Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Tantangan dari Katrina
"Hai... Kak Lexa!" Teriak empat pria tampan yang dengan cepat berlomba berlari menghampiri Alexa, lalu mereka segera memeluk erat Alexa tanpa sempat dihentikan oleh Kenzo.
"Kak... Kami sangat merindukan Kakak, bagaimana kabar kak Lexa?" Tanya Han sambil memeriksa tubuh Alexa.
"Mengapa kak Lexa tidak memberi kami kabar?" Tanya Axel dengan wajah yang cemberut.
"Apakah masih ada yang tidak nyaman?" Tanya Zio sambil meletakkan tangannya di dahi Alexa.
"Apa Kakak masih meminum obatnya dengan teratur?" Tanya Zul sambil melepaskan taa punggung Alexa lalu membawanya dengan wajah sombong, sementara yang lain hanya mendengus kesal melihatnya.
"Sudah... Sudah pertanyaan kalian banyak sekali, gue jadi bingung mau jawab yang mana dulu?" Sahut Alexa sambil mengelus kepala mereka satu persatu.
"Kabar gue baik, lihat bukankah gue sudah baik-baik saja..." Ucap Alexa sambil berputar dengan tangan yang direntangkan.
"Bukankah Minggu lalu gue sudah kasih tahu kalian, gue akan pergi kenegara ini, karena gue dapet penggilan dari Tuan Morgan." Sahut Alexa.
"Kebetulan sekali kalian ada disini, ayo temanin gue bermain, sepertinya gue datang terlalu cepat, Tuan muda Hernandez belum datang." Ucap Alexa sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Honey...!!!" Teriak Kenzo dari gazebo sambil melambaikan tangannya memanggil Alexa.
"Oh... Ternyata Tuan muda Hernandez masih mempunyai waktu luang, untuk bermain bersama kita, disela acara pertunangannya..." Ucap Alexa sambil meraih gelas minuman yang berisi cairan berwarna biru.
"Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk memenuhi undangan dari ku, Nona Alexa Hernandez," Ucap Kenzo sambil menyematkan nama keluarganya diujung kalimatnya yang hanya bisa dia ucapkan didalam hati.
"Bagaimana bisa aku tidak datang, bukankah undangan ini sangat menarik?" Sahut Alexa sambil mengedarkan pandangannya disekelilingnya yang masih terlihat cahaya jingga.
"Aku punya tamu yang juga sedikit merindukan mu," Ucap Kenzo sambil menunjuk pada pintu masuk, disana telah berdiri tegap pria tampan yang sempat ditemuinya diapotik gang malam itu.
"Kak Kelvin? Bagaimana bisa Anda berada disini?" Tanya Alexa dengan senyum manis.
Dia, Kelvin Arbeto, pemilik apotik digang sempit itu, putra dari Chand Arbeto, pemilik real estate, dan PT Art. Crops.
Orang terkaya kedua di negara itu, ketua aliansi dunia bawah. Keluarganya sangat misterius.
"Hai... Gadis kecil... Kebetulan disinilah, tempat kelahiran ku." Ucap Kelvin tersenyum manis sambil mengulurkan tangan lalu mengusap kepala Alexa lembut, sementara Kenzo hanya melihatnya dengan wajah yang masam.
"Hai... Apa kabar?" Ucap Kelvin kemudian pada Kenzo sambil bersalaman ala pria.
"Seperti yang kau lihat." Sahut Kenzo datar sambil melirik Kelvin sekilas lalu kembali menyesap minumannya.
"Aku dengar, saat ini dikediaman keluarga Lee ada acara perjamuan penyambutan Katrina, tapi... Mengapa aku lihat kau masih duduk santai disini," Tanya Kelvin sambil melirik Alexa yang tampak cuek dan tidak perduli dengan obrolan mereka.
"Apa ada yang lebih penting dari mengajak Nona Lexa bermain," Sahut Aland dengan wajah datarnya dan tetap berdiri tegap disamping Kenzo.
