Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keduapuluh Empat Gosip
Setelah kejadian penculikan Dewina merasa sedikit trauma , padahal kejadian beberapa waktu lalu ia masih biasa saja . "Kenapa aku jadi penakut sih batinnya ,
Pagi itu ia kembali bekerja dengan bersepeda , Di perjalanan ia melihat seorang ibu-ibu sedang berbelanja di tukang sayur pagi menghampiri , " Asyik sekali ngobrolnya ibu-ibu pada belanja ,"katanya sambil berjalan melewati ibu-ibu tersebut .
"Dewina sudah sembuh?“ tanya ibu memakai jilbab melihat Dewina , “Sudah Bu , jawabnya sambil berlalu pergi .
"Sekarang Dewina agak kurus ya padahal dulu badannya berisi , apa karena ia sering melamun ,“ kata ibu yang memakai gamis . “Iya mungkin saja dia kan aneh orangnya ," sahut ibu yang pakai daster pendek .
"Kalian ini seorang ibu rumah tangga senang sekali ngomongin orang lain ,"kata penjual sayur ,"Memang kenyataannya seperti itu ,“ kata ibu yang pakai daster pendek . “Sudah jangan di bahas lagi tidak baik ," kata penjual sayur menghentikan obrolannya.
Dewina sampai di tempat kerja bertemu dengan Santi merasa terkejut pandangannya tidak lepas dari setiap gerak Santi yang begitu santai , Santi menoleh ketika seseorang berada didekatnya ,"Dewina ,,, ," katannya dengan nada terkejut memang benar terkejut ,
"Kenapa kamu melihatku seperti melihat hantu , apa aku mirip hantu ," Dewina mengejek Santi sambil membereskan bekas masakan dan mencucinya .Santi meneliti tubuh Dewina dari atas sampai bawah , Hanum baru selesai menyapu bagian depan melihat kedua temannya merasa ada yang aneh meletakkan sapu dipojokan dapur .
"Kalian kenapa aneh sih temenan sudah lama seperti orang lama tidak bertemu saja ,“ Hanum menggelengkan kepala berjalan mengambil lauk di bawa ke meja etalase depan .
Dewina mengikuti Hanum sambil membawa sayur dan diletakkan di meja etalase . "Sejak kapan Santi mulai bekerja?" Dewina sambil menata makanan di meja etalase , "Sudah dua harian sih , bukannya kamu tahu ya ," Hanum menatap Dewina aneh ,
Dewina tersenyum melihat Hanum lalu mereka duduk menunggu pembeli datang.. Di dapur Santi menelpon Ramos dengan serius , "Kamu gimana sih katanya mau membuat Dewina mampus kenapa dia sehat begitu , payah ," bentak Santi kesal ,rencananya membuang Dewina selalu gagal ,
Ramos tertawa puas mendengar perkataan Santi , lalu berkata ."Kamu lupa kalau aku tidak mau beririsan dengan perempuan itu , aku tidak mau buang-buang waktu ," Ramos mematikan teleponnya , Santi merasa dipermainkan oleh Ramos ia akan balas dendam pada Ramos .
Ibu Siti melihat Santi diam di dapur sedang menerima telepon sempat mendengar percakapannya , dengan berpura-pura mengambil sesuatu agar Santi tidak merasa curiga .
Santi terkejut ketika berbalik melihat Ibu Siti sedang membawa panci berisi sayur berjalan ke depan menatap curiga ."Apakah Bu Siti mendengar aku telepon sama Ramos ya gumamnya kemudian bersikap biasa seolah tidak terjadi sesuatu sambil berjalan ke depan membantu ke dua temannya di depan.
Ibu Siti pura-pura tidak melihat Santi sedang berbicara dengan pembeli yang duduk satu meja dengannya . "Jeng itu Santi kok masih kamu pertahanin sih kayak gak ada orang lain saja ," kata pelanggan teman Ibu Siti bernama Sri .
Ibu Siti melihat Santi bersikap biasa saja .“Aku kasihan sama dia karena ibunya sedang sakit gimana juga dia juga sudah lama di sini kalau tidak bekerja kan kasihan ," jawab Ibu Siti .
"Hati-hati nanti kamu dimanfaatin sama dia ," sahut orang bernama Sri.
