NovelToon NovelToon
Ayo, Menikah!

Ayo, Menikah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: QueenBwi

Arkan itu cowok baik—terlalu baik malah. Polos, sopan, dan sering jadi sasaran empuk godaan Elira, si gadis centil dengan energi tak terbatas.

Bagi Elira, membuat Arkan salah tingkah adalah hiburan utama.
Bagi Arkan, Elira adalah sumber stres… sekaligus alasan dia tersenyum tiap hari.

Antara rayuan iseng dan kehebohan yang mereka ciptakan sendiri, siapa sangka hubungan “teman konyol” ini bisa berubah jadi sesuatu yang jauh lebih manis (dan bikin deg-degan)?

Cinta kadang datang bukan karena cocok—tapi karena satu pihak nggak bisa berhenti gangguin yang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenBwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Empat

Arkan berdiri didepan pusara sang ibu dengan tatapan menyendu. Menatap iba Salva yang masih setia berlutut disamping batu nisan sambil menangis.

Sherin sudah dibawa pulang oleh Arfan dan Emi karena gadis kecil itu terus menangis tanpa henti. Sementara para pelayat yang lain sudah lebih dulu meninggalkan tempat pemakaman.

"Ibu, Apa yang harus Aku lakukan? Sherin terus bertanya tentangmu. Kenapa ibu harus menyerah? Sekarang aku dan Sherin sendirian. Apa yang harus kami lakukan ibu?"

Kesedihan anak itu seolah didengar oleh langit. Awan hitam tiba-tiba saja sudah berkumpul dan membuat cuaca jadi mendung. Arkan mendongak dengan helaan nafas, membuka payung hitam yang memang sejak awal sudah ia bawa. Lalu memayungkannya pada Salva tanpa memikirkan dirinya yang mungkin akan kehujanan juga.

Tak lama hujan pun mulai turun membasahi bumi.

Benar saja, hujan yang terlampau deras dengan cepat membuat seluruh tubuh Arkan basah kuyup. Tapi ia hanya diam dan terus memastikan agar Salva tidak kebasahan.

Salva sadar itu, ia menoleh kekiri dan kekanan lalu mendongak melihat payung hitam yang menaunginya. Kemudian berbalik dan mendapati Arkan yang berdiri dibelakangnya dengan wajah datar.

"Kak?"

"Sudah selesai? Ayo ku antar pulang," katanya lalu menyerahkan gagang payung itu pada Salva untuk ia pegang. Sementara Arkan langsung berjalan menuju mobil dimana Elira sudah menunggu disana.

Salva tersentuh jujur saja. Ia pikir Arkan membencinya, nyatanya tidak. Jadi ia tanpa sadar kembali sesenggukan sembari meremat gagang payungnya erat.

"Ibu, ternyata kami tidak sendiri. Ada Kak Arkan dan Kak Arfan. Tidak apa ibu, jangan khawatir. Kami akan baik-baik saja."

Sementara itu Elira yang menunggu dijok depan mobil itu membelalak melihat tunangannya basah kuyup. Kemana payung yang tadi ia bawa?

Arkan masuk dan duduk di kursi kemudi begitu saja.

"Arkan, Mana payungmu?! Astaga," pekiknya panik lalu mencari sesuatu ditas ranselnya dan ia bersyukur ternyata ada handuk kecil yang dibawa. Dengan cepat Elira langsung membantu mengeringkan rambut Arkan.

"Kuberikan pada Salva," Jawabnya.

Baru saja Elira hendak bertanya lagi, pintu bagian belakang terbuka dan menampakan sosok Salva.

"Maaf.. Gara-gara aku kak Arkan jadi basah kuyup," ucapnya pelan dengan tundukan kepala menyesal.

Arkan hanya bergumam lalu meminta Elira kembali duduk dengan benar sementara ia menyalakan mesin mobil.

Diam-diam Elira tersenyum, si polos Arkan bisa gengsi juga ternyata.

Tidak lama mobil mereka tiba didepan sebuah rumah mewah. Pagar besar berwarna pink cantik itu terbuka otomatis hingga mobil Arkan bisa masuk kedalam halamannya.

