NovelToon NovelToon
Wasiat Yang Menyakitkan

Wasiat Yang Menyakitkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Enam bulan pernikahan Anindia, badai besar datang menerpa biduk rumah tangganya. Kakak sang suami meninggalkan wasiat sebelum meninggal. Wasiat untuk menjaga anak dan juga istrinya dengan baik. Karena istri dari kakak sang suami adalah menantu kesayangan keluarga suaminya, wasiat itu mereka artikan dengan cara untuk menikahkan suami Nindi dengan si kakak ipar.

Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Nindi karena wasiat ini? Akankah Nindi rela membiarkan suaminya menikah lagi karena wasiat tersebut? Atau, malah memilih untuk melepaskan si suami? Ayok! Ikuti kisah Nindi di sini. Di, Wasiat yang Menyakitkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#17

Ya. Ternyata, hubungan antara Sadan dengan ayahnya Nindi cukup dekat. Pak Roslan cukup pintar dalam merawat tanaman. Jadi Sadan, cukup sering meminta bantuan dari pria itu untuk membantunya merawat tumbuhan yang Sadan tanam di taman.

Tapi, selama ini, Sadan tidak tahu kalau pak Roslan punya anak yang ternyata telah menikah dengan sepupunya. Sedikit rumit jalan hidup Nindi ternyata. Tapi, semuanya saling terhubung.

Setelah kepergian Sadan, Anindia kembali masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu, si ayah sudah menunggu dengan wajah yang penuh amarah. Wajah yang tentunya sangat jauh berbeda dari saat bertatap muka dengan Sadan sebelumnya.

"Anin."

"Ayah. Nindi baik-baik saja. Jangan cemas."

"Ayah tidak bisa terus diam seperti ini, Nak. Ayah sudah cukup menahan hati. Saat itu, dia sendiri yang datang untuk meminta ayah restui kamu menjadi istrinya. Dia berjanji dengan sangat baik padaku, kalau dia akan menjaga kamu dengan sangat baik. Dia tidak akan menyakiti kamu seukur hidupnya. Tapi apa sekarang, Anin? Dia malah-- "

"Ayah. Biarkanlah. Mungkin, kami memang tidak pernah berjodoh sebelumnya. Jadi, aku siap merelakan dia ayah."

"Tapi, Anindia."

"Ayah. Maafkan Nindi yang sudah membuat ayah terkejut dan marah. Tapi sekarang, hati Nindi sudah baik-baik saja. Setelah bertemu ayah, semua luka, semua duka, dan semua beban yang Nindi rasakan sebelumnya, sudah hilang. Nindi sudah merasa lebih baik dari sebelumnya ayah. Ayah tidak perlu cemas."

"Anindia. Kamu satu-satunya anak ayah. Ayah hanya punya kamu, Nak. Ayah tidak akan pernah rela kamu disakiti oleh siapapun."

"Ayah. Nindi akan baik-baik saja. Nindi hanya perlu menunggu sebentar saja lagi, lalu semuanya akan kembali seperti semula. Maafkan Nindi yang sudah membuat ayah panik tadi. Nindi hanya terbawa suasana. Hanya tiba-tiba hilang kendali." Nindi tersenyum manis.

Ya. Sejujurnya, dia sangat menyesali apa yang sudah ia lakukan sebelumnya. Sangat-sangat dia sesali tangisan yang sudah ia tumpahkan di jalan tadi. Tubuhnya yang tersiram oleh hujan hanya gara-gara hatinya yang tidak rela dengan pernikahan yang akan Afi lakukan. Padahal, sudah jelas dia rela untuk melepaskan. Eh ... tapi malah tiba-tiba terbawa suasana. Sungguh sangat ia sesali apa yang sudah terjadi barusan.

"Ayah. Sebenarnya, Nindi sudah minta berpisah dari mas Afi. Lalu, mas Afi sudah menyetujuinya, Ayah."