"Sepertinya Tuanmu ini sudah tersihir oleh gadis kecil itu," Ucap Kelvin mencibir Kenzo.
Sedangkan Kenzo tidak memperdulikan obrolan mereka yang menyindir dirinya, Dia hanya fokus memperhatikan Alexa terlihat akan bertanding panahan melawan keempat Tuan muda.
"Bagaimana jika kita bermain panahan?" Ucap Kelvin.
"Busur ini terlalu ringan, apakah ada yang lain?" Tanya Alexa sambil menarik tali busur dan menimbang-nimbang nya lalu menoleh Kenzo.
"Aland... Ambilkan busur milikku saja," Ucap Kenzo sambil menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya pada Aland.
"Tapi Tuan, busur Anda itu terlalu berat, paling tidak, butuh empati empat ratus baru bisa ditarik," Ucap Aland pelan sambil menundukkan tubuhnya agar lebih mendekat pada Kenzo.
Tapi, Kenzo langsung menatap tajam Aland, membuat Aland langsung berdiri tegak, dan langsung berbalik dan pergi mengambil busur milik Kenzo, dan Kenzo hanya menatap Aland dengan kesal.
#####
"Apakah Tuan Kenzo dan Tuan Kelvin ada didalam?" Tanya Katrina pada kepala pelayan itu sambil melihat lapangan itu dari samping.
"Nona Katrin!!! Anda tidak bisa masuk!" Teriak kepala pelayan sambil berlari mengejar Katrina yang menerobos villa dan langsung menuju lapangan samping tempat Kenzo berada.
"Apakah kediaman ku ini sudah berubah menjadi pasar swalayan? sehingga siapa saja bisa datang dan masuk?" Ucap Kenzo datar sambil menatap dingin sang kepala pelayan.
"Maafkan saya, Tuan... Saya tidak bisa menghentikan Nona Lee..." Sahut Thomas sambil menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Kenzo yang sudah menguarkan aura pembunuh.
"Ini bukan salah mereka, Ken... Aku sengaja datang kesini karena aku tahu kau pasti sedang berada disini, kau tahu dirumah ku sedang mengadakan acara perjamuan penyambutan untuk ku, karena lolos masuk dalam tim inti badan intelijen khusus, tapi seperti kau sedang tidak nyaman untuk pergi," Ucap Katrina sambil melirik pada Alexa yang masih berdiri didepan papan target.
"Bukan tidak nyaman, aku memang tidak ada niat untuk pergi," Sahut Kenzo datar tanpa melihat wajah Katrina.
"Baiklah... Sudah lama kita tidak bertemu, terhitung hampir lima tahun sejak aku masuk kedalam akademi militer, dikota ini." Ucap Katrina mengalah sambil tersenyum manis dan menatap Kenzo dengan penuh cinta.
"Aku tidak mengingat pernah hal yang tidak penting, jadi jika sudah tidak ada yang disampaikan lagi, kau tahu dimana pintu keluarnya." Sahut Kenzo sambil mengangkat tangan yang berisi gelas kearah pintu keluar dari lapangan itu.
Katrina langsung terdiam, Dia kehabisan kata-kata untuk membujuk.
Lalu, saat dia melihat kesamping disana Dia seorang gadis dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam dengan kaos putih sebagai dalamannya, dia mengenakan hotspot berwarna hitam sebagai bawahan dengan Sneakers berwarna putih biru, topi hitam bertengger di kepalanya menutupi rambutnya yang terurai sepunggung.
Karina langsung mengepalkan tangannya dengan erat, rasa panas langsung menjalar di dadanya, apa lagi Dia dapat melihat tatapan lembut Kenzo untuk gadis kecil itu.
Tatapan yang tidak pernah Dia dapatkan selama Dia mengenal Kenzo.
'Apa istimewanya Jalang ini dibandingkan dengan diriku? Kemampuan yang dibawah rata-rata, sungguh sangat memalukan.' Ucap Katrina sinis dalam hatinya saat Dia melihat anak panah yang melesat dan keluar dari lingkaran.
