April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.
April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.
April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.
Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.
Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.
Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Merasa ada seseorang yang mengenali dirinya, Janeta pun mendongak menatap April. "Kau tahu namaku ?" tanyanya sembari mengingat wajah wanita di hadapannya. Namun, sama sekali ia tidak ingat.
Lalu Connor menarik pintu berusaha megeluarkan ODGJ itu. Dari luar terlihat pengemis mencari Janeta. April mengerti situasi itu.
"Connor, aku mengenal wanita ini. Untuk sementara biarkan dulu dia di dalam sini." ujar April lalu Connor kembali ke kemudi. Pengemis yang mencari Janeta pun sudah pergi. Karena lampu sudah berwarna hijau, mobil pun melaju. Dari arah spion mobil, Connor tetap waspada.
David yang awaknya ketakutan, kini sudah tidak lagi.
"Ibu mengenal wanita ini ?" tanya David menatap ibunya lalu beralih menatap Janeta.
"Hm, dia adalah teman ibu." April mencoba bersikap ramah agar tidak membuat Janeta ketakutan.
"Siapa kamu ?" Janeta masih tetap tidak ingat.
"Aku April. Mantan istrinya Eric, suami kamu." sahut April. Meski luka lama terbuka kembali, April tak mempermasalahkan itu. Ia sudah bahagia dengan David dan Dave.
Janeta tampak mengingat dan menit berikutnya ia mengingat peristiwa 5 tahun lalu saat April diusir oleh Eric dari rumah.
"Ya, aku ingat kamu."
"Janeta, apa yang terjadi denganmu ? Kamu mengapa berpenampilan seperti ini ?" sederet pertanyaan yang April lontarkan karena ia penasaran dengan keadaan Janeta terlihat kurus, berantakan dan berseragam penghuni RSJ.
Lantas raut muka Janeta berubah sendu lalu menangis kencang. Connor sampai dibuatnya kaget apalagi si kecil David.
"Tenang, kamu aman di sini. Ceritakan padaku !" hibur April lantas membuat Janeta seketika diam.
"Ini karena wanita tua itu. Aku tahu betul, dia telah menukar bayiku dengan boneka. Lalu Eric, bahkan dia bungkam tak memperdulikan aku. Aku dianggap gila dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Aku mencoba mencari kesempatan untuk bisa kabur. Dan sekarang aku bebas. April, kamu percayakan padaku. Aku tidak gila, sungguh !" lalu Janeta mengambil tangan April membawanya dalam dekapan.
April menatap iba. Ia juga seorang ibu, tahu betul bagaimana perasaanya. "Iya, aku percaya padamu."
"Terima kasih, April. Maafkan atas kesalahan ku dulu yang merebut Eric darimu." sesal Janeta.
"Itu hanyalah masa lalu, aku sudah melupakan semuanya. Lalu, di mana Eric ? Apa dia tahu kamu kabur ?"
"Setelah aku dimasukkan ke RSJ, sampai saat ini aku tidak pernah dijenguk dan tidak tahu keadaannya."
April sangat miris mendengar cerita Janeta.
"Apa ini putramu ?" Janeta ingin menggapai wajah David, setrika David memundurkan wajahnya karena takut.
April meyakinkan David jika temannya ini adalah orang baik, jadi tidak perlu takut. David memajukan wajahnya meski terlihat ragu sehingga Janeta bisa merabanya.
"Mungkin putraku juga sudah sebesar ini." Gumam Janeta sembari berkaca - kaca.
"Wanita tua itu harus kita cari, April !" Janeta penuh dengan luapan emosi.
"Maksud kamu, Rieka ?"
"Iya. Dia bukan hanya menukar bayiku dengan boneka. Tapi juga telah menjual bayiku. Itu tidak hanya terjadi padaku. Padamu juga."
April tidak mengerti, "Padaku, maksud kamu ?"
Janeta lalu membuka tabir rahasia yang ia dengar secara langsung saat Rieka bicara dengan Eric.
"Malam itu. Aku mendengar jelas Eric menyinggung namamu." Janeta tidak bisa melupakan peristiwa itu dan terus terngiang setiap akan tidur.
"Ibu dan Eric telah menjual bayimu dan menukar dengan jasad bayi."
Jedar !
April bagaikan tersengat listrik, seluruh tubuhnya berubah menegang.
"Apa ! Jadi, Aril masih hidup !" April bahagianya bukan kepalang. Air matanya tak terasa jatuh membasahi pipinya. "Putraku masih hidup ?" gumamnya masih tetap tidak percaya.
