Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
" Oke Mas... " ucap Dinda seraya naik ke
tempat tidur dan duduk di sebelah Galuh dengan kepalanya bersandar di dinding ranjang.
" Dek... Kamu terusin dulu ya... Mas ngerjain pekerjaan yang lain dulu... " ucap Galuh seraya memberikan laptopnya pada Dinda.
" Iya Mas... Tapi Mas disini juga kan ngerjainnya...?" ucap Dinda seraya menatap sang kakak.
" Iya Dek... Mas disini... Cuma Mas mau ngambil laptop yang satunya lagi... Sebentar ya..." ucap Galuh seraya beranjak mengambil laptopnya di laci mejanya.
Kini mereka sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dinda serius untuk menyelesaikan proposalnya. Tak terasa sudah jam 12 malam. Hingga rasa ngantuk menyerangnya. Tanpa sadar Dinda pun tertidur dengan laptop yang masih menyala. Sedangkan Galuh menoleh kearah adeknya yang terlelap.
" Ya ampun Dek... Bisa-bisanya kamu langsung klipuk.. Maafkan Mas membuat kamu kelelahan..." ucap Galuh seraya membenarkan posisi tidur Dinda dan mensave proposal yang telah dikerjakannya dan mematikan laptopnya.
" Ternyata sudah tengah malam. Sebaiknya aku tidur.. Selamat tidur Dek..." ucap Galuh mencium kening Dinda dan menyelimutinya.
Sedangkan Galuh kini juga tidur di samping Dinda. Badannya terasa sangat lelah. Tak butuh waktu lama pun Galuh langsung terlelap dalam mimpinya.
Keesokan paginya Dinda bangun lebih awal. Tak disangka Galuh juga sudah bangun.
" Lhoh mas sudah bangun juga... Maaf ya Mas tadi malam Dinda ketiduran dikamarnya Mas... " ucap Dinda menunduk takut.
" Nggak papa Dek... Mas yang minta maaf telah membuatmu lelah... " ucap Galuh seraya mengacak rambut Dinda lembut.
" Santai aja Mas... Yaudah Dinda kedapur dulu ya Mas... Mau masak buatin bubur untuk Ibu sekalian mbantuin Bi Iyem..." ucap Dinda seraya mengucir rambutnya yang berantakan.
" Baiklah... Mas mau olahraga sebentar..." ucap Galuh seraya mengambil handuk kecilnya.
Kini Dinda membantu Bi Iyem membuat sarapan. Selesai membuat sarapan Dinda masuk ke kamar Ibu untuk memandikan ibunya. Selesai memandikan Ibunya. Dinda mengajaknya ke meja makan.
" Ibu tunggu sebentar disini ya... Dinda mandi sebentar..." ucap Dinda seraya tersenyum.
" Ii..ya.. Nak..." ucap Ibu Anik tersenyum.
Dinda pun segera mandi. Sedangkan Galuh sudah pulang dari olahraganya. Langsung menghampiri Ibunya.
" Selamat pagi Ibuku yang cantik... Dinda mana...?" tanya Galuh seraya mencium kening Ibunya lembut.
" Din..da.. se..dang.. mandi..." ucap Ibu Anik tersenyum.
" Baiklah... Sekarang Ibu ikut Galuh ke taman belakang.. Kita berjemur sebentar ya..." ucap Galuh seraya mendorong kursi Ibunya menuju ke taman.
" Nah... Kita sudah sampai.. Gimana keadaan Ibu sekarang... Ibu lebih baikan kan...? Besok Ibu mau kan kita kontrol ke rumah sakit lagi... Biar Ibu cepat sembuh... Ibu pengen kan bisa manjain Dinda anak perempuan Ibu... Heemmm?" ucap Galuh seraya membelai tangan Ibu lembut.
" Ba..iklah... Ibu... ma..u..." ucap Ibu Anik seraya menatap anaknya.
Setelah Dinda selesai bersiap. Dinda langsung turun dan mencari Ibunya. Dinda pun langsung bertanya pada Bi Iyem.
" Bi... Ibu kemana ya...? Kok di meja makan nggak ada...?" tanya Dinda khawatir.
" Ibu dan den Galuh ada di taman belakang rumah Non... " ucap Bi Iyem seraya menunduk.
" Bibi... Sudah Dinda bilangin jangan panggil Dinda dengan sebutan Non kayak gitu.. Anggap saja Dinda ini anaknya Ibu... Dinda mohon..." ucap Dinda seraya memegang kedua tangan Bi Iyem.
" Eemmm.. Baiklah Nak... " ucap Bi Iyem tersenyum kikuk.
" Nah begitu dunk Bi... Yaudah Dinda ke belakang dulu mencari Ibu dan Mas Galuh... Mari bibiku sayang..." ucap Dinda tersenyum seraya mencium pipi Bi Iyem dan berlalu.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