NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SUDAH PULANG KAMPUNG

Drrrtt... drrrt....

Ponsel Pak Paiman di atas dashboard mobil bergetar, lelaki itu segera meraihnya ponselnya dan menggeser ikon berwarna hijau lalu menempelkan ke telinganya.

"Halo mas Pram?"

"Bapak sekarang ada di mana?" Terdengar suara orang bertanya dari seberang telepon.

"Bapak udah di depan parkir mall ini mas? kenapa?"

"Ya sudah cepat masuk! Dia sudah selesai belanja. Saya tidak bisa mengawasinya lagi karena sebentar lagi saya mau meeting."

"Dia siapa mas? Non Aliya?" tanya pak Paiman ragu.

"Bapak sudah tau masih bertanya. Nanti kalau sudah dapat parkir cepat telpon dia bilang bapak sudah menunggu!"

"Baik mas! teleponnya bapak tut--" terdengar suara telepon diputus dari seberang.

"tutup ya..." Pak Paiman meneruskan kalimatnya sambil tersenyum sendiri mengingat tingkahnya bosnya itu yang punya rasa gengsi setinggi langit. Suka tapi tidak berani bilang, khawatir tapi menyebutkan namanya saja takut. Pak Paiman menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melihat keluar mencari tempat untuk parkir.

Mursyidah membeku di tempatnya saat sebuah tangan menyentuh pundaknya dan sayup suara halus nyaris seperti bisikan menyapa telinganya.

"Aliya..."

Perlahan Mursyidah berbalik ke belakang di mana Kinasih sudah berdiri sambil menggendong anaknya. Wajah wanita itu tampak pucat dan napasnya terdengar terengah-engah. Mursyidah yang awalnya ingin memarahi orang yang membuatnya kaget sekaligus juga takut tersebut berubah jadi cemas saat melihat Kinasih

"Asih, kamu kenapa?" Mursyidah memegang tangan Kinasih.

"A-aku bertemu mbak Sa-mirah dan dia melihat anak-ku." Kinasih melihat sekelilingnya, khawatir Samirah mengikutinya. Pun dengan Mursyidah, wanita itu meskipun bertanya dan perhatian pada Kinasih matanya tetap awas melihat sekitarnya takut jika tiba-tiba Gunadi muncul tiba-tiba seperti tadi.

"Maksudnya?" Mursyidah ingin bertanya mengapa Kinasih begitu takut jika anaknya dilihat samairah. Namun, karena saat ini dia ingin cepat keluar dari mall untuk menghindari bertemu dengan Gunadi lagi, Mursyidah pun mengurungkan niatnya.

Ah sudahlah! Ceritanya nanti saja sekarang kita keluar dulu dari gedung ini!"

Mursyidah mengajak Kinasih berjalan menuju pintu keluar. Pada saat yang bersamaan ponsel Mursyidah berbunyi tanda pesan masuk hingga wanita itu cepat mengangkat panggilan tersebut. Mursyidah tersenyum lega saat melihat pesan yang dikirim oleh pak Paiman.

"Ayo Sih, pak Paiman sudah menunggu di parkiran.

Nanti kita mengobrol di mobil."

Mursyidah dan KInasih berjalan cepat menuju parkiran dan sempat agak kesulitan mencari mobil pak Paiman.

"Asih yang itu!"

Mursyidah menunjuk SUV putih yang terparkir agak jauh dari mereka dan nyaris tidak terlihat karena tertutup oleh mobil lain yang sudah lebih dulu masuk.

Pak Paiman cepat keluar dari mobil saat melihat Aliya dan Kinasih yang berjalan mendekat. Pria itu membantu Mursyidah memasukkan tas belanjaan yang cukup besar ke dalam bagasi.

"Kita berangkat sekarang non?" tanya pak Paiman saat Mursyidah dan Kinasih sudah berada di dalam mobil.

"Iya pak sekarang saja biar cepat sampai rumah, kasihan anak teman saya sudah capek kayaknya."

Mursyidah melihat pada cahaya yang sudah terkulai lemas dalam pangkuan Kinasih.

Mobil keluar dari area parkir dan masuk ke jalan raya. Dalam perjalanan pulang Mursyidah menceritakan

Tentang dirinya yang ditolong seseorang saat nyaris diketahui oleh Gunadi.

"Siapa seseorang yang kamu bilang menolong kamu?"

"Dia pria itu, yang mengawasi kita saat makan siang tadi."

Kinasih menutup mulutnya tidak percaya. Dari pertama dia melihat pria itu yang selalu memperhatikan Mursyidah, Kinasih yakin jika pria itu menyukai sahabatnya tersebut.

"Pantas dia ikut berdiri saat melihat kamu keluar,"

ungkap Kinasih yang membuat mata Mursyidah membola.

"Ohya?"

Hum! Angguk Kinasih. "Tapi dia tidak mengikutimu sampai keluar kan?"

"Mana aku tau!" Mursyidah mengangkat bahunya.

