NovelToon NovelToon
Madu Kesayangan

Madu Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:261
Nilai: 5
Nama Author: Syana Elvania

Elara Calista seorang wanita cantik yang menjadi istri kedua dari Erlangga Lysander pria tampan yang begitu dicintainya. Sayang saja hubungan mereka tidak pernah mendapatkan restu. Membuat rumah tangga mereka sering di landa masalah. Yang dibuat oleh istri pertama Erlangga serta ibu mertuanya yang begitu tidak menyukainya.

Mereka melakukan berbagai cara untuk menghancurkan pernikahan nya. Hingga akhirnya pernikahan Elara dan Erlangga benar benar berada di ujung tanduk.

Apakah Elara harus bertahan atau memilih untuk menyerah?. Dan apakah Erlangga akan membiarkan Elara pergi dari kehidupannya?.

(Jangan lupa yaww bantu folow akun Ig @sya_gelow )

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syana Elvania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Talak untuk istri pertama

Dengan sisa tenaganya Elara mendorong tubuh suaminya. Melepaskan diri dari pelukan hangat yang sebenarnya sangat dibutuhkan nya. Namun, rasa kecewanya pada pria itu jauh lebih besar. "Pergi!. Aku mau sendiri!." Usir nya menghapus kasar sisa air matanya.

"Tapi sayang. Aku tidak bisa meninggalkan mu dalam kondisi seperti ini. Ku mohon biarkan aku disini. Memastikan kamu baik baik saja."

Ia tersenyum getir mendengar perkataan suaminya. "Buat apa kamu peduli dengan ku?. Lebih baik kamu pergi. Aku sudah terbiasa tanpa mu. Dan tolong keluar dari kamar ini. Tinggal kan aku sendiri atau harus kah aku yang pergi?."

Pria itu maju menghalangi jalan istri nya yang hendak pergi. Menghela nafas berat dan memilih untuk mengalah. Memberikan istrinya ruang sendiri. Seperti yang dimintanya. "Jangan. aku akan menunggu diluar. Aku tidak akan pergi."

Ia membuang wajah. tidak ingin menatap suaminya. Ketika akhirnya suaminya benar benar pergi dari kamar mereka. Tubuhnya, seketika luruh ke lantai yang dingin. 'aku tidak ingin seperti ini. Tapi kamu tidak kunjung mencari jalan keluar atas masalah kita.' batinnya menatap nanar pintu kamar dimana suaminya pergi.

Atensinya beralih menatap hampa foto pernikahan nya dan Erlangga. Senyum difoto itu begitu bahagia dan tulus walaupun menyimpan beban berat. Jari jemari lentiknya meraih bingkai foto yang terpajang diatas nakas kayu, samping ranjangnya. Mengusap foto itu dengan tangan gemetar. 'maaf tapi kali ini aku benar benar lelah dengan semua ini.' lirih Elara memeluk foto itu erat. Sembari berharap bahwa hari esok akan jauh lebih baik lagi.

Begitu lama ia menangis hingga akhirnya, kedua kelopak mata indah itu mulai tertutup dengan nafasnya yang kian mulai teratur. Elara terlelap dalam tidur nyenyak. Dengan posisi duduk bersandar pada tepi ranjangnya. Memeluk foto pernikahannya. Mungkin karna terlalu lelah setelah melewati hari yang cukup panjang ini.

Sinar matahari pagi masuk menembus jendela yang tertutup gorden putih. Menerpa wajah Elara. Ia bisa merasakan pelukan hangat seseorang. Mungkin kah suaminya. Ia Menoleh kebelakang, mendapati wajah lelah sang suami yang tertidur pulas memeluknya. Bahkan semakin mengeratkan nya. Bersembunyi pada tubuhnya saat sinar matahari pagi menerpa nya. Seperti enggan untuk bangun.

Elara bergerak bangun. Melepaskan diri dari pelukan suaminya. Membuat suaminya terpaksa terbangun. Ia hanya menatap dingin pria itu. Amarahnya masih belum mereda. Memilih untuk pergi kekamar mandi. Namun, langkahnya terhenti lantaran Erlangga mencekal pergelangan tangannya.

"Sayang... Kamu mau pergi kemana?." Tanya Erlangga dengan suara serak. Yang khawatir wanita nya akan pergi lagi.

Elara menepis tangan suaminya dan melanjutkan langkahnya pergi kekamar mandi. Untuk bersiap rencananya dirinya ingin pergi. Pulang kerumahnya yang lama. Buat apa juga ia disini.

Toh. Ia sering sendirian dirumah besar tanpa tahu harus melakukan apa. Maklum saja dirinya sering ditinggal Erlangga. Lebih baik ia kembali saja kerumah lamanya. Ia juga merindukan rumahnya dengan kehangatan yang masih membekas didalam nya.

Selang 30 menit Elara sudah rapih dengan dress di bawah lutut serta rambut yang terurai bebas. Mengambil tas yang sering dirinya bawa keluar. Tidak lupa ia juga memesan taksi melalui aplikasi di ponsel nya.

"Kamu mau pergi kemana?." Tanya Erlangga yang sedari tadi diam menahan diri, sembari mengamati istri nya.

"Apa urusan kamu?. Dan stop pedulikan aku lagi. Aku udah ga butuh itu. Dan ingat kesempatan aku udah habis. Aku udah capek sama kamu. Aku udah muak sama kamu!." Tegasnya marah.

