NovelToon NovelToon
NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Amelia ,seorang janda yang diceraikan dan diusir oleh suaminya tanpa di beri uang sepeserpun kecuali hanya baju yang menempel di badan ,saat di usir dari rumah keadaan hujan ,sehingga anaknya yang masih berusia 3 tahun demam tinggi ,Reva merasa bingung karena dia tidak punya saudara atau teman yang bisa diminta tolong karena dia sebatang kara dikota itu ,hingga datang seorang pria yang bernama Devan Dirgantara datang akan memberikan pengobatan untuk anaknya ,dan kebetulan dia dari apotik membawa parasetamol ,dan obat itu akan di berikan pada Reva ,dengan syarat ,dia harus mau menikah dengannya hari itu juga ,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mandi berdua

Hari ke-2 di puncak.

Matahari sudah naik cukup tinggi ketika Devan terbangun untuk kedua kalinya ,kali ini, disambut oleh aroma kopi yang samar dan suara sendok beradu di cangkir. Ia mengucek matanya, lalu tersenyum saat melihat Amelia duduk di tepi kasur, memakai kaus longgar miliknya yang kebesaran, rambutnya diikat asal-asalan, sambil menyesap kopi dari cangkir bergambar kelinci,hadiah promosi dari toko makanan yang mereka singgahi .

“Kamu udah bangun lama,sayang ?” tanya Devan, suaranya masih serak.

Amelia menoleh, matanya berbinar. “Lumayan. Cuma sempet ngeliat kamu ngorok kayak truk lewat.”ucapnya dengan tertawa

Devan mendelik pura-pura kesal. “Aku nggak ngorok! Itu dengkuran elegan.”

Amelia tertawa, lalu melemparkan bantal kecil ke arahnya. “Elegan banget sampe kupingku berdengung.”

Devan menangkap bantal itu, lalu menarik Amelia kembali ke atas kasur dengan satu gerakan cepat. Ia memeluknya dari belakang, dagunya menyandar di bahu istrinya, napasnya hangat di leher Amelia.

“Kalau kuping kamu berdengung,” bisiknya, “mungkin karena semalam kamu terlalu banyak mendengar suara aku yang bilang ,kamu cantik.”

Amelia berpura-pura mual. “Duh, lebay banget, Mas. Nggak kuat.”

Tapi tubuhnya tak berontak. Malah, ia bersandar lebih dalam ke pelukan Devan, tangannya menutupi tangan suaminya yang melingkar di perutnya.

“Kopi?” tanya Devan pelan.

“Udah kusediain. Tapi, kamu harus mandi dulu. Bau kayak kandang kambing.”

“Ini bau cinta, sayang,” jawab Devan sambil mencium lehernya. “Dan kamu yang bikin.”

Amelia mendorongnya pelan, wajahnya memerah. “Aduh, jangan mulai lagi,mas! Perutku lapar.”

“Lapar?” Devan berdiri, lalu berjongkok di depan Amelia seperti pelayan kerajaan. “Kalau begitu, izinkan saya sajikan sarapan terbaik sepanjang masa.”

Amelia tertawa. “Kamu mau masak? Di sini? Dapur cuma ada kompor mini sama panci buat rebus mie instan!”

“Tapi aku punya bahan rahasia,” kata Devan, lalu menarik sesuatu dari saku celana,sebungkus roti tawar dan selai kacang yang ia sembunyikan sejak kemarin. “Dan cinta. Banyak cinta.”

Amelia terbahak. “Wah, chef Devan Amelia siap mengguncang dunia kuliner Puncak!”

Devan berdiri tegak, berlagak sok ganteng. “Sarapan akan disajikan dalam sepuluh menit. Tapi…” Ia berhenti, matanya menyipit nakal. “Ada syaratnya.”

Amelia mengangkat alis. “Apa?”

Devan mendekat, suaranya turun pelan, bergetar di ambang gurau dan godaan. “Kamu harus duduk di pangkuanku pas makan.”

Wajah Amelia langsung memerah. “Mas! Ini siang bolong!”

“Siang bolong kenapa? Kita bayar kamar full day, kan?” Devan tersenyum lebar. “Lagian, siapa bilang cinta cuma buat malam hari?”

