NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen
Popularitas:35.6k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 21

Pekerjaan yang seharunya empat hari kini dipangkas hanya dengan dua hari saja. Calvin hanya membutuhkan waktu tidurnya selama tiga jam setiap malam, dan pria itu akan bangun pagi-pagi lalu melakukan pekerjaannya, lelah tentu saja wajah Calvin tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya selama dua hari berada di Turki. Sejak mengenal sosok gadis anak didiknya, Calvin tak bisa lagi pergi lama-lama untuk melakukan bisnis. jika waktu satu Minggu yang dibutuhkan maka Calvin akan memangkasnya menjadi empat hari. Bahkan orang kepercayaannya yang selalu berada dibelakangnya sampai tak bisa mengenali bosnya sendiri, Calvin mengalami banyak perubahan namun rasa penasaran itu hanya bisa dia simpan sendiri, mana berani dia menyingung majikanya.

Sampainya di di bandara Calvin langsung pulang, ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan gadisnya, rasa rindu sudah membuatnya tak bisa lagi lama-lama entah perasaan apa yang dia miliki nyatanya ia selalu ingin dekat dengan Fayola.

Didalam mobil pria itu hanya diam, matanya terpejam dengan kepala bersandar di bahu kursi, selama dua hari ini bayangan Fayola selalu berputar dikepalanya, semua obrolan mereka sebelum Calvin pergi, bahkan ucapan Fayola tentang perasaanya tak bisa Calvin lupakan.

"Apa bapak tak tertarik padaku?" 

Kata-kata itu selalu membuat Calvin tak bisa memejamkan matanya, bohong jika dirinya tak tertarik, nyatanya dia tidak bisa pergi lama dari sisi gadisnya. Hanya saja semua tak bisa berjalan dengan yang diinginkan, Calvin tak bisa membuat wanita itu memiliki ikatan dengannya oleh karena itu ia selalu menggunakan caranya agar Fayola tak pergi darinya, sentuhan tangannya tak mungkin membuat wanita itu akan pergi, permainan ranjang yang selalu berhasil membuat wanita itu mencapai kepuasan yang tinggi, tidak ada wanita yang rela meninggalkan kenikmatan surgawi.

Kepulangannya memang tidak pernah diberi tahu, Calvin tak pernah berpikir jika Fayola akan melakukan hal yang mustahil, wanita lembut dan baik itu tidak akan bisa berbuat nekat, dan Calvin salah besar.

Bertahan dengan perasaan yang rumit membuat Fayola menyerah, menyerah karena semua keadaan yang membuatnya tak bisa lagi memilih jalan kebahagiaan nya sendiri, andai tidak ada orang tua yang ikut campur mungkin anak-anak akan mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

Mobil yang di tumpanginya berhenti, Calvin membuka matanya dan menatap mansion dengan senyum tipis, ia sudah menyiapkan sesuatu untuk wanitanya, mungkin ini adalah sesuatu pertama yang akan Calvin beri langsung.

Langkah kaki panjangnya memasuki bangunan megah itu, seperti biasa pelayan yang melihat akan memberikan hormat, di ujung tangga pun Calvin bisa melihat Megi yang berdiri, namun raut wajah kaku Megi menunjukan sikap terkejutnya saat dirinya datang.

"Megi buatkan makanan untuk Fayola, satu jam lagi aku akan membawanya turun."

Sambil berlalu mulutnya bicara, Calvin tak menyadari perubahan wajah Megi yang seperti ketakutan.

Tujuannya hanya satu, kamar utaman sudah pasti gadisnya ada di kamar.

Ahh rasanya Calvin ingin sekali memeluknya dan menghirup aroma tubuhnya yang menenangkan.

Ceklek

Luas kamar yang rapi seperti biasanya menjadi pedagang Calvin saat membuka pintu, sepi dan sunyi seperti sudah lama tak berpenghuni.

"Fayola!"

Suaranya yang serak mampu membuat sebuah perabotan yang ada merasa diam.

Calvin menaruh tas kerjanya di sisi ranjang, pria itu melepaskan jas yang dia pakai lalu melemparkannya asal.

Ada sesuatu berdebar di dadanya, sesuatu yang membuatnya tiba-tiba merasa kecemasan.

