JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU II: WARISAN SANG PENYEIMBANG
BAB 22: ERA KEDAMAIAN DAN RETAKAN DI LANGIT BARAT
1. Generasi Keseimbangan
Satu abad telah berlalu sejak Jurus Penancapan Kosmis. Daratan Xianwu, Benua Roh Timur, dan Benua Teknologi Barat telah memasuki apa yang disebut oleh para sejarawan sebagai Era Keseimbangan Agung. Dunia telah beradaptasi dengan Qi yang telah disaring oleh Pedang Abadi, mempromosikan stabilitas dan kesederhanaan dalam kultivasi dan teknologi.
Di Xianwu, Klan Pedang Abadi, yang dipimpin oleh keturunan spiritual Liandra dan Fatimah, menjadi pusat pembelajaran filosofi Tuanku. Mereka tidak lagi melatih pendekar pedang yang agresif, melainkan Pendekar Keseimbangan yang mahir dalam menetralkan konflik daripada memenangkannya.
Keturunan dari Sultan Raziqin dan Tetua Wuyan kini duduk bersama dalam Dewan Tiga Klan, sebuah badan diplomatik yang memastikan tidak ada lagi keangkuhan Qi yang mendominasi. Kucing oranye di mana-mana menjadi simbol keberuntungan dan penyeimbang batin.
Di Benua Roh Timur, Pangeran Xiao Long berhasil membangun era harmoni. Qi spiritual yang disaring kini mengalir bebas, dan Roh Hewan Buas yang dulu liar kini hidup berdampingan dengan damai, diajari untuk menyalurkan Qi mereka sebagai penyeimbang alami.
Di Benua Teknologi Barat, Teknisi Zeta (yang hidup sangat lama berkat peningkatan teknologi yang adil) telah membangun kembali peradaban. Jantung Kristal yang seimbang memungkinkan teknologi untuk berkembang tanpa menekan aspek spiritual. Mereka bahkan berhasil menciptakan Antarmuka Qi-Teknologi, memungkinkan kultivator Xianwu dan Roh Timur berinteraksi dengan dunia teknologi tanpa hambatan.
2. Retakan di Jantung Kristal
Di tengah kedamaian ini, sebuah masalah muncul, jauh di Benua Teknologi Barat.
Di puncak Menara Kristal, keturunan Teknisi Zeta, seorang wanita muda yang brilian bernama Zeta Enam (Zeta VI), mengawasi Jantung Kristal yang berdenyut lembut. Jantung Kristal kini menjadi artefak yang hampir sakral, simbol keberhasilan Tuanku.
"Siklus energi stabil, Laporan Zeta," kata Zeta Enam, mengetik pada panel kontrol holografik.
"Laporan: Siklus stabil. Namun, ada anomali kecil pada resonansi kosmis, Zeta Enam," jawab suara robotik dari sistem utama.
Zeta Enam mengerutkan kening. Sudah setahun terakhir ia mendeteksi anomali ini. Resonansi yang berasal dari inti Kristal, yang merupakan tautan ke Pedang Abadi di Xianwu, menunjukkan ketidaksempurnaan.
Ia mendekati Kristal Raksasa itu, menyentuh permukaannya yang hangat. Di sana, pada Jantung Kristal yang merupakan salah satu kunci segel Qian Yu, ia melihatnya: Retakan halus, sehelai rambut, yang memanjang dari titik kontak Air Mata Naga.
"Anomali itu semakin besar," bisik Zeta Enam. "Bukan kesalahan teknis, ini adalah gangguan kosmis."
Retakan itu bukanlah kerusakan material; itu adalah retakan resonansi. Seolah-olah tekanan dari dimensi lain sedang mencoba menembus segel itu.
Zeta Enam segera menyadari implikasinya. Segel yang dibuat Tuanku—gabungan Air Mata Naga, Qi Yin Mutlak, dan Jantung Kristal—mulai melemah, dan Qian Yu mencoba membebaskan diri.
3. Panggilan ke Xianwu
Zeta Enam tahu bahwa teknologi tidak bisa memperbaiki masalah ini; ini membutuhkan Keseimbangan Spiritual yang hanya dimiliki Xianwu. Ia segera membuka Antarmuka Qi-Teknologi, mengirimkan pesan darurat melalui jaringan Kristal.
