NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Rania dan Gisella menuruni tangga dengan hati - hati karena Gisel tidak biasa menggunakan sepatu heels.

Saat melihat Gisel dan Rania turun semua mata tertuju ke arah Gisella yang tampak cantik dan anggun malam ini.

Mata mama Sinta berbinar melihat putrinya yang sangat cantik malam ini. "Sayang kamu cantik banget."puji mama Sinta.

"Kamu apakan anak itu sampai bisa cantik seperti itu,"bisik Marcel yang mengakui adiknya cantik.

Rania tersenyum sembari merengkuh lengan kekasihnya. "Dia memang sudah cantik sayang, aku hanya menambah make up tipis di wajahnya."

Papa Rizal menatap kagum ke arah putrinya yang begitu cantik menggunakan dress selutut dengan lengan panjang, rambut hitam indahnya ia biarkan tergerai dan di padukan dengan heels dan tas kecil pundaknya. "Sayang kamu cantik sekali nak,"puji papa Rizal. Gisella tersenyum malu karena semua orang memuji kecantikannya malam ini.

Mereke pun berangkat dengan menggunakan dua mobil. Mobil pertama di isi oleh papa Rizal, mama Sinta dan Gisella sedangkan mobil kedua diisi oleh Marcel dan Rania. "Sayang kamu cocok banget pakai dress ini."puji Marcel seraya menggenggam erat tangan kekasihnya. "Masak sih bukanya aku udah biasa pake dress."balasnya dengan senyum malu.

"Iya,tapi ini terlihat lebih fresh dan cantik sayang. Sepertinya kamu harus beli beberapa dress kaya gini."tambah Marcel lagi. Pasalnya saat ini Rania menggunakan dress Gisella yang lebih terlihat seperti ala - ala korea. Sedangkan Rania biasa menggunakan dress simple tapi tetap elegan."

"Paa..maa.. ini cuma acara makan malam biasa kan. Kenapa aku rasanya gugup dan gelisah gini ya ma." Gisella mengakui kegundahannya itu.

Mama Sinta dan papa Rizal saling pandang lalu tersenyum tipis. "Nggak papa kok sayang, kenapa harus gugup bukanya kita sudah biasa makan malam sama keluarga om Derry."jawab mama Sinta.

"Iya sih ma tapi entah kenapa aku merasa ada sesuatu. Tapi aku bingung itu apa."

"Sudah jangan banyak pikiran kamu santai aja." Terang papa Rizal yang mesih menutupi perjodohan antara Gisell dengan putra sahabatnya.

Sesampainya di restoran Gisella menggandeng lengan mama Sinta. "Atas reservasi pak Derry."tanya papa Rizal kepada salah satu pelayan yang menyambutnya. "Mari pak saya antar."ucapnya.

"Silahkan pak,pak Derry dan keluarga sudah di dalam,"ucap pelanyan tersebut.

"Terima kasih."balas papa Rizal. Mereka masuk dan melihat sepasang suami istri sudah duduk di sana.

"Selamat malam,maaf saya terlambat."sapa papa Rizal dengan senyum ramahnya.

Ayah Derry tersenyum sumringah menyambut kedatangan sahabatnya itu. "Rizal sahabatku bagaimana kabarmu?" Ayah Derry bangkit dari duduknya lalu memeluk papa Rizal sekilas begitu juga dengan mama Sinta dan Bunda Diana saling berpelukkan. "Bagaimana kabarnya Sin?"

"Aku baik Diana, kamu terlihat semakin cantik ya.."

"Ah kamu bisa aja."tatapan Diana beralih ke arah gadis cantik yang berdiri di samping sahabatnya.

"Ini anak kamu Sin, Gisella kan?"tanya nya dengan tatapan kagum. "Iya na, ini ada gadisku gimana cantik nggak?"tanya nya dengan merangkul pundak sang putri. "Malam tante,"sapa Gisel sopan dengan mencium punggung tangan Diana.

"Malam sayang,kamu cantik banget,"pujinya lagi.

Gisella tampak senyum - senyum malu. "Terima kasih tante."

"Dan ini pasti Marcel anak pertama kamu ya Sin."

Tanya nya saat matanya beralih menatap seorang pemuda di samping Gisel. "Iya dan yang di sampingnya itu pacarnya Rania, dia calon mantu aku,"ucapnya bangga memperkenalkan Rania.

Kedua orang itu pun menjabat tangan Diana dengan sopan. "Malam tante,"sapa keduanya bersamaan.

"Malam sayang,kalian juga tampan dan cantik sekali. Kalian sangat cocok semoga cepat bisa menikah ya."

Marcel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Belum ada rencana tan,kita masih mau fokus sama kuliah, iya kan sayang." Marcel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Sudah kalian duduk dulu baru lanjut ngobrol. Mau sampai kapan berdiri terus."tegur ayah Derry yang sudah lebih dulu duduk bersama papa Rizal.

"Eh iya maaf aku keasyikan ngobrol jadi lupa kalau belum duduk,yuk Sin duduk kita sudah pesan makanan kesukaan kalian." Ucap bunda Diana.