'Hanya segini saja kemampuan gadis yang dikagumi oleh Kenzo, sungguh sangat mengecewakan.' Lanjutnya lagi sambil terus menatap gadis yang berada tidak jauh darinya itu.
Gadis itu terlihat berdiri dengan bertopang pada busur yang sengaja Dia gunakan sebagai tongkat, busur yang setinggi dadanya.
Dan bersamaan dengan itu, tampak Alexa mendekat sambil memilih anak panah lagi, karena Dia sudah menghabiskan 3 anak panah yang disepakati.
Dan Katrina langsung berbalik menghadap Alexa dengan emosi yang sudah tidak bisa ditahannya lagi.
"Set panah ini bagus juga..." Ucap Alexa.
"Jika kau sudah bosan bermain panahan, disamping ada ruang untuk latihan menembak, apa kau tertarik?" Ucap Kenzo lembut sambil tersenyum tipis.
"Kau...! Ketua tim," Ucap Katrina terkejut sambil menunjuk Alexa yang tampak mengangkat wajahnya menatap kearahnya dengan tatapan datar.
"Nona Lee... lama tidak bertemu." Sahut Alexa sambil menyerahkan busur panahnya pada Aland.
"Apa ku menyukai bermain panahan?" Tanya Katrina sambil tersenyum licik.
'Memang kenapa jika Dia ketua tim, jika aku bisa masuk dan menjadi anggota inti, maka aku bisa menyingkirkannya dari posisi ketua, apa lagi hanya itu kemampuannya, Dia tidak layak berdiri disamping Kenzo, posisi itu dan ketua hanya akan menjadi milikku' Ucap Katrina dalam hatinya.
"Dari pada bermain sendiri tidak seru, bukankah lebih seru jika bermain bersamaku?" Ucap Katrina lagi.
'Jika dilihat dari hasilnya, Dia tidaklah sebagus itu.' Lanjutnya lagi sambil melirik papan target tempat alexa berdiri, dua meleset, dan satu keluar garis.
"Kita tidak seakrab itu, sehingga bisa bermain bersama," Sahut Alexa langsung menghentikan gerakannya meneliti anak panah.
"Kau teman Kenzo dan Kelvin, berati kau juga temanku, bukankah nantinya kau juga akan berkuliah di sini, jadi kita akan sering bertemu," Ucap Katrina sambil menggerakkan tangannya.
"Jadi, ayo bermain adu panahan apa kau tertarik?" Ajak Katrina sambil tersenyum miring.
"Maaf, Aku tidak berminat." Sahut Alexa singkat.
"Keluar..." Ucap Kenzo setelah mendengar jawaban Alexa, sambil menggerakkan tangannya pada Thomas untuk mengusir Katrina dari sana.
"Nona Lee... Silahkan," Ucap Thomas sambil mengulurkan tangannya membimbing Katrina untuk keluar dari sana.
"Jika Nona Alexa tidak tertarik juga tidak apa-apa, lagi pula kami terbiasa bermain, pacuan kuda, golf dan menembak selalu dilakukan beramai-ramai, jadi, tidak cocok untuk gadis seperti Nona Alexa yang terbiasa hidup dipinggiran kota, jadi, wajar saja jika tidak terbiasa," Ucap Katrina memprovokasi sambil melangkah mendekati Alexa, lalu berbisik didepan wajah Alexa sambil tersenyum remeh.
"Kau menyelidiki ku?" Tanya Alexa dengan datar dan tatapan yang tajam.
"Tidak juga, jadi bagaiman? Apa Nona Alexa tertarik?" Tanya Katrina lagi.
"Baik, katakan, bagaimana kau ingin kita bermain?" Ucap Alexa sambil menunjuk Katrina dengan menggunakan ujung busur yang baru saja Dia ambil kembali.
"Kita ini sudah dewasa, jadi mari kita bertaruh kecil, bagaimana?" Tanya Katrina sambil mengamati Alexa dari ujung kepala sampai ke ujung kakinya.