Salva menatap bingung.

Ini kan bukan rumahnya.

"Kak, Ini rumah siapa?"

"Rumah Kak Arfan. Ayo turun, mereka sudah menunggumu," kata Arkan yang turun lebih dulu diikuti Elira lalu Salva yang ragu-ragu.

"Salva, Ayoo~" Elira menarik tangan Salva karena anak itu hanya berdiri seperti patung, terperangah kemewahan rumah itu.

"Astaga! Arkan! Kenapa basah begitu?!" Pekik Emi syok saat ia baru saja membawakan suaminya kopi panas.

"Karena hujan, kak. Tidak lihat diluar, ya?" Jawab Arkan asal.

Emi dan Arfan menatap datar.

Salva yang baru masuk bersama Elira langsung berucap cepat, "Kak Arkan tadi memberikan payung nya padaku. Makanya basah kuyup begitu."

Arfan mengangguk, "Ganti baju dulu sana. Kalau kau sakit bisa repot satu komplek."

Ucapan Arfan hanya membuat Arkan mendengus lalu berjalan kearah kamar miliknya yang memang disediakan Arfan jikalau anak itu mau menginap. Tak lupa seekor kelinci buntal yang mengekorinya dari belakang dengan wajah mesum.

"Kuharap hormon Arkan baik-baik saja.." Kekeh Arfan lalu melihat Salva yang masih berdiri tapi matanya melihat ke sekelilingnya.

"Nyamankan dirimu Salva.." ujar Arfan sambil mengecup jemari Emi yang ia genggam dari tadi.

Salva terkejut dan langsung terduduk kaku, "Sherin dimana, kak?"

"Sherin tidur dikamar kami," Jawab Emi kalem, "Sudah makan?" tanyanya lanjut dengan begitu lembut.

"A-ah.. Tidak apa Kak. Aku tidak lapar."

Kruyuuukkk~~

Hening.

Sial! Salva malu sekali~

Arfan terbahak lalu berdiri sambil memegang tangan istrinya, "Ayo makan. Kebetulan kami juga belum makan."

Pada akhirnya Salva tersenyum malu-malu dan mengikuti mereka keruang makan.

***

Dikamar Arkan.

Arkan baru saja selesai mandi dan menggulung handuk yang menutupi disekitar pinggang kebawah. Keluar masih sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil.

Dan ia mendapati Elira yang tengah tengkurap diatas ranjang menghadapnya sambil menongkat kedua dagunya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Arkan heran karena Elira hanya tersenyum sambil bersenandung.

"Daddy seksi sekali~" Pujinya.

Benar. Arkan lupa kemesuman tunangannya ini.

Elira bangkit dari ranjang tiba-tiba dan membuat Arkan jadi was-was seketika. Kenapa Arkan jadi merasa seperti seorang gadis yang ketakutan keperewanannya diambil ya? Padahal yang gadis disini Elira.

Benar saja, Elira menarik Arkan hingga pria tampan itu terduduk dipinggir ranjang. Dan dengan santainya Elira naik terduduk dipangkuannya.

"Bermain sebentar ya Daddy~?"

Arkan blank.

"Ha?"

10 menit kemudian, dari luar kamar..

"WAAHH! ELIRA! APA YANG KAU LAKUKAN?! AKU BELUM SIAP!"

Teriakan membahana Arkan dari dalam kamar membuat ketiga orang lainnya yang sedang menikmati makan siang mereka langsung menoleh kompak.

Salva mengerjap bingung lalu menatap Arfan juga Emi.

"Kak Arkan kenapa? Tidak apa-apa, kan?" tanyanya polos.

Arfan tertawa canggung lalu mengibas-ngibaskan tangannya pelan.

"Jangan khawatir. Elira itu orangnya Iseng, paling ia sedang mengerjai Arkan saja, kok."

"Iya, jangan pikirkan itu dan habiskan saja makananmu, Salva. Lalu setelahnya kau juga istirahat," sambung Emi lembut.

Salva mengangguk paham dan melanjutkan makannya sementara Arfan dan Emi saling melirik sebelum kembali menikmati makanan mereka juga.

1
QueenBwi
💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!