Wajah si ayah langsung berubah. Terkejut, tapi juga sedikit lega. Anindia sedikit gugup. Tapi, dia yakin kalau ayahnya pasti akan selalu ada di pihak dia.

"Anin, minta bercerai?"

"Iy-- iya, ayah. Nindi minta bercerai. Maafkan Nindi, ayah. Maafkan anak ayah yang sudah mengambil keputusan tanpa bicara dulu dengan ayah. Nindi-- "

Si ayah langsung meraih tangan anaknya dengan lembut. "Anindia, tidak perlu minta maaf. Ayah akan dukung apapun yang Anin inginkan. Ayah yakin, setiap keputusan yang Anin ambil adalah yang paling baik. Karena ayah percaya dengan anak ayah. Anak ayah tahu yang terbaik untuk hidupnya sendiri."

Ayah Nindi bicara dengan nada lembut seolah tanpa beban. Namun pada kenyataannya, hati si ayah sedang sangat terluka. Anaknya akan berpisah dari suami yang baru menikahinya selama enam bulan. Tapi, itu mungkin adalah pilihan yang paling baik. Karena pernikahan itu memang tidak ingin dia restui sejak awal.

Di sisi lain, pernikahan Afi dengan Desi berjalan dengan sangat lancar. Yah, walaupun sebelumnya, Afi pernah salah menyebut nama Desi beberapa kali. Tapi, pernikahan itu tetap berlangsung baik hingga selesai.

"Akhirnya, kamu tetap jadi menantu mama Desi," ucap Nisa dengan nada sangat bahagia.

"Iya, kak. Akhirnya, kak Desi tetap jadi kakak ipar aku." Sambut Hana tak kalah bahagia.

Afi yang baru saja menikah malah diam saja. Terlalu berat buatnya untuk sekedar mengukir senyum paksa. Karena setelah pernikahan ini, dia harus melepaskan orang yang paling dia cintai.

Hanafi beranjak dari duduknya untuk meninggalkan ruangan pernikahan. Tangan Desi langsung menahan tangan Afi agar tidak pergi.

"Mau ke mana, Fi?"

"Nyari udara segar," ucap Afi singkat.

"Tunggu sebentar. Bisa kita bicara dulu?"

Afi terdiam sambil menatap wajah mantan kakak ipar yang kini sudah menjadi istri barunya. Sesaat terdiam, Afi langsung menyanggupinya.

"Baiklah. Kita bicara. Di mana?"

"Ikut aku!"

Hanafi beranjak tanpa berucap. Mengikuti Desi dari belakang. Lalu ternyata, Desi membawanya ke kamar yang sepertinya, itu adalah kamar pengantin. Karena dari hiasan yang ada di kamar tersebut, cukup terlihat sedikit berbeda.

"Fi. Malam ini, kamu gak akan pulang ke rumah mama mu, bukan?"

Hanafi semakin menatap wajah Desi dengan tatapan lekat. Tatapan penuh dengan tanda tanya. Namun, itu hanya sesaat saja. Karena tatapan itu langsung berubah menjadi tatapan dingin beberapa detik kemudian.

"Tentu saja aku pulang. Karena aku sudah berjanji pada Nindi untuk pulang segera setelah acara selesai."

"Apa? Tapi, malam ini adalah malam pernikahan kita, Fi. Kamu gak bisa langsung pulang setelah acara selesai. Apa kata-- "

"Kata siapa? Kata orang maksudnya?"

"Tapi sepertinya, aku tidak ingin mendengarkan apa yang orang katakan. Pernikahan kita saja sudah mengundang orang lain bicara tentang kita. Kenapa aku harus masih memikirkan apa yang orang lain katakan tentang aku?"

Wajah Desi langsung terlihat sedih. "Afi. Kamu, bentak aku?"

Saat pertanyaan itu keluar, barulah Hanafi sadar akan yang baru saja dia lakukan. Dia pun langsung mengubah wajah kesalnya dengan wajah menyesal.

