NovelToon NovelToon
Lala Putri Yang Terlupakan

Lala Putri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.


"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.



"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.


"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.


Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.


Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.


Siapakah Lala.....yuk baca di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 5

"Bukan," sahut Lala yang masih memainkan tangannya itu.

"Terus siapa dong?" Bu Weni mencebikkan bibirnya menatap Lala.

"Pokoknya tadi itu temannya mama, om nya baik cekali nek, papanya Lala apa baik kayak om baik itu ya nek?" tiba-tiba Lala jadi teringat pada papanya.

Bu Weni tersenyum lalu dia memeluk Lala dan mengusap rambut gadis kecil itu dan mencium rambutnya dengan penuh haru sambil berkata padanya " Lala....papa nya Lala itu orangnya baik juga," ucap Bu Weni menghibur cucunya itu meski Bu Weni tahu sejak Antonio di Australia Antonio tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Laras dan tidak pernah lagi mengirim nafkah untuk anaknya sendiri.

Dan Bu Weni tidak tahu kalau itu semua di karenakan kecelakaan yang membuat memori Antonio tentang Laras dan anaknya Lala menghilang dari ingatannya pasca operasi otak yang di alaminya di Australia sana tiga tahun yang lalu itu.

"Kita sudah sampai.....," kata Bu Weni pada Lala ketika taxi yang mereka tumpangi sudah tiba di jalan depan rumah mereka.

"Terimakasih pak," Bu Weni memberikan selembar uang lima puluh ribuan pada supir taxi itu dan supir taxi itu pun memberikan kembaliannya pada Bu Weni.

Dan setelah itu Bu Weni dan Lala berjalan masuk ke dalam rumah.

"Lala capek ya....," Bu Weni melepaskan tas punggung Lala dan kemudian melepas baju seragam Lala satu persatu dan memakaikan baju ganti pada Lala.

"Nenek, Lala lapal mau maem," ucap Lala sambil memegangi perutnya.

"Iya iya, Lala tunggu ya nenek akan siapkan makan buat Lala ," Bu Weni bergegas berjalan ke meja makan lalu Bu Weni menyiapkan makan siang untuk Lala.

"Makanannya sudah siap Lala.....," ucap Bu Weni menghampiri Lala yang sedang bermain boneka itu.

Bu Weni mengajak Lala ke meja makan untuk makan siang dan terlihat Lala mengangkat kedua tangannya sebelum dia mulai makan.

"Nek kata Bu gulu kalau mau makan halus beldoa dulu bial cetannya gak ikutan makan....," ucap Lala pada Bu Weni dengan wajah serius.

"Cucunya nenek memang pinter.........," Bu Weni tersenyum sambil mengusap kepala Lala yang sedang duduk di samping nya itu.

"Ayok di makan," suruh Bu Weni pada Lala setelah selesai berdoa.

Kemudian Lala menyantap makanannya sedikit demi sedikit.

...----------------...

Pagi ini seperti biasanya sehabis mengantar Lala ke sekolahnya Laras berangkat ke tempat kerjanya dengan mengendarai taxi online.

"Terimakasih ya pak," ucap Laras sambil menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan pada supir taxi tersebut.

"Sama-sama neng," ucap supir taxi itu sambil menerima uang itu dari tangan Laras.

Laras bergegas berjalan masuk ke dalam kantor tempatnya bekerja itu.

Setiba di ruang kerjanya, Laras langsung menyiapkan berkas-berkas untuk keperluan meeting pak Bara dengan perusahaan Sebastian pagi ini.

Laras menata dengan rapi lembaran-lembaran berkas yang akan di bawa untuk meeting nanti.

"Sudah siap Laras?" tanya pak Bara pada Laras lewat saluran telepon kantor yang ada di meja kerja pak Bara.

"Sudah pak," jawab Laras pada pak Bara lewat sambungan telepon kantor itu.

Lalu pak Bara keluar dari ruang kantornya dan

menghampiri Laras yang sudah berdiri di depan ruang kantor pak Bara.