Pesan itu menembus Qi yang disaring, mencapai Puncak Keseimbangan di Xianwu.
Di sana, Kuil yang tenang itu dijaga oleh Putra Angin, seorang Pendekar Keseimbangan muda yang merupakan salah satu murid terbaik dari generasi ketiga Fatimah dan Liandra. Ia adalah seorang pemuda dengan temperamen tenang dan keahlian Tongkat Lin Kai yang luar biasa.
Saat ia sedang berlatih, panel kristal di Kuil bergetar, memproyeksikan holografik Zeta Enam.
"Pendekar Keseimbangan! Saya Zeta Enam dari Benua Teknologi Barat. Saya mengirimkan pesan darurat: Segel Jantung Kristal... melemah. Ada retakan, dan tekanan dari dimensi saku Qian Yu meningkat. Jika segel ini gagal, Qian Yu akan bebas, dan kekacauan akan kembali!"
Putra Angin segera merasakan getaran dari Pedang Abadi yang tertancap di belakangnya. Getaran itu bukan lagi ketenangan, melainkan peringatan.
"Kami menerima pesan Anda, Zeta Enam," jawab Putra Angin, suaranya tenang. "Keseimbangan telah terancam. Kami akan segera mengirim perwakilan untuk mengkaji retakan itu. Ini adalah tugas kami, warisan Tuanku."
4. Misi Generasi Baru
Putra Angin segera bertemu dengan Dewan Tiga Klan. Setelah mendengar berita dari Zeta Enam dan merasakan getaran Pedang Abadi, semua orang tahu: era damai telah berakhir; era ujian dimulai.
"Segel itu dibuat oleh Air Mata Naga dan Qi Yin Mutlak dari Tuanku," kata Raziqin Tua. "Untuk memperbaikinya, kita harus menemukan kembali sumber dari kedua elemen itu, atau sesuatu yang setara."
"Air Mata Naga tidak bisa diduplikasi," kata seorang utusan Roh Timur. "Dan Qi Yin Mutlak Tuanku... telah lenyap bersama Batu Giok dan jiwanya."
"Maka kita harus mencari yang setara," kata Putra Angin, matanya bersinar dengan resolusi yang tenang. "Tuanku mengajarkan bahwa Kutukan adalah Cermin. Jika Qi Yin Mutlaknya adalah kunci untuk mengunci kemurnian Qian Yu, maka kita perlu Qi Yin Murni baru untuk memperkuat segel itu."
Mereka menyusun misi:
Putra Angin akan pergi ke Benua Teknologi Barat, bekerja sama dengan Zeta Enam, untuk menstabilkan sementara Jantung Kristal dengan teknik keseimbangan Tongkat Lin Kai.
Seorang utusan dari Roh Timur akan ditugaskan untuk mencari legenda tentang Cangkang Naga, benda yang dikatakan sebagai wadah yang dapat menahan dan memurnikan Qi Spiritual, sebagai pengganti Air Mata Naga.
Putri Keseimbangan (keturunan Fatimah dan Liandra) akan tinggal di Xianwu, berfokus pada Pedang Abadi, dan mencari tahu apakah ada residu Qi Yin Mutlak yang ditinggalkan Tuanku.
Putra Angin mengambil Tongkat Lin Kai, kini disepuh dengan kristal keseimbangan baru. Di bahunya, seekor anak kucing oranye—keturunan langsung Jin—melompat dengan riang.
"Tuanku telah menyelesaikan misinya," kata Putra Angin, menatap langit. "Sekarang adalah giliran kami. Kami tidak bisa hanya mewarisi perdamaian; kami harus memperjuangkannya. Kami harus menemukan Jurus Keseimbangan Generasi Baru."
Dengan misi baru yang jelas dan ancaman Qian Yu yang mengintai dari dimensi lain, Putra Angin melangkah ke portal teknologi menuju Benua Barat, siap menghadapi tantangan yang tidak bisa diatasi oleh kultivator lama: memperbaiki segel yang dibuat oleh legenda.