Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Richi terbangun saat mendengar suara berisik di ruang tamu. Ia melihat Inha sedang memasukkan beberapa barang ke dalam tas kecilnya.
"Kau mau kemana? Ini baru jam enam pagi. " Richi melirik jam dinding nya
"Kerja, aku sudah terlambat. "
"Hah...!!, aku kira kau cuti. "
"Yang benar saja, aku sibuk mana ada cuti."
" Cherry pasti mencari mu. Bisakah kau libur satu hari. "
Inha menatap tajam Richi dengan kesal, kenapa dia yang harus mengurus Cherry.
"Om, jangan berlebihan. Cherry sudah biasa diantar jemput Andi atau kak Bella, lalu kenapa harus aku. "
"Kita sudah menikah, setidaknya perhatikan Cherry sedikit. Tanya apa mau nya. Dan satu lagi, jangan panggil aku Om. Aku suamimu, panggil aku A atau mas. "
Inha menatap geli, bahkan mulut nya seolah merutuki. Kesal dengan permintaan Richi
"Aku pergi dulu. " Tanpa basa basi gadis itu berangkat kerja tanpa beban sedikit pun.
Dan seperti biasa Cherry diantar Bella ke sekolah, beberapa kali Bella bertanya tentang Inha namun Cherry hanya menjawab kalau tante Inha baik dengan nya.
Setelah pulang sekolah Cherry seperti biasa ke rumah Omah Maya, dia menunggu papahnya menjemput di sore hari.
"Istrimu masih tetap kerja? Lalu apa bedanya jika kamu tidak menikah. " Maya bicara dengan nada kesal saat Richi datang menjemput anaknya.
"Kami belum sempat bicara mah, nanti juga dia tahu hak dan kewajiban nya. Aku tidak bisa memaksanya secara langsung. "
" Berangkat kerja jam brp dia? "
"Jam 6 . "
"Pasti kau tidak disiapkan sarapan, mama sudah bilang sebelum nya. Jangan menikah dengan gadis itu tapi kau masih saja kekeh. Mama lebih suka Inka, dia lebih ramah daripada gadis itu. "
"Mah, sudahlah. Jangan membenci istriku. Aku yakin nantinya pernikahan kami selayaknya pernikahan orang lain. Dia gadis baik. " Bela Richi , ia menikmati masakan ibunya yang selalu enak.
"Terus saja bela istri mu. " Maya mendengus kesal
Richi tak terlalu menghiraukan ibunya, mengangapnya angin lalu . Sedangkan Bella hanya menggulum senyum, adik iparnya benar-benar mencintai Inha sejak dulu. Ia tahu perjalanan pernikahan adik iparnya, bahkan tetap berhubungan baik dengan mantan istri Richi, Renata
"Bella, kamu duduklah makan yang banyak agar cucu mama sehat, makan yang bergizi jangan beli junkfood yang tidak karuan bikin penyakit. " Maya menuangkan segelas air dan sepiring nasi. Kehamilan dari menantu pertama ini benar-benar sangat ditunggu keluarga Rico, karena dulu Bella pernah memiliki anak namun meninggal di usia balita.
Bella tahu mertuanya sangat sayang walaupun terkesan bawel, Maya bahkan tidak memperbolehkan dirinya untuk beberes rumah. Dan tentu saja Richard yang selalu jadi korbannya. Maya lebih sering menyuruh anaknya untuk ini itu.
"Kak, kamu tidak minta sesuatu sama mama untuk kehamilan kali ini? " Richi bertanya sembari tersenyum, mengingat dulu Bella nyidam dan Maya lah yang sibuk mencari sesuai keinginan menantunya.
"Hamil kali ini tidak minta yang aneh-aneh, mungkin si dedek tahu kalau ayahnya sudah lelah bekerja dan neneknya sudah tua. " Bella menggulum senyum
"Mama masih muda, mana ada tua. " Maya tidak suka jika ada yang bilang dia tua. Penampilan nya selalu energik dan gesit. Wanita paruh baya ini selalu menjaga kesehatan dan wajah agar awet muda
Mereka tergelak tawa saat mendengar cerita receh yang disampaikan oleh Maya.
***
Sudah jam delapan malam namun Inha belum juga pulang. Cherry juga menanyakan ibunya kenapa belum pulang juga. Dan Richi memberi pengertian bahwa ibu sambungnya sedang sibuk.
"Papah, yang ini belum diisi. Apa jawabannya." cherry menyodorkan buku kearah Richi, dan dengan tenang pria itu memberi jawabannya. Seperti biasa saat Cherry tidak bisa mengerjakan maka ayahnya akan membantu. Ini juga sebagai quality time mereka.
