NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:542
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Ujian dari Kakak Ipar

6

              Malam itu Salma meninggalkan cucian piring kotor bekas Vania dan keluarganya. Yang Salma cuci hanya bekas dirinya dan bekas mama Nanda saja. Lalu, tidak lama Salma ke kamar lagi dan ternyata mama Nanda belum tidur.

“Mama nelepon Rafa?” tanya Salma. Sambil membawa bantal. Dan selimut kecil.

“Iya. Mama tau kok kamu di suruhkan sama Vania?” Salma hanya diam tidak menjawab. “Vania itu emang kadang suka gitu. Udah kamu kalau misalkan Vania nyuruh-nyuruh apapun jangan kamu dengerin yah.”

“Mah, aku tidurnya disini sama mama bolehkan?”

“Boleh banget, sayang sini. Mama juga udah lama baget gak tidur berdua. Mama selama disini tidur pasti sendirian.”

              Mama Nanda bercerita kalau semenjak Kemo mama Nanda memang tinggal bersama Vania tapi terkadang di rumah Vinia juga. Malam itu banyak hal yang Salma dan mama nanda obrolkan hingga keduanya tertidur.

              Hari ini Salma seharusnya sudah masuk kerja akan tetapi karena ia harus menjaga mama Nanda alhasil Salma masih mengajukan izin terlebih dahulu. Setelah selesai sarapan Salma lagi-lagi meninggalakn cucian piring bekas Vania.

“Mah, bosen gak?”  tanya Salma. “Kalau jalan-jalan mama kuat gak? Nanti Salma yang dorong kursi rodanya.”

“Emangnya kamu mau bawa mama kemana?” tanya Mama Nanda.

“Kita ke mall ajalah yuk, mah. apa gitu, kita belanja atau ya cuci matalah.”

              Tentunya Salma izin dulu ke Rafa dan Vania juga. Karena ia memang takut akan kondisi mama Nanda, takutnya memang tidak boleh dibawa untuk jalan-jalan.

              Mereka berdua jalan-jalan di mall berdua saja. Tadinya Salma mengajak mamanya juga namun kebetulan hari ini mamanya tidak bisa karena sedang ada acara lain. Tidak benyak yang dilakukan. Keduanya hanya membeli beberapa makanan, dan baju. Sisanya hanya makan saja.

              Rafa menerima foto mama Nanda dan Salma. Biar bagaimanapun Salma harus tetap pada perannya sebagai istri dari Rafa. Ia mengirimkan beberapa foto pada Rafa yang sebentar lagi naik penerbangan menuju Kanada setelah transit panjang di Hongkong.

              Rafa senang melihat ibunya yang nampak kembali ceria, lebih ceria dari biasanya namun, yang paling Rafa lihat sekarang adalah wajah Salma. Diam-diam wajah Salma ia zoom. Dan Rafa baru menyadari jika Salma memiliki tahi lalat di dekat bibirnya.

“Aku bahkan baru lihat ini sekarang,” kata Rafa. Sambil mengagumi wajah Salma yang lagi-lagi terlihat cantik.

              Salma dan mama Nanda pukul sekitar pukul tiga sore. Seharusnya Vania dan suaminya sudah harus pulang karena mereka berjanji hari ini akan pulang. Namun Salma tunggu hingga malam mereka tak kunjung juga pulang.

              Salma malah menadapatkan pesan singkat dari Vania mengabarkan jika mereka akan menginap dua malam lagi. Mendengar hal itu Salma kesal luar biasa. Jika mereka menginap dua malam lagi bagaimana ia bekerja.

“Hallo, mbak. Kok nginep dua malam lagi sih. Terus ini mama sama siapa?”

“Ya kamu jagain dulu kenapa sih nanggung ini,” kata Vania dalam sambungan telepon.

“Aku anterin mama ke rumah Mba Vini, yah, mbak. Soalnya besok aku harus kerja. Aku pulang sore.”

“Kamu ini kok kesannya jadi kayak gak mau jagain mama sih. Baru juga di titipin dua hari.”

“Mbak, bukannya gak mau jagain. Tapi aku besok udah mulai masuk kantor lagi. Biar aku anterin deh ke rumah mbak Vini.”

“Vini juga ada disini. Dia nyusul makanya kita minta tolong kamu. Kenapa timbang minta tolong juga kamu gak mau.”

“Mbak, aku gak keberatan jagain mama. Tapi kalau siang-siang siapa yang mau masak buat mama. Aku gak mungkin sampai harus pulang dulu.”

“Baru dititipin bentar aja kamu udah gak mau. Kita itu Cuma minta tolong dua hari lagi. baru juga jadi menantu kemarin kamu udah berani sama kakak ipar. Timbang kakak ipar minta tolong jagain doang kok gak mau sih.”

