Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.
Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.
suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.
Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. hutan imajinasi
Edward masuk ke dalam cermin, gerbang utama yang dimaksud oleh Resta.
"Semoga tuan pulang dengan selamat." gumam Resta melihat tuan sudah masuk ke dalam gerbang.
Edward melihat tidak ada yang mencurigakan sedikitpun malah hutan ini terlihat tenang, setiap hutan pasti memiliki penjaga tapi kali ini masih terbilang tenang.
Beberapa langkah Edward masuk ke dalam hutan dia mendengar suara nyanyian, Edward membalikan tubuh untuk mencari sumber suara tersebut.
"Siapa kamu. Keluar kamu jangan jadi pecundang." ucap Edward dengan lantang.
"Hahaha." Edward terus berjaga saat terdengar suara wanita terdengar indah, bagi Edward suara itu terkesan seperti nenek lampir.
"Hai tampan. Kamu sangat harum sekali, apa saya boleh menyentuh tubuhmu yang harum ini." ucap wanita itu yang sedikit memberikan belaian lembut, Edward seketika terhanyut saat wanita itu seperti melakukan sesuatu ke tubuhnya.
Sebelum wanita ini melakukan hal lebih, Edward dengan cepat menghindar dan menghajar menggunakan pedang yang selama ini dia bawa untuk perang.
Wush!!
Edward mengarahkan pedang panjang seperti samurai berbentuk lengkung khas kastil yang diwariskan oleh sang ayah. Pedang itu terus mengenai wanita yang kini menjadi lawannya.
Saat pedang wanita tersebut ingin mengenai tubuhnya, Edward dengan cepat menghindar. Gerakan cepat dan gesit yang Edward lakukan membuat wanita itu semakin gencar melakukan perlawanan.
"Sial! Pria ini sangat hebat. Kalau seperti ini aku akan kalah melawannya." batin wanita itu saat melihat Edward tidak terkalahkan, sudah banyak luka di bagian tubuh tetapi pria ini sama sekali tidak merasakan sakit sedikitpun.
Srak!! Srak!!
Wanita itu terus melawan Edward, lagi lagi Edward bisa menghindari lawan mainnya. Saat lawannya jatuh Edward mengarahkan pedang itu tepat di depan wajahnya, membuat kedua tangannya itu menyentuh pedang buat wajah cantiknya itu tidak terkena goresan ujung pedang.
"Siapa kamu sebenarnya. Kenapa kamu sangat kuat, kenapa kamu bisa masuk ke hutan imajinasi." ujarnya menatap Edward, Edward menarik pedangnya membuat wanita itu menghela nafas.
Edward mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu bangun, "Saya Edward Snowden."
Mendengar nama itu wanita tersebut langsung menghormatinya, "Tuan! Selamat datang tuan di hutan imajinasi."
"Kamu mengenal saya?" tanya Edward dengan bingung.
Wanita itu tersenyum, "Tidak mungkin saya tidak mengenal anda tuan. Anda anak dari tuan Snowden, raja Snowden dan ratu Balqis keturunan iblis paling kuat penguasa alam."
"Berdirilah." pinta Edward membuat wanita itu langsung berdiri dengan tegak.
"Buat apa tuan datang ke hutan imajinasi."
Mereka berbicara sambil melangkah, keduanya berjalan secara beriringan. "Saya sedang mencari kekuatan batu kristal."
"Sihir batu kristal?" wanita itu memikirkan apa yang dikatakan Edward.
"Buat apa tuan mau mencari kekuatan itu?" wanita tersebut menatap Edward, barulah pria tersebut menceritakan kondisi kastil yang sebenarnya.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak tahu kalau keadaan kastil dalam bahaya, seluruh alam sudah dikuasai oleh Syabru iblis yang paling jahat di dunia ini. Tidak ada satupun yang berani melawannya, kekuatan dia lebih hebat dari pada kekuatan yang lain termaksud saya tuan."
"Saya tahu itu, hanya ayah saya yang bisa melawan dan memusnahkan Syabru. Syabru sedang mencari saya, dia mengincar saya karena saya garis keturunan yang dimiliki ayah saya."
"Saya memiliki kekuatan atau kemampuan seperti ayah saya, malah melebih ayah dan ibu saya. Makanya Syabru ingin membunuh dan menguasai kastil."
"Baiklah tuan, saya akan antar tuan untuk menemui penjaga batu kristal." ucapnya, Edward mengangguk dan mengikuti langkah wanita itu.
...•••...
"Ini tempatnya tuan." ucapnya saat mereka sudah tiba di dunia dimana tidak akan bisa semua orang berhasil masuk ke dalam.
"Hanya tempat biasa." batin Edward melihat pintu masuk seperti pintu kamar Fania.
Wush!!
Penjaga gerbang batu kristal datang, saat melihat ada orang asing masuk ke kawasannya.
"Kakek." Wanita itu membungkuk sedikit seperti tanda hormat.