Tak berapa lama Inha masuk ke rumah, melihat ayah dan anak itu sedang bersendau gurau . Namun ia hanya melirik saja dan langsung ke dapur untuk minum.
Hari ini begitu melelahkan, restoran menerima ratusan pesanan catering yang harus diselesaikan dengan cepat. Dan yang lebih menyebalkan lagi asisten chef dia tidak masuk kerja karena sakit.
"Sayang, Cherry ingin makan. Bisa kau buatkan nasi goreng. " Richi sengaja mengeraskan suaranya. Cherry hanya cekikikan dan Inha terbatuk saat suaminya memanggilnya sayang.
"Di restoran saya sudah masak, masa di rumah masak lagi. Tidak mau! " Ucapnya.
Namun ia membuka bungkusan plastik yang berisi udang saus tiram dan beberapa ayam goreng . Ia tahu pasti saat dirumah Richi akan protes tentang tugas dan kewajiban nya. Maka dari itu lebih baik ia membawa makanan ke rumah .
"Wah, kelihatan nya enak. " Cherry berbinar saat melihat makanan di depan nya, ia dengan cepat mengambil piring dan lauk untuk makan malam.
"Papah, ayo kita makan lagi. Masakan tante Inha pasti enak. "
Richi hanya tersenyum dan menerima piring berisi lauk yang disiapkan anaknya. Sedangkan Inha, ia langsung masuk ke dalam kamar dan tidur. Mana mau dia menyiapkan makanan untuk anak dan suami nya.
Inha merasa tubuhnya tertindih sesuatu yang berat, ia mengucek mata dan melihat siapa yang tidur di samping nya. Dan Ternyata Cherry tidur dengan gaya helikopter. Kaki nya menindih tanpa sengaja.
Ia menghela nafas panjang nya. Lalu berjalan kearah dapur. Kerongkongan nya terasa kering. Dengan hati-hati ia menutup pintu agar anak itu tidak terbangun.
"Kau belum tidur? " Inha melirik Richi yang sibuk di depan laptop dan berjalan ke arah dapur. Segelas air putih mampu membasahi kerongkongan nya. Menyegarkan.
"Bisa kita bicara? "Richi masuk ke dapur dan mengambil air mineral dingin. Ia bergegas duduk di sofa kembali. Berdekatan dengan Inha membuat jantung nya berdebar lebih cepat apalagi rambut gadis itu tergerai indah dengan panjang sebahu , ini pertama kalinya Richi melihat Inha tanpa jilbab. Sangat cantik.
"Duduklah disini. " Richi menepuk sofa disamping nya, agar Inha lebih dekat. Gadis itu benar-benar menjaga jarak dengan nya.
"Kau takut aku makan! "
Inha mendengus,mau tak mau duduk di samping Richi .
"Cepatlah bicara, aku ngantuk. "
" Besok Inka datang , kau mau jemput dia tidak? "
"Darimana kau tahu? " Inha tidak mendapatkan kabar apapun dari keluarga, bagaimana Richi bisa tahu.
"Mama Navysah menghubungi mu tapi ponselmu tidak aktif. Saat bekerja bisakah kau tidak mematikan ponselmu. "
" Manatahu ada kabar penting, apapun itu jangan kau matikan ponselmu. " ujar Richi lagi
"Lalu apa lagi. " Inha tidak menjawab permintaan Richi.
"Kau mau jemput Inka tidak? Minta maaflah, berdamai dengan saudarimu. " Richi mengulang pertanyaan nya.
"Aku sibuk blm ada waktu untuk jemput dia. Dan nanti aku akan minta maaf setelah bertemu dengan nya. "
"Ada lagi? " Ia tak ingin berlama-lama mengobrol dengan Richi. Entahlah, ia masih merasa pria ini sangat menyebalkan.
" Lusa mantan istri ku pulang ke Indonesia. Dan kemungkinan akan menjumpai Cherry. Bisakah kita berakting layaknya suami istri. "Kali ini nada suara Richi begitu serius namun tidak dengan Inha. Ia malah menatap tajam cenderung kesal dengan pria itu.
" Aku bukan artis sinetron, kenapa harus akting. " Gerutunya
Richi beralih tempat duduk bahkan lebih rapat dengan Inha hingga membuat gadis itu tidak nyaman.
"A... " Belum sempat Inha bicara , Richi langsung membekap mulutnya dengan tangan.
wkwkkwkw
🤭🤭