Brawijaya?"

Marwah kembali mengangguk dengan sangat pelan, seolah enggan untuk mengakui nya.

" Ya...Allah...Kenapa kamu tidak bilang? Barra tau?"

Marwah menggeleng.

Mama Arini menghela nafas panjang.

" Saya hanya ingin bekerja seperti orang pada umumnya, nyonya. Saya tidak ingin menjadi istimewa hanya karena saya berasal dari keluarga Brawijaya."

" Berhenti memanggilku nyonya. Aku jadi geli mendengarnya." Kata mama Arini tersenyum simpul.

" Jadi sebaiknya, saya memanggil apa?"

" Mama, mungkin....."

Marwah tertawa di ikuti mama Arini.

Sepanjang perjalanan yang tidak begitu jauh sampai marwah berhenti untuk menjemput Barra dan Liam , mama Arini banyak menceritakan tentang Barra.

Marwah menimpali sesekali atau terkadang hanya tersenyum menanggapi cerita mama Arini.

Mobil memasuki proyek pembangunan resort tersebut.

Lahan seluas kurang lebih enam puluh hektar dengan bangunan yang sebagian hampir rampung menjadi pemandangan Marwah di sore hari nan indah itu.

Tidak menunggu lama Barra dan Liam muncul dari dalam sebuah gedung dengan mengenakan helm.

Netra Marwah terfokus pada Barra yang terlihat serius mengarahkan beberapa mandor di sana.

Jujur, dia melihat Barra berkali kali lipat jauh lebih tampan saat dalam mode serius seperti itu.

Lucunya, mama Arini terus memperhatikan kemana arah netra indah Marwah tertuju.

" Apa putraku terlihat begitu tampan?"

...****************...

1
SasSya
heeeeyyyy
jaga mulut pak ericccccc
ada yg kebakaran di sekitar salju,
hooooooo,🥸🤠
Dyah kartiningrum
Krain doubell up kak...
gathem Toro
ahhhh Arga cemburu yaaaaaa.....belum jg belah duren udah ada aja pengagum istrinya.....tenang pak dewan toh Safa udah JD istrimu....
barra sama Marwah apa kabar Thor.....
Bak Mis
lanjut lagi dong thor
Nata Abas
cemburu tingkat dewa
Fittar
baru aja menikmati hari berdua eh udah ada aja yang bikin cemburu. ganggu romantisnya bulan madu aja nih. mana mau Arga ada pria yang akrab dengan Safa. sama nyamuk aja bisa cemburu kayaknya😂
darsih
Arga mulai cemburu ganas d lihat nya
Elma Wati
p.dewan klo LG cemburu serem Kwkw
Yani
Bener hukuman ya
yellya
aduuhh fa, ga lht itu arga udh bertanduk 🤭🤭
Novita Sari
siap siap safa terkerkam arga akibat cemburu,tapi tenang mas arga,safa hanya untuk mas arga seorang....safa banyak penggemar....
Aras Diana
upnya thor
Dea Yunia
mau atuh yg soft spoken,,hm
asiiikh
pak dewan sudah mulai berani niih
lanjut besok y,ingat lho jangan terburu buru yaaaa
🤭🤭🤭
darsih
ga up ya KA d tunggu kelanjutan cerita nya
3 dhi: kemarin lagi kurang enak badan kak, pengaruh cuaca mungkin, maaf ya🙏🏻
sudah di up kok, makasih kakak🥰
total 1 replies
Elma Wati
terxata p.dewan gercep jg kwkwkw,tp Mlah di ganggu sama bara N Marwah...q setia mnunggu mu thor
Aras Diana
upnya thor
Suwanti
Kak di tungguin sampai jam 12 kok bls up lagi 🥹
3 dhi: maaf kak, lagi kurang enak badan, insyaallah malam nanti ada kok..🙏🏻🥰
total 1 replies
Aras Diana
upnya thor
Yani
Arga benar" ga mau ke ganggu 🤭
Naftali Hanania
bener2 menantu idaman ya
jangan od pengen deh......langkaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!