"Yola, kamu didalam?" Calvin berdiri didepan pintu kamar mandi, biasanya juga tidak pernah memanggil atau mengetuk pintu pria itu akan senang hati ikut masuk diam-diam dan mengabiskan waktu lama di dalam sana berdua.

Ah tiba-tiba bayangan bercinta didalam balthub kembali berputar, kejantanannya terasa berkedut hanya membayangkan saja, sungguh Fayola memberikan pengaruh besar padanya dan Calvin sadar itu, hanya saja dia tak menyadari perasaanya sendiri yang sudah mulai ada yang tumbuh, dirinya bergantung pada wanita

"Yola!" Teriak Calvin lagi karena tak ada jawaban.

Kini jantungnya mulai berpacu dengan cepat, hingga tangannya langsung mendorong pintu kamar mandi dengan keras.

Brak

Sunyi bahkan terlihat seperti sudah lama tidak digunakan, tidak ada sisa air yang terlihat.

"Kemana dia,"

Calvin meruntuh dadanya sendiri, tidak-tidak ia tidak memiliki perasaan apapun pada gadis itu, lalu ini kenapa dengan jantungnya, kenapa berdebar seperti ini dan rasa takut mulai melanda.

"Tidak, dia tidak akan pergi." Calvin menelan ludah.

Matanya tertuju pada lemari besar di sisi ruangan, pria itu berjalan cepat mendekati dan,

Brak

Hembusan napas berat terdengar, Calvin memejamkan matanya sesaat, dia terlalu berpikir buruk, nyatanya semua pakaian Fayola masih ada, jadi gadis itu tidak pergi bukan.

"Hanya kecemasan saja, mungkin aku terlalu lelah bekerja." Gummanya dengan meyakinkan dirinya sendiri.

Memilih untuk masuk ke kamar mandi Calvin ingin membersihkan diri, ia akan bertanya Megi nanti.

Cukup lama Calvin berada didalam kamar mandi, pria tampan yang biasanya menggunakan peralatan mandi maskulin entah kenapa hari ini Calvin tak seperti biasanya, ia menggunakan peralatan mandi milik Fayola. Aroma Fayola setelah mandi mampu membuatnya merasa tenang dan nyaman Calvin menyukainya bahkan sepertinya sudah candu.

Tiga puluh menit tubuhnya sudah segar, wajahnya yang tadi terlihat kusut kini tak nampak lagi, hanya lingkaran mata yang sedikit menghitam tak bisa Calvin samarkan, dia memang benar-benar lelah

Mengambil pakaian, Calvin memakai kaos polos dan celana pendek, dua hari waktu yang tersisa ia berencana akan mengajak Fayola pergi jalan-jalan, melihat senyum senang diwajahnya selalu membuat Calvin ikut senang.

Belum ada satu jam seperti yang di katakanya pada Megi, nyatanya Calvin sudah turun menuruni tangga.

Megi dan para pelayan yang ada di dapur seketika tubuh mereka membeku, sejak tadi hanya ada rasa cemas yang melanda, terutama untuk Megi wanita itu seperti tidak konsen.

"Megi kemana Fayola? Apa dia pergi dengan temanya?"

Deg

Megi yang berdiri megambil makanan sejenak berhenti, matanya bergerak gelisah, mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan.

"Em," Megi berjalan mendekati meja, di sana Calvin sudah duduk sambil menunggu jawaban Megi.

Semua pelayanan masih diam, mereka hanya berdiri diam tanpa bicara.

"Tuan makan dulu, pasti lapar kan, saya buatkan makanan kesukaan tuan saja." Kata Megi dengan memaksakan senyum, meksipun jantungnya sudah ingin lepas.

"Hm, kamu belum Jawab pertanyaan ku Megi, dimana Fayola."

Calvin menatap Megi dengan tajam, membuat wanita itu menelan ludah.

"Nona sedang pergi," jawabnya dengan suara parau menahan sesuatu yang tercokol di tenggorokannya.

"Tuan, nona membuta sesuatu sebelum pergi anda ingin melihatnya?"

Calvin mengerutkan keningnya, tangannya menaruh cangkir kopi yang baru dia sesap.