Amelia menggeleng, tapi matanya berbinar. “Kamu ini,mas,nggak pernah bosen ya?”

“Kalau sama kamu? Nggak bakal,” jawab Devan, lalu mencium keningnya cepat sebelum berjalan ke dapur mini.

Amelia menghela napas, lalu membenamkan wajahnya di telapak tangan. Tapi senyumnya tak bisa disembunyikan. Ia merasa ringan. Seperti beban yang selama ini ia bawa,rasa bersalah, kelelahan, kekhawatiran,perlahan larut dalam kehangatan yang Devan ciptakan.

Tak lama, Devan kembali dengan dua potong roti panggang selai kacang, ditata rapi di piring plastik, plus dua cangkir kopi hangat.

“Ta-da! Sarapan ala bulan madu versi hemat,” katanya bangga.

Amelia duduk di lantai, bersila. “Aku nggak mau di pangkuan. Nanti tumpah.”

“Kalau tumpah, aku yang bersihin,” jawab Devan santai, lalu duduk di belakangnya dan menariknya pelan hingga Amelia duduk di antara kedua kakinya, punggungnya bersandar di dadanya.

“Ini nggak adil,” protes Amelia, tapi tubuhnya menuruti.

“Cinta emang nggak adil. Tapi enak,” bisik Devan di telinganya, lalu menyuapkan sepotong roti ke mulutnya.

Amelia menggigit, lalu menoleh. “Enak.”

“Karena dimakan bareng kamu,” jawab Devan, lalu mencium ujung hidungnya.

Mereka makan dalam keheningan yang nyaman, sesekali tertawa kecil saat kopi tumpah atau roti jatuh. Tapi tak ada yang marah. Semuanya terasa,mudah. Ringan. Seperti mereka bukan orang tua yang lelah, tapi dua jiwa yang akhirnya punya ruang untuk bernapas bersama.

Setelah sarapan, Amelia berdiri dan merapikan rambutnya. “Aku mau mandi sekarang. Udah bau banget.”

“Bohong,” kata Devan, menarik pergelangan tangannya. “Kamu tetap wangi. Kayak bunga,yang baru disiram cinta.”

Amelia mendorong dadanya. “Aduh, stop! Kalau kamu terus begini, aku nggak jadi mandi.”

“Kalau gitu, mandi bareng aja,” usul Devan, matanya berkilat nakal.

Amelia menatapnya, lalu menghela napas dramatis. “Kamu tuh… nggak pernah capek ya mikirin itu mulu?”

“Bukan mikirin ‘itu’,” Devan mendekat, suaranya pelan tapi penuh arti. “Aku cuma pengin deket sama kamu. Di mana aja. Kapan aja. Bahkan pas mandi.”

Amelia diam sejenak. Lalu, pelan-pelan, ia melepas ikat rambutnya. Rambutnya terurai, jatuh di bahu. Matanya menatap Devan,ada tantangan, ada kerinduan, ada kepercayaan.

“Kalau kamu janji nggak macem-macem…” bisiknya.

Devan mengangkat tangan seperti bersumpah. “Aku cuma bantu kamu gosok punggung. Janji.”

Tapi Amelia tahu janji itu pasti akan dilanggar. Dan justru itu yang membuatnya tersenyum.

Di kamar mandi kecil itu, uap air hangat segera memenuhi ruangan. Devan menyalakan shower, lalu menunggu Amelia masuk duluan. Ia menatap punggung istrinya yang mulai basah, air mengalir perlahan di lekuk tubuhnya. Hatinya berdebar,bukan karena nafsu semata, tapi karena keindahan yang sederhana: melihat orang yang dicintainya merasa nyaman, aman, dan dicintai.

“Sabunnya di sini,” kata Devan, menyodorkan botol sabun yang sama yang Amelia beli minggu lalu,aroma lavender dan vanila.

Amelia mengambilnya, lalu menoleh. “Kamu nggak ikut basah?”

Devan tersenyum. “Aku udah basah,hatinya.”

Amelia melempar spons ke arahnya. “Dasar!”