“Mbak aku-“

              Lalu sambungan terputus. Disini Salma kesal pada kedua kakak Rafa. Kembali lagi bukan ia tidak mau tapi selama dia bekerja siapa yang akan menjaga mama Nanda. Salma sudah tidak mungkin kembali izin tidak masuk kerja.

              Malam itu, Salma kembali tidur dengan mama Nanda. Dan ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Melihat mama Nanda yang ringkih membuat Salma tidak tega untuk meninggalkan.

              Alhasil, pagi ini Salma kembali menelepon atasannya dan mengatakan ia tidak bisa masuk kerja. Kali ini pada saat Salma sedang menelepon mama Nanda mendengar.

Mama Nanda buru-buru menelepn Rafa lagi. Dan rafa yang kebetulan baru sampai di rumah yang ia sewa di Kanada kaget mendengar kabar ini dari ibunya.

“Hah, apa, mah. Gak kerja.”

“Iya mama baru tahu kalau Salma kemarin itu izin gak masuk kerja. Terus barusan mama denger Salma izin gak masuk kerja lagi.”

“Lho, kok bisa sih.”

“Kayaknya Salma gak mau ninggalin mama sendirian, Fa. Soalnya kakak-kakak kamu masih belum balik masih di puncak.”

“Tapi Salma gak cerita sama aku, lho, mah.”

“Kayaknya gaenak bilang kali, Fa. Duh mama jadi ngerasa bersalah nih. Padahal kalau mama di tinggal pun nggak apa-apa kok, Fa. Orang mama serign kok di tinggal Vania.”

“Ya udah aku telepon Salam sekarang ya, Mah.”

              Namun alih-alih menelepon Salma. Rafa justru menghubungi Vania. Dan benar saja Vania masih berada di puncak dengan Vinia.

“Ya kenapa belum pulang? Mbak pikir Salma gak punya kesibukan apa?”

“Fa, kamu tuh. Mbak lagi nguji istri kamu dia kira-kira mau gak kalau di suruh jagain mama.”

“Mbak, sekarang tuh bukan waktunya nguja nguji. Udah gak jaman lagi pake segala macem nguji seseorang. Salma itu punya kesibukan. Dan aku yakin Salma pasti mau jagain mama tapi kalau sampai pekerjaan dia terganggu ya aku gak terima.”

              Rafa dan Vania kakak paling tuanya malah cekcok. Vania tetap berkata menguji Salma tapi Rafa berkata hal itu tidak harus dilakukan. Rafa berkata ini bukan jaman dimana menantu baru atau ipar baru harus di berikan ujian.

              Sementara itu di rumah, meskipun kesal, Salma melanjutkan memasak untuk mama Nanda. Mama nanda tertatih untuk keluar kamar sambil memegang tongkatnya. Ia tidak tega melihat Salma yang harus merelakan pekerjaannya demi menjaganya.

              Mama Nanda masih kuat dan kalaupun harus ditinggalkan selama Salma bekerja mama Nanda tidak keberatan.

“Sal, kamu kerja aja, yah,” kata mama Nanda membu percakapan.

“Aku masih cuti kok, mah. Tenang aja.”

“Mama udah denger kok tadi. Mama gak sengaja denger kamu pas lagi minta izin,” mama Nanda lalu duduk di kursi. “Sal, kalau mau kerja ya kerja aja, ya, sayang. Jangan ngerasa terbebani sama mama. Toh, mama juga sering kok di tinggal sama Vania.”

“Tapi kata mbak Vania mama gak boleh di tinggal. Mama kadang suka jatuh kalau mau ke kamar mandi. Dan kalau itu terjadi Salma pasti bakalan ngerasa bersalah baget.”

“Sal, mama baik-baik aja. Justru mama gak enak sama kamu kalau kamu sampe gak masuk kerja hanya gara-gara mama.”

              Tidak lama Rafa sendiri yang menelepon Salma. Lagi-lagi Rafa juga bilang kalau Salma harus kerja. Apa yang mama Nanda katakan persis sepeti yang Rafa katakan kalau mama Nanda akan baik-baik aja.

“Kerja aja. Mama baik-baik aja kok. Kamu jangan terlalu dengerin mbak Vania. Terus nanti kalau mbak Vania udah pulang, kamu juga pulang aja ke rumah. Udah jangan dengerin ucapan mbak Vania.”

              Setelah diyakinkan oleh Rafa dan mama Nanda, akhirnya Salma hari itu berangkat kerja. Seharian ini Salma benar-benar sibuk. Ia bahkan tidak sempat membuka ponselnya. Salma mengebut pekerjaannya agar ia bisa sampai di rumah lebih cepat.

              Namun ketika ia sampai ke rumah, ia melihat Vania dan suaminya sudah pulang. Ia melihat mobil sudah terparkir manis di garasi.

              Salma lalu ke dalam namun saat ia masuk, Salma kaget karena ia....

Bersambung

Hayo cenayangku bisa tebak kira-kira Salma kenapa atau diapain deh sama kakak ipar mautnya itu wkwkwk

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!