"Ayo Laras kita menuju ke ruang meeting," ajak pak Bara pada Laras yang kemudian mereka berdua pun berjalan bersama menuju ke ruang meeting yang ada di dalam perusahaan itu.

Dan setiba di ruang meeting tersebut Laras mengambil tempat duduk di samping pak Bara.

Sementara itu di ruang kantor Antonio terlihat Antonio juga sedang bersiap untuk berangkat meeting dengan pak Bara pagi ini.

Antonio meraih kunci kontak mobilnya yang dia letakkan di atas meja kerjanya itu lalu dia pun berjalan keluar dari ruang kantornya.

"Pak, apa perlu bapak saya temani untuk acara meeting ini?" tanya sekertaris baru gantinya Mira itu pada Antonio ketika melihat Antonio melintas di depan meja kerjanya.

"Gak usah, saya sendiri saja," kata Antonio pada sekertaris barunya itu.

"Baik pak," ucap sekertaris baru itu yang ternyata bernama Hilda.

Kemudian Antonio melanjutkan jalannya menuju ke area parkiran mobil.

Dan setelah tiba di area parkir Antonio pun masuk ke dalam mobilnya dan dengan segera dia menjalankan mobilnya menuju ke perusahaan pak Bara.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan akhirnya Antonio sampai di perusahaan pak Bara itu.

Antonio memarkir mobilnya di halaman depan gedung kantor itu kemudian Antonio turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam gedung tersebut.

"Permisi saya mau bertemu dengan pak Bara," ucap Antonio ramah pada security yang berjaga di pintu masuk depan itu.

"Dengan pak Antonio?" tanya security itu.

"Ya betul," jawab Antonio.

Security itu tersenyum ramah pada Antonio sambil berkata padanya " mari, saya antar bapak ke ruang meeting."

"Baik," Antonio menganggukkan kepalanya ramah.

Kemudian Antonio berjalan bersama security tersebut menuju ke ruang meeting.

Setelah tiba di ruang meeting, security itu mengetuk pintu ruang meeting itu terlebih dahulu dan kemudian security itu membukakan pintu untuk Antonio dan mempersilakan Antonio masuk ke dalam ruang meeting itu.

"Silahkan masuk pak," kata security itu pada Antonio sambil mengulurkan tangannya ke samping mempersilahkan Antonio masuk.

Pak Bara yang melihat kedatangan Antonio itu pun langsung berdiri dari kursinya dan menyambut Antonio.

Begitu juga dengan Laras, dia ikut berdiri menyambut kedatangan Antonio.

Mata Laras mendelik tatkala dia melihat pimpinan dari perusahaan Sebastian adalah Antonio.

"Pak Antonio, senang bertemu dengan anda," pak Bara mengulas senyumnya dan menjabat tangan Antonio.

Antonio pun membalas tersenyum pada pak Bara dan menyambut jabat tangan dari pak Bara.

"Oh ya pak Antonio, perkenalkan ini sekertaris saya yang nantinya akan membantu bapak dalam menjalankan kerjasama kita ini," pak Bara menoleh pada Laras yang berdiri di sampingnya.

Laras menganggukkan kepalanya pada Antonio, sejenak Antonio menatap Laras sambil mengulurkan tangan kanannya pada Laras "senang bertemu dengan anda Bu Laras," ucap Antonio sambil menjabat tangan Laras.

"Sama-sama pak Antonio," ucap Laras dengan perasaan bingung dan heran.

"Kenapa hatiku jadi berdebar-debar begini, dan kenapa tangan ini seperti tidak asing buatku," gumam Antonio yang masih menjabat tangan Laras.

"Lama aku tidak merasakan sentuhan tangan kamu mas, dan kenapa hatiku juga jadi berdebar-debar begini," gumam Laras juga dalam hatinya.

"Emmm ...silahkan duduk pak Antonio," ucap pak Bara yang membuyarkan lamunan Laras dan Antonio.

"Iya pak," jawab Antonio yang segera melepaskan tangannya dari tangan Laras.

Laras menundukkan kepalanya dan menurunkan pandangannya dari tatapan Antonio yang membuat hatinya makin sedih.

1
Lady Ve
Semangat ya kawan💕.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!