"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.
"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.
Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.
Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.
Visual cek di Instagram Masatha2022
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Esok harinya, saat Liora terbangun dia hanya sendiri di ranjang. Dia pun segera mandi lalu keluar dari kamar untuk mencari Elvara.
Ternyata Elvara tengah memasak di dapur bersama Daichi, kedua kakak beradik itu nampak begitu akur dan bahagia. Elvara memang beruntung memiliki kakak seperti Daichi.
"Hanya saat di depan adiknya dia seperti pria baik. Tapi di depan aku jadi pria brengsek mesum," gumam Liora.
"Siapa yang kamu sebut brengsek dan mesum?" tanya Alana yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Liora. Dia tidak menyangkal jika Alana begitu fasih berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Huft, mengingat jika Daichi berduaan dengan Alana di Bali membuat Liora kembali kesal. Mana gadis di depannya ini nampak begitu jelas tergila-gila dengan Daichi.
"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan aku?" sela Alana memasang wajah sinis.
Sebenarnya Liora malas sekali main drama, tapi karena Alana begitu songong dia tidak mau dianggap sebagai gadis penakut dan menye-menye.
"Di rumah ini, memangnya ada cowok lain?" balas Liora bersikap santai dan elegan.
"Kamu jangan senang dulu, kamu itu cuma mainan. Setelah Daichi kembali ke Itali kamu akan dibuang dan dilupakan!" cibir Alana sengit.
"Terus—aku harus merengek nangis gitu? Aku nggak kekurangan lelaki, ditinggal Daichi bukan sesuatu yang menyedihkan. Terlalu banyak cowok yang mengantri untukku!" tegas Liora menyeringai.
Wajah Alana berubah pias, menahan amarah sebab ternyata Liora walau lebih muda tapi memiliki nyali yang besar.
"Apakah kau bangga dijadikan mainan?" sela Alana lagi.
"Jangan sok tahu! Bisa jadi—Daichilah yang menjadi mainan aku. Kalau kamu mau—ambillah, aku mudah bosan orangnya," balas Liora menyeringai sembari melengos pergi.
Liora memilih pergi, dari pada ribut dengan Alana nanti hubungan dia dengan Daichi bisa terendus Elvara. Entah kenapa dia tidak ingin jika hubungan sementara ini sampai diketahui oleh orang lain termasuk sahabatnya sendiri. Dia tidak akan sanggup menahan beban malu.
Liora pun menuju ke garasi, memeriksa kondisi mobil. Dia harus selalu waspada, takut jika ada orang jahat yang berniat mencelakainya. Karena dia memiliki musuh yaitu Nayshila, Queensha dan sepertinya bertambah satu yaitu Alana. Belum lagi rekan kerja Daichi yang bernama De Luca—Liora khawatir demi membungkamnya karena melihat tragedi pembunuhan lelaki itu akan menargetkannya secara diam-diam di belakang Daichi.
"Kamu memiliki selera mobil yang bagus," puji Daichi yang baru muncul.
Liora agak terperanjat kaget, karena barusan dia tengah fokus-fokusnya.
"Jelas dong, selera aku tidak bisa diragukan," jawab Liora dengan bangga.
"Selera aku juga tak kalah istimewanya," timpal Daichi sembari menatap bibir Liora lalu turun ke dadanya.
"Hei, jaga matamu!" serah Liora merasa ditelanjangi.
Daichi terkekeh, lalu mengusap puncak kepala Liora dengan lembut.
"Masakan sudah siap, ayo masuk dan sarapan bersama!" ajak Daichi.
"Aku malas sarapan," tolak Liora, jujur saja dia malas bertemu dengan Alana.
"Jangan bandel, nanti perut kamu sakit. Kalau kamu malas makan bersamaku, nanti aku akan makan di dapur," bujuk Daichi lagi.
Liora merasa heran, apakah Daichi tengah demam? Kenapa pagi ini nampak aneh?
"Alana terlihat bukan orang miskin, kenapa dia harus menginap di rumahmu? Hotel kan banyak," celetuk Liora mengikuti pikirannya.
"Oh, jadi kamu keberatan ada Alana di sini?" gumam Daichi tersenyum menggoda.
"Aku? Ngapain keberatan? Ini kan rumah kamu, mau kamu membawa pulang 10 wanita juga bukan urusan aku," omel Liora.
Daichi kembali terkekeh, lalu menarik pinggang Liora ke dekapannya.
"Alana—hanya aku anggap seperti adik. Dia tidak pantas mendapat rasa cemburu darimu," bisik Daichi tepat di telinganya.
Liora langsung mendorong tubuh Daichi agar menjauh.