"Untungnya mobil pak Paiman cepat datang jadi aku nggak khawatir lagi akan bertemu pria itu apalagi mas Gun.

Makasih pak Paiman sudah datang tepat waktu."

Mursyidah melihat pada pak Paiman melalui cermin di depan sopir. Pak Paiman tersenyum mengangguk.

"Saya memang datang tepat waktu karena di telepon mas Pram, non." Kalimat itu hanya diucapkan oleh pak Paiman dalam hati.

"Kamu bilang makasih nggak sama pria itu?" tanya Kinasih ingin tahu.

"Bilang lah, cuma aku lupa menanyakan namanya padahal ini adalah pertemuan kedua aku dengannya," sahut Mursyidah.

"Jadi kalian sempat bertemu sebelumnya?"

"Ya. Aku bahkan duduk bersebelahan dengannya dalam bis dan juga dalam taksi."

"Dalam taksi?" ulang Kinasih. " Dan kalian hanya berdua?"

"Ya nggaklah, ada pak Paiman kok. Oh ya pak, bapak kenal lelaki yang bareng saya dulu nggak pak?"

Pak Paiman tergagap mendengar pertanyaan Mursyidah yang tiba-tiba. Tidak mungkin dia mengatakan jika Pramudya adalah bosnya dan mobil yang ditumpangi oleh Mursyidah bukanlah mobil sewaan melainkan mobil milik Pramudya.

"Bapak tau nggak nama mas-mas yang bareng saya waktu itu?" ulang Mursyidah lagi saat melihat pak Paiman yang hanya diam.

"Memang waktu dia menyewa mobil bapak dia nggak menyebut namanya?" tanya Mursyidah penasaran karena pak Paiman yang belum juga menjawab, tapi Mursyidah tidak curiga sama sekali dan dia pun tidak memperhatikan kegugupan di wajah pak Paiman.

"Bilangnya namanya Pramudya non," jawab pak Paiman akhirnya, setelah rasa gugupnya hilang. Dalam hati pak Paiman berharap Mursyidah tidak bertanya yang lainnya lagi. Jangan sampai kebohongannya selama ini diketahui oleh wanita muda yang ternyata di sukai oleh bosnya itu. Walaupun Pramudya tidak mengakuinya, tapi pak Paiman yakin sekali dengan penglihatannya.

Setiap bertemu pak Paiman bosnya itu selalu menanyakan tentang wanita yang pernah satu mobil dengannya. Dimulai dari menanyakan nama, tempat tinggal dan juga status non Aliya. Dan sekarang bosnya itu juga selalu ingin tahu perkembangan hubungan Aliya dengan sang suami yang katanya menikah lagi. Dan lebih parahnya lagi bosnya itu hari ini nekat memindahkan tempat meeting nya ke sebuah mall hanya demi ingin melihat wanita yang dipanggil non Aliya oleh pak Paiman.

"Oh jadi namanya Pramudya." Mursyidah mengangguk-anggukkan kepalanya. Pak Paiman menarik napas lega saat Mursyidah tidak bertanya lagi tentang bosnya.

Mobil terus melaju menuju desa tempat tinggal Kinasih, setelah itu baru ke desa Mursyidah.

**

Sore keesokan harinya...

Gunadi baru saja pulang ke rumah setelah mengambil motor Astuti yang diperbaiki di bengkel. Motor itu ditinggalkan di bengkel karena mogok saat mereka pulang dari kota kemarin. Mereka pulang ke rumah sudah menjelang Maghrib karena motor Astuti yang beberapa kali mogok. Entah apa penyebabnya padahal motor itu masih baru.

Akhirnya Gunadi memutuskan memesan taksi untuk tiga wanita dan satu gadis kecil tersebut. Setelah ibu, kakak dan istri serta anak mereka naik taksi, Gunadi membawa motor Astuti ke bengkel. Kemudian barulah dia menyusul pulang dengan motornya.

Gunadi sedang menuntut motor Astuti masuk ke teras rumah saat Samirah sangat kakak menghampiri dan bertanya padanya.

"Gun, istri kamu si Mursyidah udah pulang ya?"

Gunadi terperangah mendengar pertanyaan kakaknya. Apakah kakaknya kemarin saat dalam mall juga melihat wanita yang mirip dengan istri pertamanya itu.

"Mbak tau darimana? Mbak melihatnya saat di mall kemaren?"

"Kamu tau? Kamu melihatnya juga?" Gunadi mengangguk.

"Wanita itu hanya mirip mbak, dia bukan Aliya," sangkal Gunadi.

"Bodoh kamu Gun, dia itu Aliyah istrimu. Semuanya mirip dia, wajah, perawakan hanya badannya lebih berisi dan kulitnya lebih bersih. Tapi mbak yakin dia itu istrimu. Mas Hermawan pernah juga melihatnya. Teman mas Hermawan yang satu kampung sama istrimu juga mengatakan begitu. Istrimu itu sudah lebih dua minggu pulang kampung," ungkap Samirah

"Apa?!"

"Udah cepat ke sana sekarang!"

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!