Pendar matanya menunjukkan kekecewaan mendalam pada pria yang begitu dia cintai. Cepat cepat ia berbalik menghapus air matanya. Sudah cukup dirinya menangis untuk pria itu.

Dengan langkah mantap elara pergi tidak memperdulikan panggilan suaminya dan semakin mempercepat langkah jenjangnya, hampir setengah berlari.

"Elara. Berhenti!. Aku tahu kamu marah!. Tapi tolong jangan seperti ini!. Kamu sedang mengandung. Kumohon kita bisa bicarakan baik baik."

Langkah nya terhenti, tertegun mendengar suaminya masih membahas kehamilan nya yang bahkan sudah tidak ada. Ia tersenyum getir. Melanjutkan langkahnya semakin cepat.

"Elara tunggu!. Sayang, tolong ku mohon. kita bisa bicarakan baik baik jangan seperti ini." Erlangga berlari menyusul Elara, mencekal pergelangan tangan wanitanya menariknya kedalam dekapan eratnya takut jikalau melepaskan nya elara akan pergi.

"Maaf sayang. Maaf. Tolong jangan tinggalkan aku. Aku tahu aku terlalu bodoh. Tidak bisa mengendalikan situasi."

Elara tertegun mendengar perkataan suaminya. bahkan bahu pria itu bergetar dan ia bisa merasakan sesuatu yang basah di bahunya. Mungkin kah suaminya menangis?.

"Maaf. Tolong jangan tinggalkan aku." Bisik Erlangga disela isakan nya. Begitu takut kehilangan wanita yang paling dicintainya.

Elara menghela nafas berat. Menyerah dengan hati nya. "Aku mau maafin kamu. Tapi kamu selalu mengecewakan ku. Kamu selalu mengulanginya lagi. Apa maaf ku terlalu mudah hingga kamu menganggap nya enteng?." Tanya Elara. Cairan bening meleleh tanpa bisa dicegah nya.

"Aku tahu aku salah!. Aku bodoh!. Seharusnya aku fokus pada masa depan ku dengan mu. Seharusnya aku memilih keputusan yang benar benar ku ingin kan. Ini semua salah ku. Maaf sayang. Aku berjanji akan memperbaiki nya."

"Janji?. kamu selalu berjanji padaku. Dan sekarang aku tidak butuh janji ataupun perkataan maaf mu. Karna itu sudah tidak dapat merubah apa yang telah terjadi. Seharusnya sejak awal aku sadar dan tidak menerima lamaran mu. Jika aku tahu akhirnya akan seperti ini." Lirih Elara.

Membuat pria itu semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan katakan itu kumohon. Aku mencintaimu mu dan pernikahan kita tidak salah. Kita saling mencintai. Memang seharusnya aku tidak menuruti mamah. Aku seharusnya memilih mu menjadi kan mu satu satunya wanita di hidupku. Ini salah ku yang meletakkan mu diposisi yang salah."

Elara hanya mampu diam membisu, mencoba menenangkan hatinya yang berperang keras dengan egonya.

Derap langkah high heels menggema. Berdetak mantap dilantai marmer. Seorang wanita dengan tampilan modis dan anggun berjalan mendekat sembari mendorong kursi roda dimana terdapat wanita paruh baya dengan sweater dan syal di lehernya.

Elara menoleh menyadari kehadiran dua orang wanita yang begitu tidak ia duga. Segera ia melepaskan pelukan suaminya menghapus kasar air matanya. Begitu pula Erlangga.

"Ada apa kalian datang kemari." Tanya Erlangga dingin. Menarik sang istri kebelakang nya dengan gerakan melindungi.

"Memangnya kenapa?. Mamah tidak boleh datang kesini?." Tanya Mita. Melirik sinis Elara. Apalagi melihat putranya menangis karna wanita yang bahkan tidak pantas bersanding dengan putranya.

"Sudah lah mah. Mamah tenang dulu kan mamah habis pulang dari rumah sakit." Ujar Lala berpura-pura menenangkan Mita. Sebelum kembali menatap Erlangga dengan senyum selembut mungkin.

"Aku dan mamah datang kemari. Karna seperti nya kamu sangat betah berlama-lama dengan istri kedua mu itu. Sampai tidak ingat jika istri mu bukan hanya satu. Bahkan kamu melupakan ibumu." Sindir Lala.

"Jaga mulut mu. Lebih baik kalian pergi dari sini." Kecam Erlangga tidak menyukai kehadiran Lala.

Elara hanya diam sudah terbiasa dengan sikap Lala dan Mita. Ia memilih untuk menenangkan dirinya menghapus jejak air mata yang membekas diwajahnya.

"Erlangga!. Kamu berani mengusir mamah!. Sejak kamu menikah dengan wanita itu kamu selalu membantah perkataan mamah. Apa kamu tidak menganggap mamah lagi!."

Erlangga menghela nafas kasar. "Maaf mah. Erlangga sudah dewasa jadi berhenti mengatur Erlangga lagi!. Selama ini Erlangga sudah menuruti keinginan mamah yang sangat bertentangan dengan keinginan ku. Sekarang keputusan ku sudah bulat. Entah mamah akan menyukainya atau tidak. Tapi detik ini juga saya Erlangga Lysander menceraikan kamu Lalana Angelita!." Tegas Erlangga dengan lantang mengejutkan semua orang yang ada disana. Atas jatuh talak yang diberikan Erlangga pada Lala.

1
shizi ah
Terus menulis, jangan kapok ya thor!
Syana Elvania: aman ajaaa
total 1 replies
Rowan
Cerita yang menghanyutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!