"Baik... Katakan." Sahut Alexa mulai jengah.
"Tidak besar, hanya saja jika aku memang, kau harus langsung meloloskan aku masuk kedalam tim inti dengan melewatkan masa evaluasi satu tahun, lalu kau harus keluar dari tim inti di badan intelijen, dan juga jauhi Kenzo, bagaimana? Apa kau berani?" Ucap Katrina dengan angkuh dengan jari telunjuk yang menunjuk keluar dan raut wajah yang meremehkan.
"Nona Lee, bukankah tadi kau berkata jika hanya akan bertaruh kecil, tidakkah menurutmu ini sudah keterlaluan?" Ucap Kelvin dengan emosi, sementara keempat Tuan muda yang lain langsung berhenti saat hendak protes saat melihat Alexa yang mengangkat tangannya.
"Kita ini sudah dewasa, jadi harus berani, jika takut maka mengaku kalah saja dan pergi," Ucap Katrina enteng sambil berbalik menatap Kelvin.
"Lalu, bagaimana jika aku yang menang?" Tanya Alexa.
"Maka aku akan keluar dari badan intelijen." Sahut Katrina cepat.
"Antara kau menang ataupun kalah, semuanya terdengar menguntungkan mu." Ucap Alexa sambil meniup kuku tangannya.
"Lalu, apa yang kau inginkan." Tanya Katrina emosi.
"Apa saja boleh?" Tanya Alexa memastikan, dan Katrina hanya mengangkat bahunya dan berdengus lirih sebagai respon dari pertanyaan Alexa.
"Karena kau suka sekali mengorek urusan pribadi orang lain, jadi, aku menginginkan salah satu matamu, bagaimana?" Ucap Alexa santai sambil mengambil anak panahnya lalu mengarahkannya pada mata Katrina..
"Lancang...! Berani menyinggung keluarga Lee, apa kau mampu menanggung resikonya?!" Teriak Katrina sambil menunjuk Alexa, sementara 8 pria yang ada disana saling tatap dengan senyum puas, mendengar ucapan Alexa yang terkesan santai.
"Resikonya aku yang akan menanggungnya, bukankah hanya satu mata saja," Sahut Kenzo cepat, sambil mengibaskan tangannya pada Aland, dan sesaat kemudian terlihat Aland sibuk dengan Ipad nya.
"Silahkan bermain." Ucap Kenzo.
"Baik... Aku minta Kelvin yang menjadi wasitnya." Ucap Katrina.
"Baiklah, jarak 100 M, habiskan lima anak panah, setelah itu berakhir periksa lalu hitung poin," Ucap Kelvin sambil berdiri.
"100 M itu terlalu jauh, bagaimana jika 50 M saja," Ucap Han.
"Baiklah... 50 M." Ucap Kelvin sambil mengulang ucapan Han.
"Kau mau bertaruh?" Ucap pelan Zio sambil mengeluarkan kartu dari saku celananya.
"Nona Lee mungkin akan mengis setelah ini." Sahut Zul sambil mencibir Katrina yang tampak meremehkan Alexa.
"Mungkin Dia tadi melihat papan target yang berada dihadapan kak Lexa, jadi Dia menyangka jika itu yang menembakkan nya kak Lexa." Sahut Axel.
"Biarkan saja, setidaknya itu bisa menampar mulut dan keangkuhannya," Sahut Han geram, mendengar ketiga temannya itu tidak tertarik bertaruh, bertaruh membuat xio kecewa, dengan wajah masam, Zio memasukkan kembali kartunya.
#####
"Aku duluan... Setelah itu baru kau," Ucap katrian sambil melepaskan satu anak panah dari busur miliknya.
Clap
"Sekarang giliran kau..." Ucap Katrina sambil tersenyum sinis pada Alexa saat melihat anak panahnya yang menancap dipinggiran titik merah.
Clap
Clap
Clap
"Apa!!!