"Jaz. Siapa dia? Siapa yang kamu bawa kemari." ucap sang kakek yang melihat ada pria tampan datang, dengan auranya saja sangat berbeda.
"Dia Edward kakek. Anak dari raja Snowden dan ratu Balqis." ujar Jaz memberitahu sang kakek.
Mendengar itu pria tersebut langsung menghormati anak dari raja dan ratu Snowden sang penguasa dunia.
"Maafkan saya tidak mengenal tuan."
"Tidak masalah. Saya ingin mencari tahu tentang kekuatan sihir batu kristal, apa Kakek tahu dimana tempatnya."
Kakek tersebut tertawa kecil saat mendengar perkataan Edward, "Dibelakang saya tempatnya tuan. Tapi sudah banyak iblis atau alam lain masuk ke dalam, tidak ada satupun yang keluar dengan selamat."
Mendengar itu Edward menoleh, "Kenapa? Apa tempatnya begitu berbahaya sampai mereka tidak bisa kembali dalam keadaan utuh."
"Kamu benar Edward. Walaupun ada satu orang yang bisa keluar dengan selamat itu suatu anugrah, tidak ada yang berani masuk kecuali mereka memberikan sebuah imbalan.
"Imbalan? Maksud kalian imbalan seperti apa." tanya Edward yang tidak mengerti maksud dari kakek tua ini.
"Dulu penjaga batu kristal seorang putra mahkota dari dalam laut, mereka memiliki kekuatan yang begitu dahsyat. Suatu ketika putra mahkota jatuh cinta dengan seorang putri anak dari Ratu gunung Cakra."
"Gunung yang terbuat dari salju. Gunung itu sangat indah dan nyaman, banyak penghuni gunung pada mencintai tempat itu termasuk Jaz cucu Kakek."
"Saat mereka melakukan kelas ilmu bela diri pedang untuk mendapatkan pedang salju yang diserahkan oleh ratu Felisha. Putra mahkota datang bersama dengan raja dan ratu, awalnya mereka baik baik saja sampai suatu ketika mereka memiliki perselisihan."
"Sebelum terjadi masalah putra mahkota sudah jatuh cinta dengan putri dari ratu Felisha. Mereka saling jatuh cinta satu sama lain, saat kejadian dimana di antara mereka berdua akhirnya memilih bermusuhan membuat putra mahkota dan putri Diana berjaga jarak."
"Mereka memilih untuk hidup masing-masing dan menjalani perjodohan yang disepakati kedua keluarga masing-masing. Tetapi mereka salah, kedua keluarga ini menganggap kalau cinta mereka tidak akan tumbuh."
"Saat mereka memiliki keluarga masing-masing putri Diana dan raja Hendry bertemu kembali tanpa sepengetahuan pasangan mereka. Mulai saat itu terjadi konflik yang amat besar membuat putri Diana diasingkan oleh raja Louis, sedangkan raja Hendry dikutuk tidak akan bertemu kembali dengan cinta sejatinya."
"Mulai saat itu tempat ini menjadi seperti neraka, mungkin dari kisah cinta mereka yang membuat orang lain ingin mendapatkan batu kristal itu terkurung dalam kehidupan khayalan mereka."
Kakek itu menatap Edward, "Kakek bisa aja membantu kamu untuk mendapatkan batu kristal itu, tetapi kakek sudah sangat tua tidak bisa membantu kamu lebih jauh lagi."
"Kamu harus ingat Edward, jangan pernah merasa kalau apa yang terjadi di dalam tertimpa di kehidupan nyata kamu. Kamu harus bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, jangan sampai kamu terjebak seperti mereka semua." Kakek itu seperti memperingati Edward untuk berjaga-jaga.
"Baik kakek."
Gerbang tersebut terbuka saat si kakek mengeluarkan sihir untuk membuka gerbang, gerbang itu akhirnya terbuka lebar. Edward berpamitan kepada mereka dan memilih masuk ke dalam.
Entah seberapa bahayanya di dalam, semoga dia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
Edward melihat sekeliling tempat, banyak sekali suara dan teriakan yang begitu dahsyat di dalam tempat ini. Malah tempat ini melebih neraka, Edward terkejut saat melihat ada satu hewan yang sangat besar, mungkin hewan itu adalah jelmaan dari raja Hendry.
Seperti ular berkepala tiga, ular itu nampak seram dan setiap kepala memiliki batu yang berbeda warna dan bentuk. Dia tidak tahu batu kristal yang dia dapatkan seperti apa, saat Edward ingin mendekati tempat itu.
Ternyata ular berkepala tiga itu, mengelilingi sebuah pedang. Pegang yang amat panjang dan kuat, seperti yang diceritakan oleh si kakek sebelum dia masuk ke tempat ini.
"Apa maksud kakek pedang yang diceritakan olehnya yang dijaga oleh ular berkepala tiga. Gimana caranya aku bisa mencabutnya, dan menghancurkan ular berkepala tiga itu." batin Edward saat dia melihat bahwa ular itu sedang tertidur pulas.