David yang masih terlalu muda untuk mendengar kisah pilu mereka. Ia mengusap pipi ibu susunya. "Ibu, jangan menangis!" Tangan mungil David tak berhenti mengusap.
"Iya, Sayang. Ibu baik - baik saja." April mengusap sudut matanya yang masih berair.
Connor yang sejak tadi hanya menyimak saja pun ikut terharu.
.
"Kau, bajingan!" umpat Laurent sembari menarik selimut untuk menutupi belahan dadanya yang terekspose. Ia sangat shock dengan keadaan kamar yang ia tempati sekarang. Ia tak ingat apa pun, terakhir ia minum terlalu banyak dan mabuk. Terlihat semua pakaiannya berserakan di lantai.
Lalu Eric bangkit dan mengenakan pakaian lengkapnya. "Kamu begitu liar dan sempit. Aku menyukaimu, Nona Laurent."
"Brengsek Kau ! Tahu namaku dari mana !"
"Itu tidak penting. Jika terjadi sesuatu padamu, aku akan bertangung jawab." lalu Eric megeluarkan kartu namanya.
Laurent mengambil kartu nama itu dengan enggan. "Eric Parker ? Pemilik casino di kota ini ?" Laurent tidak asing dengan nama pria bertubuh kekar ini, hanya saja tidak pernah tersorot publik.
"Bagus, kau mengenalku dengan cukup baik. Aku ada urusan dan harus pergi." Eric mendekat ke arah Laurent lalu berbisik di telinganya. "Terimakasih, permainanmu sangat jago meski ini pertama bagimu."
Ucapan Eric membuat wajah Laurent bersemu merah. Jujur saja, Laurent belum tersentuh sekalipun oleh pria lain meskipun menetap lama di luar negeri. Karena hanya Dave yang ia banggakan.
Siapa sangka justru ia datang ke klub membuat keperawanan nya diambil pria penjudi ini.
"Sial kau !" umpat Laurent setelah Eric berhasil mengecup bibirnya.
Eric tersenyum bahagia. Sudah sangat lama ia tidak menyentuh wanita lagi dan pertemuan pertama dengan Laurent membuatnya candu. Tapi, tidak mengubah niat awalnya untuk mencari April dan Aril. Lalu ia pun pergi.
Laurent segera mengenakan pakaian lengkapnya. Ia hanya bermimpi sedang bermain dengan Dave semalam, tidak disangka itu nyata bahkan ia begitu liar di atas ranjang.
Laurent segera pulang dengan perasaan kesal dan marah.
"Ibu ...!" teriak Laurent panjang ketika memasuki rumah.
"Laurent, akhirnya kamu pulang juga. Kemana semalam tidak pulang ?" Sania datang menghampiri putri bungsunya dengan perasaan cemas dan gelisah.
Laurent tidak mungkin cerita tentang kejadian semalam.
"Ibu. Ini masalah yang gawat !"
"Apanya yang gawat ? Kau baru pulang, bau. Mandilah !" Sania mengibaskan tangannya sambil memencet hidung.
Laurent mengendus bau tubuhnya, lalu mengabaikan. "Kak Dave rupanya menikahi baby sister sialan itu."
Sania pun kaget, " Kau tahu dari siapa ?"
"Semalam aku menemui Nika dan bertanya langsung padanya mengenai kehidupan Kak Dave. Pokoknya Ibu, Kak Dave harus menjadi milikku. Aku tidak rela dia dimiliki wanita lain." Lalu ia menangis sedih.
"Laurent, kasihan sekali kamu. Ibu bisa bantu apa untuk mewujudkan mimpimu ?" Sania tak tega melihat putrinya hancur yang kesekian kalinya. Cintanya pada Dave benar - benar membuatnya hampir gila dan menjadi jomblo sekian lama.
"Menyingkirkan baby sister itu adalah tujuan utama ku." Laurent harus menyusun rencana untuk memisahkan Dave dan April.
"Ibu akan membantumu untuk memikirkan cara agar Dave bisa cerai dengan baby sister itu. Em, Laurent, lehermu seperti habis digigit serangga. Cobalah untuk bercermin, merah semua." Sania memperhatikan leher putrinya.
Deg !
Laurent bergegas lari karena malu menuju kamarnya.
"Ibu tidak boleh tahu ini. Dasar Eric sialan !"