Tapi Devan menangkapnya, lalu melangkah masuk. Air mengalir di tubuhnya, otot-ototnya menegang pelan. Ia berdiri di belakang Amelia, tangannya mengambil sabun dari genggamannya.

“Boleh bantu?” tanya Devan, suaranya rendah.

Amelia mengangguk, lalu menutup mata saat tangan Devan mulai menyabuni punggungnya,perlahan, lembut, tapi penuh maksud. Sentuhannya tak terburu-buru. Ia menikmati setiap detik, setiap desahan kecil yang lolos dari bibir Amelia.

“Kamu gemetar,” bisik Devan.

“Karena airnya panas,” jawab Amelia, berbohong buruk.

Devan tertawa pelan, lalu mengecup bahunya. “Kalau kamu bilang panas,aku bisa bantu mendinginkan.”

Tangannya turun perlahan, menyentuh pinggang Amelia, lalu perutnya. Amelia menahan napas, tubuhnya menegang, tapi tak menolak.

“Mas Devan…” bisiknya, suaranya gemetar.

“Hmm?”

“Jangan… terlalu lama.”

Devan tersenyum di lehernya. “Aku nggak pernah lama, sayang. Aku cuma… ingin kamu siap.”

Dan Amelia tahu ia sudah siap. Bahkan sejak tadi pagi. Bahkan sejak malam pertama.

Air masih mengalir. Uap semakin tebal. Tapi di tengah kabut itu, mereka menemukan satu sama lain lagi, dan lagi.

Sentuhan mereka kali ini lebih percaya diri, lebih berani, tapi tetap penuh cinta. Tak ada rasa gugup yang berlebihan, hanya keinginan untuk saling merasakan, saling mengisi, saling mengingat bahwa mereka milik satu sama lain,bukan hanya di depan Bayu, tapi juga dalam diam yang paling intim.

Saat semuanya usai, mereka berpelukan di bawah guyuran air hangat, napas berbaur dengan uap.

“Kita kayak remaja lagi,” kata Amelia, tertawa kecil.

“Remaja yang udah punya anak satu,” sahut Devan, mencium puncak kepalanya. “Tapi tetap hot.”

Amelia mendorong dadanya. “Kamu tuh , nggak pernah berubah.”

“Karena kamu nggak pernah berhenti bikin aku jatuh cinta,” jawab Devan, serius kali ini.

Amelia menatap matanya. Lalu, pelan-pelan, ia mengecup bibirnya dalam, hangat, dan penuh rasa terima kasih.

Mereka keluar dari kamar mandi berbarengan, handuk melilit tubuh, rambut masih meneteskan air. Di luar, langit cerah sempurna. Burung berkicau. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah basah dan bunga kopi.

“Bayu pasti kangen,” kata Amelia pelan.

“Tapi kita juga berhak bahagia, Sayang ” jawab Devan, menggenggam tangannya. “Dan bahagia itu nggak cuma pas ngelihat dia ketawa. Tapi juga pas kita ketawa bareng berdua.”

Amelia mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Devan.

“Kalau gitu… kita pulang besok siang ya ,mas?”

“Besok Siang ?” jawab Devan. “Boleh,Tapi sebelum itu …” Ia menarik Amelia pelan ke arah kasur. “Ada satu hal lagi yang pengin aku lakukan.”

Amelia menatapnya, lalu tersenyum nakal. “Lagi?”

Devan mengangguk, matanya berbinar. “Kali ini, versi siang hari.”

Dan Amelia tak keberatan. Karena cinta, ternyata, tak mengenal waktu,hanya keinginan untuk terus memilih satu sama lain, lagi dan lagi.

1
Mar lina
Di tunggu
malam pertama nya
apakah Devan akan ketagihan dan bucin akut... hanya author yg tau...
MayAyunda: siap kak😁
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
MayAyunda: iya kak🙏
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Nii
semangat Thor
MayAyunda: siap kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut q ksih hadiah
kalea rizuky
siapa naruh cicilan mekar di sini/Shame//Sleep/
kalea rizuky
alurnya suka sat set g menye2
MayAyunda: iya kak 😁
total 1 replies
kalea rizuky
dr judulnya aaja unik
MayAyunda: biar beda kak 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!