"Dih, siapa juga yang cemburu!" serah Liora masuk ke rumah sembari menghentakkan kedua kakinya. Sebelum masuk ke pintu, Liora berbalik dan menunjukkan jari tengahnya sembari bergumam kecil.
Daichi terperangah, walau tidak bisa mendengar suaranya tapi dari gerakan bibir telihat jelas Liora mengumpat : Fuck.
Daichi menyeringai, Liora adalah gadis yang menarik. Di usianya yang sudah dewasa ini baru kali ini menemui gadis yang membuatnya sampai terpesona. Mungkin inilah yang dinamakan cinta pertama.
Liora sendiri segera ke ruang makan, dia tidak mau dikatakan lagi cemburu terhadap Alana. Dia harus membuktikan bisa menjadi wanita anggun dan berkelas yang tidak suka ribut karena masalah lelaki.
Di sana Elvara sudah duduk manis, sudah mandi dan ganti baju. Liora tidak heran, karena temannya itu memang sat-set dalam mengerjakan sesuatu. Tidak seperti dirinya yang pemalas dan sejak kecil kalau melakukan pekerjaan suka lelet.
Begitu juga dengan Alana, yng di depan Daichi bersikap sok baik padanya.
"Aku masakin makanan kesukaan kamu, ayo makan!" ajak Elvara.
"Apa yang kamu masak, aku pasti suka, El. Kenapa kamu tidak masak makanan kesukaan kamu saja?" balas Liora heran.
"Karena aku pemakan segalanya, melihat kamu Lahap makan aku sudah puas," jawab Elvara apa adanya.
"Kalian ini begitu dekat, sudah seperti saudara," ujar Daichi tiba-tiba.
"Lebih tepatnya saudara kembar," jawab Elvara antusias.
"Mana ada saudara kembar, sifat kalian begitu kontras!" ujar Daichi lagi.
"Menurut Kak Daichi perbedaan sifat kami dimana?" tanya Elvara lagi.
Liora pura-pura fokus makan, tapi dia dia diam-diam tertarik dengan pembahasan itu.
"Kamu manis seperti kelinci, jika Liora—manis seperti kucing yang jika marah akan mencakar," ujar Daichi.
"Wuah, baru kali ini ada yang mengatakan Liora manis. Selama ini cowok lain menilai Liora sebagai bunga eh yang indah tapi dingin! Aku lebih setuju ke Kak Daichi, kalau sudah mengenal Liora aslinya orang yang manis dan menggemaskan," tutur Elvara menggebu-gebu.
"Aku? Menggemaskan katamu?" cibir Liora melirik sahabatnya.
"Iya, kamu menggemaskan dan aku bawaannya pengen nempel terus," jawab Elvara.
Tiba-tiba ponsel Liora berbunyi, ada panggilan dari Mada. Awalnya Liora malas mengangkat, tapi ponselnya berbunyi lagi.
"Hallo."
"Hallo, kamu sudah berangkat kuliah?"
"Belum, kenapa memangnya?"
"Aku pengen jemput kamu."
"Nggak usah repot-repot, aku menginap di rumah Elvara dan aku bawa mobil sendiri."
"Oh, yaudah kalau gitu hati-hati di jalan. Oh iya, aku dan Zefran sudah membeli tiket film di bioskop. Nanti malam aku jemput kamu di rumah sekalian minta izin langsung ke papa kamu."
"I—iya."
Liora menutup panggilannya, berharap jika Dsichi tidak mendengarnya.
"Pasti Mada ngajakin nonton film dibioskop kan? Zefran tadi juga sudah mengirim pesan. Filmnya bagus loh, pertama tayang di Indonesia. Pokoknya malam ini nggak boleh terlewat!" ujar Elvara sepertii biasa selalu antusias.
Daichi yang mendengar hal itu langsung melirik tajam, membuat Liora takut sebab tatapan Daichi seolah ingin memangsanya.
"Wah, kalian mau double date?" goda Alana pada Elvara.
"Bisa dibilang begitu," jawab Elvara malu-malu.
Alana tersenyum penuh arti, melirik ke arah Daichi. "Aku juga pengen nonton, bagaimana kalau malam ini kita berdua gabung dengan mereka? Sepertinya seru main dengan anak-anak muda?" pinta Alana.
"Oke," jawab Daichi langsung mengiyakan.
"Wah, kalau Kak Daichi dan Kak Alana ikut pasti akan semakin seru?" pekik Elvara tanpa tahu jika Liora sedang gelisah.
Aku si berharapnya anak yg di kandung Nayshila itu anak dari lelaki lain kyk di drakor-drakor 😂, biar menyesal itu Yudistira sdh meninggalkan mamanya Liora🤣