Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 PPYD
Raina menceritakan semua mengenai asal muasal lahirnya Alesha dan Jovanka. Alesha sampai menangis saking tidak percayanya dengan kenyataan yang ada. Raina menghapus air mata Alesha bahkan Raina pun sudah ikut menangis.
"Maafkan Mommy ya, Nak. Mommy tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Mommy Raina.
"Tidak apa-apa, Alesha ngerti kok," sahut Alesha.
Tidak lama kemudian, pintu ruangan rawat Alesha pun terbuka. Raina dan Alesha menoleh secara bersamaan. Juan tersenyum dan segera menghampiri keduanya.
"Alesha, maafkan Daddy Nak, Daddy sudah membuat kamu menderita selama ini," ucap Daddy Juan dengan mata berkaca-kaca.
Alesha tersenyum. Dengan tangan yang bergetar, Juan mengusap kepala Alesha bahkan sampai mengusap tangan dan kaki Alesha. Air mata Juan mengalir dengan derasnya, walaupun dia seorang pria yang disegani di kalangan pengusaha tapi dia tidak bisa menahan kesakitan di hadapan putrinya.
"Mana yang sakit, Nak? bicara sama Daddy, apa tangan dan kaki kamu sakit?" tanya Daddy Juan dengan bibir yang bergetar.
Raina sudah menutup mulutnya dengan deraian air mata, tangan Alesha terulur dan menggenggam tangan Juan. "Bukan tangan dan kaki Alesha yang sakit, tapi batin Alesha," sahut Alesha.
"Maafkan Daddy, Nak. Semua ini salah Daddy, dan akhirnya banyak korban yang tersakiti," ucap Daddy Juan.
"Tidak usah minta maaf, mungkin jalan hidup kita memang harus seperti ini dulu," sahut Alesha.
Juan langsung memeluk Alesha. "Ini baru putri Daddy dan Mommy karena sifat kamu menurun banget kepada Mommy kamu tidak seperti Jovanka yang entah menurun kepada siapa sifat dia," ucap Daddy Juan.
Raina pun ikut memeluk Alesha dan Juan, ketiganya menangis dalam kebahagiaan. Alesha tidak marah atau pun benci kepada kedua orang tuanya karena ini memang bukan salah mereka. Kamila yang sudah dengan sengaja menukar dirinya dengan Jovanka.
"Om, bagaimana dengan Mama Kamila?" tanya Alesha.
Juan melepaskan pelukanya. "Kok Om sih? panggil Daddy dong," ucap Daddy Juan.
"Ah, iya," sahut Alesha malu.
"Kamila sudah masuk penjara, dia harus mendapatkan hukuman atas apa yang sudah dia lakukan selama ini kepadamu," ucap Daddy Juan.
"Apa? kenapa Daddy masukan Mama Kamila ke dalam penjara? Alesha sudah maafin dia dan Alesha juga tidak pernah marah atau pun benci kepada Mama Kamila," seru Alesha kaget.
"Sayang, dia pantas masuk penjara. Selain dia sudah menyiksa kamu dari kecil, dia juga sudah melakukan kejahatan dengan menukar kamu dan Jovanka," sahut Daddy Juan.
"Tapi, Dad----"
Raina memeluk Alesha. "Sudah Nak, dia harus menerima konsekwensinya karena memang dia sudah melakukan kejahatan," sambung Mommy Raina.
"Tapi, bagaimana dengan nasib Dandi?" tanya Alesha.
"Dia sudah dijemput sama Neneknya dan untuk sementara waktu dia akan tinggal bersama neneknya," sahut Daddy Juan.
Alesha terdiam, bagaimana pun dia sudah menganggap Dandi seperti adiknya sendiri. Lagi pula selama ini Dandi baik kepada Alesha dan itu yang membuat Alesha merasa khawatir dengan keadaan Dandi. Sementara itu di rumah, Jovanka terlihat uring-uringan.
"Tidak mungkin aku anak wanita itu, pasti dia bohong karena ingin mendapatkan uang dari Daddy," gumam Jovanka tidak percaya.
Dia mulai dilanda ketakutan, dia takut Juan dan Raina mengusirnya. "Bagaimana kalau Daddy dan Mommy ngusir aku? mau tinggal di mana aku? terus, pasti teman-teman aku bakalan ngehina aku," batin Jovanka panik.
Setelah minum obat, Alesha pun kembali tertidur. "Mas, aku mau bicara," ucap Mommy Raina.
