Cinta Itu Budeg bukan Buta..Tahu kenapa? Karena terkadang cinta tak mampu mendengar suara. Tak peduli orang mau bilang apa..ya cinta saja..!!
Bercerita tentang cinta yang mengalir lucu, menggemaskan, menyebalkan, sekaligus mengharukan antara dua remaja tanggung. Aluna dan Galang yang memiliki dua kepribadian yang bertolak belakang.
Aluna dengan semua kesempurnaannya. Bintang kelas, berparas cantik, kesayangan semua orang dengan otak yang cemerlang. Sampai - sampai punya fans garis keras bernama Aluna Lovers.
Galang, cuma laki-laki dengan tampang biasa, otak biasa, prestasi tak ada, dan semua yang ada padanya hanya dalam kadar minus. Kasarnya Galang ini cuma lumut yang gak sengaja tertempel di sekolah.
Tapi ada satu kejadian yang membuat Luna begitu mengangumi dan mencintai sosok Galang. Hingga pada akhirnya mereka dipersatukan oleh kisah cinta yang menggelitik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuBee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka yang Aneh
Beberapa hari kemudian setelah peristiwa dorong motor , Galang tak masuk sekolah. Aluna mencoba menghubunginya, tapi belum ada jawaban. Dia juga mencoba menghubungi Kemal, barangkali sahabatnya Galang ini tahu keberadaan kekasihnya. Tapi nihil, Kemal bahkan sudah lama tak berwhatsapp ria dengan Galang. Tadinya, Aluna ingin menghubungi ibu Mirna, ibu nya Galang. Tapi dia tak punya nomor kontaknya. Begitu pun nomor kontak ayahnya Galang.
Akhirnya, Aluna memutuskan untuk mencari Galang ke rumahnya. Dia khawatir terjadi apa-apa dengannya atau Galuh. Seperti peristiwa Galang mangkir dari sekolah beberapa waktu lalu karena harus bergantian dengan ibunya menjaga Galuh di rumah sakit.
Sepulang sekolah, dia meminta Lala mengantarkannya ke rumah Galang. Agar dia bisa memberikan alasan kepada orang tuanya bahwa akan pergi bersama Lala untuk mengunjungi rumah temannya. Aluna masih belum bisa menceritakan tentang Galang kepada ayah dan bunda. Dia masih merasa waktunya belum tepat. Apalagi dalam hitungan minggu, Aluna akan menjalani ujian akhir semester. Bisa-bisa, dia tak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Bukannya serius mempersiapkan diri untuk ujian, ini malah pacar-pacaran.
Lala dan Aluna akhirnya menuju ke rumah Galang menggunakan ojek online. Sesampainya di rumah Galang, keadaan rumahnya masih sama sepi seperti terakhir kali Aluna berkunjung. Dia kemudian membuka gerbang besi rumah tersebut dan mengetuk daun pintu sambil mengucapkan salam.
Tak berapa lama, terdengar sahutan dari rumah Galang. Suara Bu Mirna mendekat ke arah pintu dan membuka pintu tersebut. Ketika pintu di buka, Bu Mirna langsung mengembangkan senyumnya dan meminta Aluna serta Lala untuk masuk kedalam rumah.
" Luna mau cari Galang ya? Ini sama siapa kesini? Cantik pisan." tanya Bu Mirna setelah Aluna dan Lala mendudukan dirinya di sofa ruang tamu.
" Saya Lala, Bu. Temannya Aluna dan Galang." Bu Mirna mengangguk-angguk sambil menyimpulkan senyum ramahnya untuk Lala.
" Iya, Bu. Luna khawatir karena Galang tidak masuk sekolah tapi gak ada kabar sama sekali. Teman-temannya juga kurang tahu alasan Galang tidak masuk sekolah. Tapi Galangnya baik-baik aja kan Bu? atau Galuh sakit lagi?" tanya Aluna sedikit berhati-hati ketika menanyakan keadaan Galuh, takut Bu Mirna menjadi sedih.
" Galuh mah sehat, sayang. Alhamdulillah lagi stabil sekarang kondisinya. Tuh, lagi di kamar Aa nya sekarang juga. Yang sakit malah si Aa. Matanya lebam, dan bibirnya luka. Dia bilang sih jatuh katanya waktu naik motor. Tapi Ibu mah gak percaya da, pasti geura dia tuh berantem atau tawuran. Dasar anak bandel..tapi gak mau ngaku udah ibu paksa-paksa juga. Bilangnya tetep aja jatuh dari motor terus nyium aspal ceunah. Sama aspal aja genit dia tuh, pakai disosor segala..jadi weh jeuding (dower)." jelas Bu Mirna kelihatan kesal.
" Disuruh pergi ke dokter juga gak mau, malah dibilangnya malu kalau ke dokter gara-gara luka kecil mah. Bukan jagoan namanya, gitu geura Na, bilang nya teh. Sok jago emang dia mah. Padahal cungkring begitu." Bu Mirna lagi-lagi menggerutu.
" Sebentar Ibu panggilkan ya, sekalian bikinkan minum untuk Luna dan Lala, iih meuni gareulis pisan kalian teh (iih, pada cantik-cantik banget kalian tuh)." ucap Bu Mirna sambil tersenyum senang seraya memuji kedua gadis cantik yang datang untuk menjenguk anak laki-lakinya yang badung.
Setelah Bu Mirna pamit, Lala menyikut lengan Aluna.
" Baik pisan calon mertua kamu, Na." ucap Lala sambil cekikikan.
" Of course laaah.." ucap Aluna sambil menggerakan kedua alisnya naik turun dan tersenyum bangga.