Megipun kembali berjalan menuju bagian dapur wanita itu megambil sesuatu dari sana.

"Ini Nona yang buat, setelah Nona pulang bersama tuan malam itu." Megi menaruh kue di atas meja disisi tangan Calvin. "Ternyata waktu itu Nona berulang tahun, dan saya cukup terkejut nona membuat kue untuknya sendiri," tuturnya lagi di sertai dengan senyum getir.

"O, ya. Kenapa dia tidak bilang?" Calvin tersenyum tipis, jadi dia ada membawa hadiah di saat wanita itu ulang tahun. Batinnya tersenyum.

"Mungkin nona lupa, karena setelah itu nona tak turun lagi." Jawab Megi masih mencoba santai, ia hanya mengukur waktu saja kapan badai itu akan datang.

Perkataan Megi membuatnya teringat sesuatu, ya malam setelah mereka menghabiskan waktu berdua keduanya mengabiskan sisa malam hanya untuk saling bercinta, malam itu adalah malam panjang yang pernah Calvin lewati, Fayola mampu mengimbangi durasi yang ia mainkan bahakan gadis itu justru meminta lagi setelah tiga kali pelepasan, Calvin tidak lupa itu, tidak akan pernah lupa karena baginya itu adalah malam yang indah untuk mereka.

Ehem

Calvin berdehem untuk mengurangi sesuatu yang tiba-tiba muncul dalam dirinya, bahkan membayangkan saja miliknya sudah bereaksi.

"Dia pergi kemana, biar aku jemput." Dalam suasana hati yang senang, Calvin ingin memberikan kejutan.

Fayola pasti senang melihatnya sudah kembali, dan sekarang Calvin akan melihat lagi wajah bahagia gadisnya jika melihatnya.

"Em, Nona-" suara Megi bergetar, kepalanya menunduk dengan wajah pias.

Calvin yang hendak pergi berhenti, matanya menatap Megi yang menundukkan kepala tidak seperti biasanya.

"Megi ada apa?"

Megi pun tak ada pilihan lain, kepalanya mendongak, kedua matanya sudah berkaca-kaca.

"Nona pergi, sudah dua hari Tuan."

1
Hartini
mungkin ini jalan untk kalian bertemu
Erna Fadhilah
perkebunan yang di maksud Calvin kayaknya yang di tempati yola deh
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 megi udah dapat informasi tentang yola dan dia mau lapor pada Calvin
Nur Adam
lnjut
daroe
not smart 😒
Erna Fadhilah
kayaknya halusinasi deh😅😅😅, semoga🤲🤲🤲 dengan adanya halusinasi ini hanzel bisa sadar dan mengekang Calvin lagi
Nur Adam
lnjjut
Vtree Bona
lindungi payola bibik kasihanilah dia
Erna Fadhilah
jangan ngomong sama majikanmu dulu lin kasihan dia biar dia bersatu lagi sama Calvin
Erna Fadhilah
semoga bibi megi bisa membantu pak dosen menemukan yola secepatnya
Muawanah
msh menunggu update nya ya,
Marc Lina Aczenk Lolo
cerita hamil nya mana thor?
*Septi*
kasian Calvin dalam tekanan ayahnya sendiri
*Septi*
kenapa ya seperti itu terhadap putranya sendiri 🤔
Erna Fadhilah
iiih orang tua kok kaya gitu sama anaknya, daripada kamu di gituin trs setiap dekat sama perempuan mending habisi aja dia biar ga ada penghalang kebahagiaan untuk mu, aku kok jadi jahat siiih nyuruk seorang anak bunuh ayahnya 🙏🙏🤦‍♀️🤦‍♀️, abisnya greget siiih aku sama bapaknya 😤😤😤
Erna Fadhilah
itu namanya kalau sudah tiada baru terasa
Erna Fadhilah
apa selama kamu pergi kamu ga ngubungin dia walau lewat chat sekalipun pak dos 🤦‍♀️🤦‍♀️
saljutantaloe
cewe klo udh di ewe sebelum nikah jadi bloon akut nurut aja sama cwo nya di apa"in juga diem
Nur Adam
lnju
Asih Sumarsih
sedih banget bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!