Mama Sinta terlihat clingak clinguk seolah mencari seseorang yang belum melihatnya sejak mereka masuk ruangan.

"Anak kamu mana Di kok aku belum lihat."tanya mama Sinta.

"Mungkin sebentar lagi Sin tadi dia ada keperluan dulu sama temannya jadi dia akan datang telat."

Sinta pun mengangguk - anggukan kepalanya. Dan benar saja tak lama setelah itu pintu di ketuk dan seorang pemuda tampan masuk dengan gagahnya. "Malam semua maaf saya telat."suara ngebass  itu memenuhi ruangan. Semua menoleh ke arah sumber suara kecuali Gisella yang masih asyik dengan ponselnya.

"Nak..sini salam dulu sama om dan tante."ujar Bunda Diana. Revan mengangguk lalu mendekat. "Malam om tante maaf saya telat."ucapnya sopan seraya mencium punggung tangan kedua pasangan paruh baya tersebut.

Meskipun. Sudah menginjak kepala empat namun semua masih terlihat tampan dan cantik dan terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. "Ini anak kamu ya ampun makin tampan saja Di,"puji mama Sinta.

"Ya lihat dulu dong orang tuanya seperti apa."ucap ayah Derry bangga.

"Hai kak.."sapa Revan kepada Rania dan Marcel. Rania tampak senyum hangat membalas sapaan Revan berbeda dengan Marcel yang hanya berdehem dengan mata yang menatap tajam ke arah Revan. Revan merasa aneh dengan tatapan itu namun ia berusaha acuh.

Revan menatap seorang gadis yang tetap diam sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan kehadirannya tanpa mengetahui wajah gadis itu.

"Sayang, letakkan dulu ponselnya kita akan makan malam bersama tidak enak sama om Derry dan tante Diana."ujar mama Sinta menasihati putrinya.

"Iya ma maaf soalnya ini lagi balas chat dari Kania."ucapnya lalu menaruh ponselnya di meja. Ia menoleh kesamping saat merasa sudah ada seseorang di sana padahal tadi masih kosong. Gisel mengerutkan keningnya melihat siapa yang ada di sampingnya dan siapa sangka jika Revan juga tengah menatapnya.Reflek Gisel bangkit dari kursinya dan berucap. Revan juga menatap gadis tersebut yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Ia juga bangkit dari duduknya dan berseru...

"Eloo.."

"Ngapain elo disini.."

Ucap Revan dan Gisel bersamaan..

semua orang menatap ke arah dua orang tersebut.

"Kalian sudah saling kenal."tanya mama Sinta dan bunda Diana bersamaan pula.

"Dia teman sekolah aku ma.."

"Dia teman sekolah aku bun.."

Ucap mereka masih bersamaan.

"Ck berhenti ikuti omongan gue.."

"Ck berhenti ikuti omongan gue.."

Lagi dan lagi mereka berucap kata yang sama.

Jengah...mereka sama - sama jengah lalu sama - sama memutuskan untuk duduk. Tatapan mereka saling beradu dengan tatapan yang tajam menghunus satu sama lain. Sedangkan mama,papa, ayah dan bunda saling pandang setelah itu tersenyum penuh arti. Sedangkan Rania dan Marcel hanya diam dan mengamati sekitar yang tampak tegang. "Sudah kita makan malam dulu sebelum kita ngobrol."putus ayah. Mereka pun akhirnya kembali fokus dengan makan malam mereka sebelum membahas hal yang lebih serius.

"Jangan bilang ayah bunda mau jodohin gue sama Gisel.ck kalau sampai bener gue dijodohin sama dia bisa ribut mulu."batin Revan dalam hati."

"Kayanya dia belum tahu soal perjodohan ini nyatanya dia diam saja seolah nggak tahu."tambahnya lagi.

Beberapa saat kemudian mereka menyelesaikan makan malamnya. Suasana hening sebelum suara papa Rizal memecah keheningan.

"Ehem...Gisella.."panggil papa Rizal pelan.

Gadis cantik tersebut menoleh menatap papanya.

"Iya pa.."jawabnya dengan suara pelan. Ia merasa akan ada pembahasan yang menyangkut dirinya.

Papa Rizal menghela napas panjang sebelum berucap "papa dan om Derry berniat menjodohkan kamu dan Revan sayang dan papa sudah mengambil keputusan setelah kalian ujian kenaikan kelas nanti kalian akan segera menikah."

Bagai tersambar petir, Gisella diam mematung namun air matanya turun deras mengalir di pipi putih sang gadis. Berbeda dengan Revan yang tampak datar karena ia sudah mengetahui rencana ini dan sesuai perkiraannya Gisella tidak tahu soal perjodohan kita ini. Air mata Gisel terus mengalir tanpa bisa di cegah. Mama Sinta mengelus lembut lengannya agar sang gadis bisa sedikit tenang.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia bangkit dari duduknya lalu berlari keluar ruangan.

"Dek tunggu..."ucap Marcel yang akan mengikuti adiknya namun langsung di cegah oleh Revan.

"Biar gue yang kejar dan ngomong sama dia kak."sela Revan lalu meninggalkan keluarga yang lain.

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!