Tak berapa lama, Galang keluar dari kamar bersama Galuh yang berjalan menggunakan kruknya di samping Galang. Aluna langsung terkesiap melihat muka Galang yang babak belur. Ada luka di sudut bibir kirinya dan mata kanannya yang sedikit lebam dan merah. Aluna langsung berdiri dan menghampiri Galang dengan panik.
" Kenapa bisa sampai gini? Kamu habis digebukin orang kan? bukan jatuh dari motor kan?" Mendengar Aluna yang langsung meledak-ledak seperti petasan mercon, Galang hanya cengengesan saja.
" Gak apa-apa, Na. Ini mah jatuh waktu naikin si jalu." Aluna lalu meraba luka Galang, dilihatnya Galang sedikit berjengit kesakitan.
" Kamu bohong ya? mana ada luka jatuh sampai begini? bener kamu ikut tawuran?" Aluna mulai menginterogasi dengan mata berkaca-kaca.
" Mana ada, Na.." ucapnya enteng.
Aaah...cemen segini mah. Saya kan kuat, Na. Otot kawat tulang besi kayak gatot kaca. Jadi luka segini mah, keciiiil.." lanjut Galang sambil duduk di sofa.
" Apa kabar, La?" tanya Galang, malah mengalihkan pembicaraan pada Lala. Lala menjawab dengan senyuman sambil memperhatikan muka Galang yang bonyok. Sebetulnya Lala juga curiga kalau luka yang didapat Galang adalah bekas bogeman seseorang.
Galuh yang sedari tadi memperhatikan Aluna dan Galang, hanya mengikuti saja kemana kakaknya pergi, kemudian duduk di sofa juga dengan sebelumnya salim kepada Aluna dan Lala.
" Iya tuh teh Luna, kayaknya Aa ikut tawuran geng motor." jawab Galuh asal.
" Hush..kamu mah. Kebanyakan nonton sinetron anak lang*t jadi begini. Mana ada geng motor beranggotakan bekjul. Dipake kebut2an dikit juga bisa ngebul motor Aa mah, neng. Pada rontok onderdil si jalu semuanya." jawab Galang sambil mengacak rambut Galuh.
Ibu Mirna datang dari dapur dan menyerahkan minuman untuk Aluna dan Lala yang dibalas anggukan dan ucapan terima kasih serta senyum manis oleh keduanya.
" Diperiksain geura A. Ibu mah khawatir sama mata kamu tuh. Bengkak sama lebam gitu. Takut kenapa-kenapa sama matanya." Bu Mirna tampak khawatir.
" Gak apa-apa, Bu. Galang masih jelas kok lihatnya. Niih..lihat Ibu yang cantik aja masih kelihatan sangat jelas." goda Galang dan dibalas dengan dorongan di pundak Galang oleh ibu nya.
" Ah kamu mah kebanyakan bercanda. Ya udah Ibu tinggal dulu, mau ke warung beli sayur sama bahan masakan lainnya. Jangan pada pulang dulu ya, makan siang dulu disini." Mata Lala langsung berbinar, dia sudah mendapat cerita dari Aluna bahwa masakan ibunya Galang super duper enak. Karena di rumah, Lala jarang sekali makan masakan rumahan. Mamanya terlalu sibuk bekerja jadi tak sempat lagi untuk memasak. Paling mama nya akan membeli makanan diluar setiap hari. Meskipun rasanya enak, tapi tidak ada kehangatan cinta di dalamnya.
Bu Mirna langsung beranjak pergi dan meninggalkan mereka. Selain ingin berbelanja, Bu Mirna juga ingin membiarkan mereka lebih bebas mengobrol.
" Kamu bohong, pasti lukanya bukan karena jatuh. Aku yakin bukan karena itu. Mana Luna lihat si jalu nya? babak belur juga gak dia?" Aluna langsung berdiri dan ditahan oleh Galang.
" Gak usah, Na. Si jalu nya mah baik-baik aja. Kan yg nyungsep cuma Galang doang." ucap Galang mencoba menjelaskan.
" Kalau gitu mana luka yang lain? coba lihat tangan kamu, sama lutut kamu juga." Aluna langsung mengecek luka-luka yang mungkin saja ada di tubuh Galang.
" Kamu harus jujur sama aku. Ini bukan luka yang bisa terjadi kalau kamu jatuh dari motor. Kalau jatuh itu kemungkinan yang luka ya tangan, lutut, atau kaki kamu, gak mungkin nyasar ke bibir sama mata." ucap Aluna kemudian menarik Galang menjauh dari Galuh agar dia bisa leluasa bicara.
" Cepet bilang." ucap Aluna dengan air mata yang tak lagi bisa ditahan.
" Kok nangis?" tanya Galang jadi salah tingkah.
" Ya karena aku khawatir. Kamu bohong kan? Siapa yang udah mukulin kamu?" Air mata terus saja lolos dari sudut matanya. Aluna merasa bahwa luka yang didapatkan Galang sungguh aneh. Dia curiga ada orang yang dengan sengaja mengerjai Galang, dari mulai ban motor yang kempes dan sekarang muka Galang yang bonyok. Ini pasti ulah salah satu dari mereka. Para lelaki yang menyukai Aluna, tapi entah siapa.
" Fans kamu kayaknya sih, hehehe." jawab Galang sambil nyengir.
Aluna langsung kaget karena tak menyangka bahwa tebakannya benar. Dia tak mengira bahwa mereka bisa bertindak senekat ini dengan memukuli Galang. Aluna merasa bersalah, kemudian dengan spontan memeluk Galang yang tiba-tiba saja beku di tempat. Ada yang berdesir di bawah perut Galang. Perasaan yang aneh.