"Kita bicara di luar," sahut Daddy Juan.
Raina dan Juan pun keluar, keduanya memilih duduk di kursi ruang tunggu yang berada du depan ruangan rawat Alesha. "Kamu mau bicara apa, sayang?" tanya Daddy Juan.
"Bagaimana dengan Jovanka? bagaimana pun dia masih anak kamu, Mas," tanya Mommy Raina.
"Aku sudah memikirkan semuanya, lebih baik sekarang kita pulang dulu. Kita harus bicara sana Jovanka, Alesha biar kita titipkan kepada Suster saja," ucap Daddy Juan.
Raina mengangguk. Keduanya pun memilih untuk pulang dulu ke rumah karena mereka ingin bicara kepada Jovanka. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di rumah.
"Jovanka mana?" tanya Mommy Raina.
"Ada di kamarnya, Nyonya," sahut Si Bibi.
Keduanya langsung menuju lantai dua untuk menemui Jovanka. "Jo, ini Daddy dan Mommy! bukalah, ada yang mau kami bicarakan denganmu," seru Daddy Juan sembari mengetuk pintu kamar Jovanka.
Jovanka kaget, dia pun dengan ragu-ragu membuka pintu kamarnya. "Bisa kita bicara dulu, sebentar?" seru Mommy Raina.
Jovanka sudah tahu apa yang akan kedua orang tuanya bicarakan. "Masuklah," sahut Jovanka.
Mereka pun masuk ke dalam kamar. Jovanka duduk di ujung kasur disusul oleh Raina yang duduk di samping Jovanka sedangkan Juan memilih berdiri. "Jo, kamu sudah tahu 'kan apa yang sebenarnya sudah terjadi?" tanya Daddy Juan.
"Jo, gak percaya kalau Jo anak dia, pasti Daddy bohong 'kan?" seru Jovanka dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tidak ada yang bohong di sini. Kamila memang ibu kandung kamu, karena waktu bayi dia menukar kamu dan Alesha," sahut Daddy Juan.
Raina menggenggam tangan Jovanka. "Kamu memang bukan keluar dari rahim Mommy, tapi rasa sayang dan cinta Mommy untuk kamu sangat tulus jadi jangan merasa tersisih atau tersaingi dengan Alesha," ucap Mommy Raina.
"Mommy dan Daddy gak bakalan bawa Alesha ke rumah ini 'kan? Jo gak mau berbagi kamar atau pun hidup satu atap sama dia," ucap Jovanka dengan angkuhnya.
"Tenang saja, Daddy memang sudah merencanakan semuanya. Daddy tidak akan membiarkan kalian hidup bersama karena Daddy yakin jika kamu gak bakalan mau," ucap Daddy Juan.
Jovanka tersenyum penuh kemenangan. "Daddy memang pengertian, Daddy tahu apa yang Jo inginkan," ucap Jovanka bahagia.
Anak buah Juan berdiri di depan pintu kamar Jovanka yang terbuka. "Maaf Tuan, Nyonya, ini yang Tuan perintahkan," ucap Anak buah sembari memberikan sebuah amplop kepada Juan.
"Terima kasih, kamu boleh keluar!" seru Daddy Juan.
"Baik, Tuan."
Selepas anak buah Juan keluar, Juan pun menperhatikan amplop itu lalu dia berikan kepada Jovanka. "Ini apa, Daddy?" tanya Jovanka.
"Buka saja," sahut Daddy Juan.
Jovanka pun dengan cepat membuka amplop itu dan ternyata isinya adalah sebuah tiket pesawat ke Singapura. "Ini apa Daddy? Daddy mau ngajak Jo liburan ke Singapura?" seru Jovanka masih dengan senyumannya.
"Selama ini Mommy dan Daddy sudah memberikan kehidupan yang sangat enak untukmu. Kamu memang putri Daddy tapi bukan dari Mommy kamu melainkan dari Kamila, makanya Daddy punya kewajiban untuk membiayai kamu tapi untuk saat ini biarkan kami tinggal bersama Alesha. Daddy sudah mendaftarkan kamu sekolah di Singapura dan Daddy juga sudah menyiapkan apartemen di sana untuk kamu tinggal," ucap Daddy Juan dingin.
"Apa!"
Jovanka menjatuhkan tiket itu, dia sangat terkejut dengan keputusan Juan. Dia tidak menyangka jika Daddynya lebih memilih Alesha dibandingkan dirinya.