"Maaf, mbak Desi. Aku, kepala ku cukup pusing sekarang. Aku tidak bisa menahan emosiku. Aku tidak berniat untuk bicara dengan nada tinggi padamu. Tolong, maklumi lah."

Desi pura-pura sedih sesaat. Lalu, mengubah wajah sedih itu dengan terpaksa. Seolah, saat ini dia sedang berpura-pura baik-baik saja. Aktris satu ini terlalu pintar dalam memainkan mimik wajah. Jadinya, siapa yang melihat bisa langsung percaya akan apa yang dia tunjukkan.

"Maaf. Semuanya gara-gara wasiat yang menyakitkan itu. Segalanya terjadi karena wasiat yang mas Ali tinggalkan. Aku, jika bisa memilih juga tidak ingin ada dalam situasi ini, Afi. Tapi sayangnya, takdir, malah terlalu kejam dalam mempermainkan kita."

"Pulanglah, Hanafi. Kasian Nindi. Untuk urusan di sini, biar aku yang urus."

Hanafi terdiam sambil memikirkan apa yang baru saja Desi katakan. Lalu, raut wajah Desi yang terlihat sangat menyedihkan membuat hati Afi tidak tega untuk melimpahkan semua tanggung jawab di sini pada wanita tersebut.

Benak Afi malah berpikir kalau di sini, Desi juga seorang korban. Pernikahan mereka bukan Desi yang meminta. Desi juga tidak menginginkan pernikahan ini. Semua terjadi karena wasiat yang menyakitkan yang telah Ali tinggalkan.

Perasaan tidak tega pun langsung menyapa ke dalam hati Afi. Dia benar-benar tidak tega untuk meninggalkan Desi sendirian sekarang. Walau, hatinya semakin tidak enak ketika memikirkan Nindi yang mungkin akan menunggu dirinya pulang seperti yang telah dia mintai pada wanita tersebut sebelum dia pergi tadi pagi.

1
Cindy
lanjut kak
yuni ati
Mantap/Good/
Jumiah
bs jd itu lain anakx ali suamix ..
anak selingkuhan desy..
Jumiah
ntt desy selingkuh hamil baru tau rasa mm x afi...
Jumiah
nindi ajukan sdh gugat ceremu ...
kmu pasti bisa melewatix ,ad x
dukungan ayah mu nin...
sdh gk layak dipertahan kan rmh tangga mu nin...
Jumiah
anin pergilah sejauh mungkin ...
tinggalkan afi .sdh gk ad yg pantas
pertahan kan ,jangan paksakan untuk
melewati kerikil2 itu ...
Jumiah
nindi kmu hrus tegas jangau mau di dua kan ..
Jumiah
gk usag banyak gaya afi klo memang mau nikah lg cerekan dulu nindi...
semoga pd menyesal ntt x setelah pisah sma nindi...biar tau rasa
Patrick Khan
.emak km sukses bikin mental afi down... desi km gk sadar afi gk doyan km😏😏😏
Lee Mbaa Young
Semoga cpt cerai, kl pun hanafi gk bisa balik lagi ma mantan semoga dpt wanita yg baik gk kayak Desi.
Lee Mbaa Young
Lah pelakor merusak rumah tangga orang kok mau bhgia. mimpi saja kau.
itu karma mu.desi enak kan, dah rahim rusak gk bisa punya anak pelakor lagi. iuhh amit amit.
mnikah diatas derita wanita lain kok mau bhgia, nyadar lah kau itu pelakor.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
.akhir nya nenek lampir ketauan jg kan😏😏belom tau busuk nya desi km nek lampir..
Lee Mbaa Young
eh laporkan dokter nya ke polisi krn mau mmbuat laporan palsu.
Lee Mbaa Young
Semoga nnti beneran sakit parah tu tua bangka.
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
aku suka😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!